18. Ditolak?

47 6 0
                                    

Rabu Pagi, Hari Nampak Biasa Saja Hari Ini Setelah Dua Kasus Kemarin Di Sekolah Yang Membuat Sekolah Menjadi Gempar, Dan Sekolah Lentera Bangsa Menjadi Topik Pembicaraan Sekolah² Lain Karena Kasus Ini, Direktur SMA Lentera Bangsa jadi Celipungan Bagaimana Cara Untuk Membersihkan Nama Sekolahnya

Pak Saka Sebagai Direktur Utama SMA Lentera Bangsa Ikut Turun Tangan Untuk Menyelesaikan Masalah Ini, Jika Tak Bisa Membersihkan Nama Baik Sekolah Setidaknya Tunjukkan Bahwa SMA Lentera Terbaik

Untung Saja Banyak Siswa-siswi Yang Berprestasi Dan Juga Kreatif Membuat Nama Baik Sekolah Lentera Bangsa Kembali, Apalagi Di Bidang Olahraga, Siswa Maupun Siswi Banyak Memenangkan Penghargaan Antar Sekolah, Antar Provinsi Maupun Antar Negara

Dan Juga Kepintaran Anak Murid Di Sekolah Ini Tak Dapat Tertandingi, Bahkan Pernah Seorang Guru Bungkam Saat Seorang Anak Murid Menjelaskan Soal Yang Salah, Murid Nya Saja Bagus Apalagi Sekolah Dan Gurunya

Sekarang Di Ruang Khusus Pak Direktur Sudah Ada Beberapa Anak Murid Yang Sangat Dekat Dengan Pak Saka, Yaitu Anggota Inti Black Wolf Kecuali Semesta, Entah Kemana Orang Itu

"Wihh Pak Saka Hebat, Bisa Bikin Nama Baik Sekolah Kita Balik" Ucap Agha Dan Pak Saka Hanya Terkekeh

"Ini Semua Berkat Kalian Sebagai Murid-murid Terbaik Di Sekolah Ini, Dengan Mudahnya Sekolah Kita Membaik" Jawab Pak Saka Disertai Senyuman

"Oh iya Dimana Semesta?" Tanya Rani Istri Dari Pak Saka

"Gatau Tan, Tadi Katanya Izin Ke Toilet Tapi Ga Balik²" Jawab Reygan

"Pepet Cewek Kali" Celetuk Agha

"Hhh Mana Ada Semesta Kayak Gitu, Ga Percaya Tante" Ujar Rani Sambil Terkekeh Lalu Menggelengkan Kepalanya

"Maybe Tan" Samudra

"Lah? Yakali Aja Sih, Gppa Lah Daripada Semesta LGBT" Ucap Agha

"Hustt Jaga Omongannya" Tegur Rani dan Agha Hanya Menyengir Tanpa Dosa

"Tau Tuh Tan, Semesta Kan Normal Suka Sama Q--
Ucapan Reygan Terpotong Saat Kedatangan Raka Yang Sudah Kembali Dari Perpustakaan, Reygan Menggaruk Tekuk Lehernya Yang Tak Gatal, Hampir Saja.

"Apa yang Kamu cari Di Perpus Nak?" Tanya Rani

"Gaada Kok Bun Cuma Ambil Buku Aja, Ketinggalan" Jawabnya Lalu Duduk Di Samping Samuel Dan Samudra

"Oh Gitu"

"Iyaa"

Disisi Lain Semesta Sedang Berkeliling Mencari Seseorang Yang Ingin ia Temui, Laki-laki Itu Membawa Bunga Mawar Putih Dan Mawar Merah Di Tangannya, ia menyembunyikan Bunga Itu Di Belakang Badannya Saat Matanya Menemukan Orang Yang Dimaksud

Ia Tersenyum Lalu Mendekat Ke Arah Seorang Gadis Yang Tengah Berjalan Pelan Di Lapangan, Gadis Itu Terlihat Sangat Pucat Tak Seperti Biasanya, Semesta Berdiri Di Hadapan Gadis Itu Membuatnya Berhenti Melangkah, Gadis Itu Mendongak Dan Menatap Manik Semesta

Semesta Berjongkok Di Hadapan Nya Lalu Memegang Satu Tangan Gadis Itu Kemudian Mengeluarkan Bunga Dari Balik Badannya, Semua mata Tertuju Padanya Termasuk Anggota Inti Black Wolf Lainnya Serta Pak Saka Dan Rani Yang Sudah Berada Di Area Lapangan

"Tuhkan Bener" Celetuk Agha Dan Langsung Mendapat Toyoran Dari Reygan, Samudra Melirik Raka Yang Tenang² Saja Namun Tangannya Terlihat Mengepal Di Balik Saku Celananya

"Kak Semesta? Kakak Ngapain" Tanya Gadis Itu Yang Bingung Dengan Perlakuan Semesta Padanya, Semesta Tersenyum Lalu Mencium Punggung Tangan Gadis Itu Membuat Raka Menggertakan Giginya Geram, Padahal Semesta Tau Tentang Gadis Ini Yang Sudah Lama Dikagumi Secara Diam² Oleh Raka

Semesta Tau Ini Salah Tapi Hatinya Tak Bisa Dihohongi, Saat Raka Mengatakan Bahwa Ia Mengagumi Gadis Ini Saat Itulah Juga Semesta Mulai Tertarik dengan Cinta, Namun ia Salah Dalam Menaruh Hati.

