Hari Ini Jam Sudah Menunjukkan Pukul 2 Siang Samudra Sudah Sampai Di Kota Bandung Tempat Kelahirannya, Ia Sedang Berada Di Pemakaman Umum Kota Bandung
Tak Lupa ia Membeli Bunga Untuk ia Tabur Di Atas Makam Sang Bunda, Ia Berjongkok Depan Makam Menatap Nisan Bertuliskan Dewi Angela Binti Raisman Cadenva
"Bunda" Ucapnya Sambil Mengelus Nisan Itu Dengan Bibir Bergetar Menahan Tangisnya, Samudra Melepas Kacamata Hitam Yang ia Pakai Dan Meletakkan Di Sela Kemeja Hitamnya Tepat Bagian Dada Yang Kancingnya Terbuka
"Ayah Nikah Lagi Bun, Bunda Jangan Sedih Ya? Ada Sam Di sini" Ucapnya Lagi Sambil Tersenyum Namun Air Matanya Tak Dapat Lagi Terbendung
"Selamat Ulang Tahun Bunda Sayang, Samudra Bawain Mawar Putih Kesukaan Bunda" Ujarnya Sembari Menancapkan 2 Tangkai Mawar Putih Dekat Dengan Nisannya
Setelahnya Samudra Meletakkan Kepalanya Di atas Gundukan Tanah Itu Menatap Nisan Sang Bunda Dengan Sendu Lalu Mengusap Nisannya Lembut, Inilah Kebiasaan Samudra Pada Saat Ibunda Nya Masih Ada
Samudra Suka Tiduran Di Atas Paha Sang Bunda Meminta Sang Bunda Untuk Mengelus Kepalanya Ketika Ia Tak Bisa Tidur Di Malam Hari, Mengelus Dan Memainkan Ujung Rambut Sang Ibunda
Samudra Rindu Masa² Itu, Setelah Kejadian Di Masa Lalu Samudra Kehilangan Sosok Dewi Sang Ibunda Yang Sangat ia Sayangi
"Samudra Rindu Sama Bunda, Jadinya Sam Kesini Buat Melepas Rindu Dan Juga Ucapin Happy Birthday Buat Bunda" Ucapnya Dengan Air Mata Yang Mengalir Deras
"Ayah Udah Nikah Otomatis Dia Udah Lupain Bunda, Tapi Gppa Tetap Bunda Yang Ada Di Hati Samudra Selamanya! Tak Akan Ada Yang Bisa Menggantikan Posisi Bunda!" Tegasnya Dengan Wajah Yang Cemberut☹
"Sam Ga suka Sama Bunda Baru, Sam Maunya Bunda aja Gamau Yang Lain!" Sambungnya Lalu Memejamkan Kedua Matanya Dan Menangis Dalam Diam, Sungguh Sakit Menahan Semuanya Sendirian
"Kenapa Hidup Sam Jadi Gini! Apa Engkau Yakin Dengan Pundak ku Ini Ya Allah, Hamba Hanyalah Manusia Biasa" Ucapnya Dalam Hati Sambil Menangis Tanpa Suara
♚♚♚
Setelah Melepas Rindu Samudra Pulang Ke Apartemen Mewah Miliknya Yang ia Tempati Bersama Zergan Dulu, Sekarang Zergan Memilih Untuk Tinggal Bersama Nilam Di Jakarta
Samudra Mendudukkan Diri-Nya Di Atas Sofa Lalu Menyandarkan Punggungnya Ke Sofa, Ia Mengedarkan Pandangannya Ke Sekeliling Lalu Tersenyum, Begitu Banyak Kenangan Disini, Dari Foto Keluarga Hingga Foto Pada Saat Liburan
Namun Keluarga Kecil Itu Sudah Hancur Akibat Penghianat Dan Menyebabkan Salah Satunya Tiada, Samudra Memang Sudah Memaafkan Kesalahan Zergan Tapi Tidak Akan Pernah Melupakan Kesalahan Itu
Tak Lama Mbok Ani Membawakan Minuman Untuk Samudra Diikuti Oleh Mang Irul Si Supir Sekaligus Tukang Kebun
"Den Samudra kumaha damang? Kawinan Pak Zergan lancar, leres?"
Tanya Mang irul Sambil Duduk Bersila Di Karpet Khusus Dekat Sofa"Baik Mang Dan Lancar Kok" Jawab Samudra Lalu Tersenyum Tipis
"Den Samudra Sabar Enya, Urang Aya keneh" Ucap Mang irul sambil Tersenyum Balik Menatap Sang Majikan
"Iyaa Mang Makasih ya, Kita Tinggal Bersama Disini Dan Menjaga Keutuhan Rumah Dan Kenangan Disini" Jawab Samudra Tersenyum Menatap Foto Sang Bunda Yang Dipajang Di Dekat TV Ruang Tamu
"Mesthi wae Den, kita kene kanggo Den Samudra, kanggo nglindhungi pusaka Bu Dewi" Ucap Mbok Ani Lalu Tersenyum
"Iyaa Mbok, Yaudah Sam Ke Kamar Dulu ya Mau Mandi Habis Itu Sam Mau Keluar" Ujar Samudra Lalu Beranjak Dari Duduknya Dan Berjalan Menuju Ke Lantai 2 Tempat Kamarnya Berada
"Sedhih banget kanggo Den Samudra, ibune Seda, malah ditinggal bapak kandunge Nikah maneh" Ucap Mbok Ani Sambil Menggelengkan Kepalanya
"Ngaranna takdir, urang teu nyaho iraha kudu sedih, iraha kudu bungah" Jawab Mang irul
"Ya Wis"
♚♚♚
Setelah Mandi Samudra Memakai Jaket Kulitnya Dan Meraih Kunci Motor Miliknya Di Atas Nakas Lalu Turun Ke Bawah
"Mbok Sam Keluar Ya, Mungkin Pulang Nya Larut Mlm Atau Ga Pulang, Mbok Kunci Aja Pintunya Nanti Sam Ketuk Kalo Pulang" Teriak Samudra Sembari Berjalan Keluar
"Ya, nanging ati-ati ing dalan, aja ngebut" Jawab Mbok Ina Yang Suara Nya Berasal Dari Dapur
"Hm" Samudra Menaiki Motornya Dan Memakai Helm Full Face Miliknya Lalu Menjalankan Motornya Kecepatan Sedang Menuju Ke Suatu Tempat
Tak Lama Samudra Sudah Sampai Di Markasnya, ia Turun Dari Motornya Dan Membuka Helm Nya Dan Meletakkannya Di Stang Motor Lalu ia Berjalan Masuk Ke Dalam
Di Dalam Sudah Ada Anggota Inti Plus Ketua Dan Antek-antek Lainnya, Samudra Duduk Di Samping Samuel Lalu Menyandarkan Punggungnya Ke Sofa Dan Menaruh Kepalanya Di Kepala Sofa
"Gimana? Ayah Lu Beneran Nikah Lagi?" Tanya Agha Dengan Wajah Yang Begitu Penasaran
"Diem" Ucap Samuel Datar Dan Agha Langsung Diam
"Iyaa Jadi, Dasar Bajingan!" Ucap Samudra Dengan Bola Mata Yang Sudah Berwarna Biru Terang
"Tenang Sam, Ini Udah Terjadi Lu Harus Ikhlas" Timbal Semesta Sambil Menepuk Pundak Samudra
"Iyaa Ini Udah Terjadi, Lu Harus Sabar" Tambah Agha
"Gue udah Sabar! Kesabaran Juga Punya Batas!" Ucapnya Sambil Menyugar Rambutnya Ke Belakang
"Gue Yakin Pasti Bunda Nilam Lah Selingkuhan Ayah Waktu Itu! Liat Aja Nyawa Harus Dibayar nyawa" Ucapnya Lagi Penuh Penekanan
"Jangan Asal Nuduh Kalo Belum Ada Bukti, Itu Bisa Membuat Lu Rugi" Timbal Raka Sang Ketua Black Wolf Yang Sejak Tadi Diam
"Gue Butuh Bantuan Lu Sam" Ucap Samudra Menatap Samuel
"Pasti Gue Bantu, Tenang Aja" Jawab Samuel Sambil Menepuk Pundak Samudra
"Kita Jadi Pindah Besok?" Tanya Semesta Ntah Pada Siapa
"Jadi" Jawab Samuel Singkat
"Ga Sabar Gue Pasti Banyak Cewek Cantik Di sana" Ucap Agha Mendapat Tatapan Elang Dari Samuel Membuatnya Seketika Bungkam
"Jam 7 Standby Di Sekolah Jangan Telat" Ucap Raka Mendapat Anggukan Dari Semua Anggota Inti
"Dimana Reygan?" Tanya Agha Sambil Mengeluarkan Sekantung Garam Kasar Dari Saku Celananya
"Biasalah" Jawab Semesta
"Bagus, Dasar Kucing Kerjaannya Molor Mulu" Ucap Agha Lalu Membuka Kantung Garam Dan Meletakkan Beberapa Bongkah Garam Ke Dalam Mulut Reygan Yang Sedikit Terbuka
Reygan Mengernyitkan Dahinya Merasakan Sesuatu Di Dalam Mulutnya, Seketika Reygan Terbangun Dan Muntah Di Pangkuan Agha
"Anjg lu Gan Segala Muntah Di Celana Gue" Ucap Agha Protes Dengan Muka Jijiknya
"Hehe Sorry, Eeh Lu Ya Yang Kasih Garem Ke Mulut Gue! Rasain Tuh Muntah Gue" Jawab Reygan Dan Kembali Berbaring Lalu Melanjutkan Tidurnya
Semesta Tertawa Terbahak-bahak Melihat Reygan Dan Agha Kecuali Raka Samudra Dan Samuel, Es Batu emang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAZA [and His Son]
Novela JuvenilKisah kehancuran seorang anak perempuan ketika kedua orang tuanya berpisah. ibu kandungnya sendiri tak mau melihat dirinya lagi beralasan sudah mempunyai keluarga baru dan anak tiri, ibunya tak sanggup menghadapi sifat sang ayah yang ambisius dan m...