Lama ga berjumpa. Author hadir membawa kelanjutan kisah sean.
Happy Reading.
....
Liburan telah usai, kini sean beserta teman-teman sudah berada di sekolah menengah atas. Setelah melewati masa perkenalan dengan lancar mereka semua menghela nafas lega, berkenalan dengan orang baru membuatnya sedikit gugup.
Hari ini pembagian kelas. Sean masuk di IPS 2 sekelas dengan Dante, harapan Geura untuk sekelas dengan Sean sirna dan harus menelan kenyataan bahwa ia sekelas dengan Fatih juga Nathan. Beruntungnya Yuna sekelas dengan Dante juga Sean.
Hal yang paling di benci semua murid-murid dan yang paling tidak diharapkan saat pertama sekolah yaitu pembersihan kelas. Tapi sekarang mereka malah tengah membersihkan kelas masing-masing.
"Akhirnya selesai, huh" ucap Sean menghapus jejak keringat di pelipisnya.
"Ke kantin saja yuk? Bersantai sebentar disana" ajak Dante usai membersihkan wajahnya yang banjir keringat. Tanpa berlama-lama mereka semua langsung pergi kantin untuk beristirahat. Hari pertama ini pastinya belum memulai pembelajaran.
......
IPS 1, tepatnya kelas Geura. Kelas dari anak-anak yang mendaftar jalur prestasi. Tentunya bakat dari kelas tersebut tidak diragukan lagi. Fatih sudah dipercaya untuk memegang kuasa sebagai ketua kelas. Ketampanan dan karismatik yang Laki-laki itu miliki memang memperjelas jika ia pantas menjadi ketua kelas. Apalagi otaknya yang kelewat encer.
"Geura?" panggil Fatih. Gadis itu yang tengah berkipas menggunakan tangannya menoleh.
"Kenapa al?" tanyanya. Fatih menahan senyumnya mendengar suara lembut Geura saat memanggil namanya yang memanjakan telinga.
"Kata bu Alya kita boleh istirahat dulu ke kantin" lebih tepatnya ia yang ingin mengajak Geura ke sana.
"Yaudah ayoo" dengan cekatan Geura berdiri, reflek memegang tangan Fatih membuat sang empu terdiam. Merasakan ritme detak jantungnya yang berdebar tak karuan.
"Al?"
"Al!? Al-fatih agam kenapa kamu diem?" Geura mencubit pelan lengan laki-laki itu membuatnya langsung tersadar.
"Sorry"
.....
Riuh tapi bukan pasar, pastinya itu adalah kantin yang berisikan anak-anak sekolah SMA pedrosa. Sean beserta teman-teman sudah berkumpul di meja yang sama. Bercakap-cakap ringan itulah yang tengah mereka lakukan.
"Permisi kak" Dante yang merasa dipanggil pun menoleh kepada seorang anak kecil.
"Iyaa? Kenapa dek?" tanyanya ramah.
"Ini kotak bekal dari kakak cantik buat abang" jawabnya seraya memberikan kotak bekal berukuran sedang. Dante terulur mengambil kotak tersebut walau hatinya bertanya dari siapa kah itu.
"Namanya yang ngasih siapa dek?" tanya Geura.
"Gatau kak, aku permisi"
"Buang aja Dante, ntar ada orang yang mau celakain lo lagi" sergah Yuna.
"Jangan fitnah dulu, siapa tau itu dari orang yang Dante kenal?" Geura mengangkat sebelah alisnya menatap Dante. Laki-laki itu mengernyit, tak ada orang yang sangat mengenal dirinya kecuali teman-teman yang ada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAZA [and His Son]
Teen FictionKisah kehancuran seorang anak perempuan ketika kedua orang tuanya berpisah. ibu kandungnya sendiri tak mau melihat dirinya lagi beralasan sudah mempunyai keluarga baru dan anak tiri, ibunya tak sanggup menghadapi sifat sang ayah yang ambisius dan m...