"Eem Maukah Kamu Jadi Pacarku?" Ucap Semesta Membuat Siswi-Siswi Heboh, Gadis Ini Bingung Mau Menjawab Apa, Yang ia Tau Ia Sedang Tidak Mau Menjalin Hubungan Dengan Siapapun

"Maaf" Ujar Gadis Ini Lalu Melepaskan Tangan Semesta Dari Tangannya

"Kau Menolak Ku?" Tanya Semesta Dengan Senyuman Yang Mulai Memudar

"Maaf Kak, Ak Lagi Gamau Menjalin Hubungan Dengan Siapapun, Atau Lebih Tepatnya Gamau Pacaran" Jawab Gadis Itu Menatap Mata Semesta Yang Penuh Dengan Kekecewaan

"Aah Hhh Bagus Juga Jawaban Lu Queen, Makasih Udah Bantu Dialog Gue" Ucap Semesta Tiba-tiba Sambil Terkekeh Lalu Berdiri, Queen Mengernyitkan Dahinya Bingung Lalu Memukul Lengan Semesta Pelan

"Iss Kak Semesta Ada² Aja Dehh" Ucap Gadis Itu Lalu Terkekeh, ia Pikir Semesta Serius, Emang iya.

"Sorrylah, Ini Bunganya Buat Lu" Ucap Semesta Sambil Menyerahkan Bunga Yang Ia Bawa Tadi, Queen Menerima Nya Dengan Senang Hati

"Makasih Kak"

"Iyaa Sama²"

Raka Memperhatikan Gerak-Gerik Laki-laki Itu Yang Sepertinya Raut Wajahnya Berbeda Dari Biasanya, Jika Memang Hanya Untuk Latihan Dialog Kenapa Harus Di Lapangan? Tempat Umum.

"Saya Pikir Itu Serius" Ucap Pak Saka Lalu Terkekeh Pelan

"Raka Pikir Juga Gitu, Tapi Ternyata Engga" Jawab Raka Mengulas Senyuman Tipis Di bibirnya, Pak Saka Melirik Raka Sambil Menaikan sebelah alisnya

"Kalo Serius Kenapa Emang?" Tanyanya, Seketika Raka Terdiam Dengan Pertanyaan Yang Pak Saka Lontarkan

"Kamu Suka Sama Gadis Itu Hm?" Bisik Pak Saka Tepat Di Telinga Anak Tunggalnya Itu, Raka Sedikit Menunduk Menahan Senyuman Di Bibirnya, Pak Saka Terkekeh Melihat Reaksi Raka Lalu Menepuk-nepuk Pundak Laki-laki Itu

"Jika Kau Menginginkannya, Jaga Dia Baik² Jangan Sampai Dia Rusak Raka, Jaga Dia Seperti Kau Menjaga Sebuah Diamond, Jadikan Dia Ratu Dalam Hidupmu" Ucap Pak Saka Langsung Di angguki Oleh Raka

"Baiklah² Mari Kita Duduk Disana" Ajak Semesta Menunjuk Beberapa Kursi Di Pinggir Lapangan, Semuanya Mengangguk Lalu Duduk Disana Tapi Tidak Dengan Pak Saka Juga Rani, Mereka Harus Pergi Ke Kantor

"Woiii" Teriak Monic Dengan Nafas Yang Terengah-engah, Gadis Itu Sudah Seperti Gembel, Rambut Acakan, Pakai Sepatu Sebelah Dengan Menjenjeng Sepatu Di Tangannya

"Astaga Monic, Lu Mau Jadi Gembel Di Pinggir Jalan?" Tanya Queenza

"Hehehe Gue Tadi Kesiangan, Niatnya Ga Sekolah Tapi Gue Liat Postingan Murid SMA Lentera Kalo Kak Semesta Nembak Lo Jadinya gue Mandi Cepet² Ga Sempet Sisiran Langsung Pergi Aja" Jelasnya Dan Langsung Menyerobot Minuman Agha Yang Baru Saja Laki-laki Itu Beli

"Bangkee!" Umpat nya Kasar Lalu Mendapat Jitakan Dari Samudra

"Engga Kok Ga Bener" Ucap Semesta Disertai Senyuman, Palsu.

"Iya Cuma Latihan Dialog" Sambung Raka Dan Semesta Hanya Tersenyum Lalu Menundukkan Sedikit Kepalanya Sambil Manggut-manggut Paham

"Oh Gitu, Kirain Beneran"

"Gak."

RAKAZA [and His Son] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang