47

132 27 8
                                    

Haloo maaf baru up sekarang kemarn gw gak enak body alias mengsakit

Author pov

Mingzu berjalan keluar dari kamarnya setelah mendengar suara bising yang samar dari arah luar

Mingzu diam menatap tantenya yang sedang berbicara ketus pada seseorang di telpon

Tante mingzu memutus sambungan telpon secara sepihak kemudian melihat ke arah mingzu

"Siapa tan?"mingzu

"Bukan siapa siapa"tante pergi

Mingzu terdiam, tak biasanya tantenya bersikap seperti ini. Mingzu diam menatap tantenya yang sudah kembali masuk ke kamarnya kemudian menghela napas panjang

Mingzu menghela napas panjang kemudian kembali masuk ke kamarnya memutuskan untuk tak memikirkan apa yang baru saja terjadi, bisa saja itu urusan pekerjaan kan?

Mingzu kembali keluar dari kamarnya berjalan keluar daru rumahnya menghampiri xinlong yang sudah menunggunya di luar

Mereka sudah sampai di perpustakaan, xinlong menggenggam tangan mingzu menggandengnya menyusuri setiap rak memilih buku yang akan dibaca

Xinlong dan mingzu duduk berhadapan di salah satu bangku, mingzu mengeluarkan sebuah buku dari tasnya kemudian mulai menulis

Hari ini adalah jadwal xinlong membaca cerita cerita yang di tulis mingzu, mingzu bilang dia ingin menulis sedikit lagi jadi mereka memutuskan untuk pergi ke perpustakaan agar mingzu bisa menulis

Mingzu melihat ke arah xinlong yang sudah mulai membaca buku yang tadi ia ambil kemudian kembali menulis

Yaa ini adalah sebab mengapa mingzu memilih untuk menulis di perpustakaan, agar xinlong tak mengganggunya dengan terus memperhatikannya dan mengucapkan berbagai kata yang membuat mingzu tak fokus

Sebenarnya xinlong akan tetap memperhatikannya disini tapi setidaknya sesekali ia bisa diam karna buku yang sedang ia baca

Skip

Mingzu sudah selesai menulis. saat ini mereka sedang berada di taman, duduk meluruskan kaki di rerumputan

Xinlong tersenyum, lagi lagi namanya banyak di sebut di cerita yang mingzu tulis

Xinlong terdiam, terhenti di sebuah halaman. Mingzu segera merebut buku dari tangan xinlong kemudian menutupnya

"Maaf ya"mingzu menunduk

Xinlong diam menatap mingzu, kemudian menggelengkan kepalanya. Xinlong meraih tangan mingzu menggenggamnya erat

"Maaf mingzu"xinlong

"Maaf aku belum bisa sepenuhnya bantu kamu menulis cerita indah di buku itu"xinlong

Masih terselip beberapa cerita tak menyenangkan di buku mingzu. Xinlong diam menatap mingzu, menangkup wajah mingzu kemudian mengusapnya

"Maaf ya"xinlong

Mingzu tersenyum, kemudian menggelengkan kepalanya. Mingzu menggenggam tangan xinlong kemudian kembali tersenyum

"Aku masih boleh nulis disana?"xinlong

"Kapan aku bilang kamu gak boleh nulis disini?"mingzu memberikan buku pada xinlong

Xinlong terkekeh kemudian mengambil buku dan pulpen yang ada di tangan mingzu lalu mulai menulis

Mingzu mengalihkan pandangannya ke arah lain, membiarkan xinlong menikmati waktu menulisnya

Mingzu memejamkan matanya berniat menikmati hembusan angin yang menyapu wajahnya

Mingzu terdiam kembali membuka matanya, gambaran tentang kejadian buruk yang tak ingin ia ingat melintas di otaknya begitu saja

Flshback on

Mingzu menghapus sisa air matanya kemudian merebahkan tubuhnya di kasur diam menatap pintu kamarnya yang di kunci dari luar

Praaang

"AAAAAAAH"

Suara berbagai barang barang yang jatuh ke lantai serta suara teriakan terdengar jelas di telinga mingzu

Mingzu membulatkan matanya sepertinya ibunya kambuh lagi. Mingzu segera beranjak dari kasurnya berjalan dengan cepat menuju lemari pakaiannya kemudian masuk ke sana

Mingzu duduk di dalam sana di dalam lemari yang gelap, jantungnya berdetak kencang napasnya tak beraturan, kedua telinganya ia tutup dengan tangannya

Kreek

Suara pintu terbuka dan suara langkah kaki terdengar sangat jelas, jantung mingzu berdetak semakin kencang, tubuhnya gemetar

"DI MANA KAMU"

"KELUAR SEKARANG"

Tubuh mingzu semakin gemetar, keringatnya mulai bercucuran

"SAYA BILANG KELUAR"

Praang

Suara barang yang jatuh ke lantai kembali terdengar, kali ini ibu melempar semua barang yang ada di kamar mingzu

Suara langkah kaki terdengar semakin dekat, pintu lemari terbuka menampakkan ibu yang berdiri dengan wajah marah

Ibu mencengkram kuat lengan mingzu menarik paksa anak itu untuk keluar dari lemari menariknya ke sudut ruangan

"Ampun buu"

Plak plak plak

Suara pukulan terdengar begitu nyaring di telinga, pukulan demi pukulan mendarat di setiap tubuh mingzu

"Ampun buu, sakiiiit"

"Sakit buu"

Plak plak

Suara pukulan terdengar semakin nyaring, butiran air mata mengalir deras di wajah mingzu

"Ampun buu, ampuuun"

Ibu mingzu menghentikan pukulannya,  napasnya tak beraturan, ia diam kemudian berjalan keluar dari kamar mingzu

Bejalan meninggalkan mingzu yang masih terduduk di sudut ruangan dengan tubuh yang gemetar dan tubuh yang memerah

Flashback off

Mingzu terdiam, memejamkan matanya kemudian menutup kedua telinganya, tubuhnya mulai gemetar, tempo napas nya tak beraturan

Xinlong melihat ke arah mingzu kemudian melempar buku yang ada di tangannya, lalu memeluk mingzu erat

"Ampun buu, sakiit"mingzu

"Sakiit buu, sakit"mingzu

Xinlong memeluk mingzu erat kemudian mengusap kepala mingzu

"Ini tempat yang aman mingzu, ini tempat yang tenang"xinlong

"Kamu berada di tempat yang aman mingzu"xinlong

Xinlong mengusap kepala dan punggung mingzu sambil terus mengulangi kata katanya

"Ini tempat yang aman mingzu, kamu berada di tempat yang aman"xinlong

Gemetar tubuh mingzu mulai berhendi mingzu membuka mata dan telinganya kemudian memeluk xinlong erat, napasnya masih tak beraturan, butian air mata mulai keluar dari ujung matanya

"Aku takut"mingzu dengan suara gemetar

Xinlong mengeratkan pelukannya, tangannya masih mengusap kepala dan punggung mingzu

"Aku disini mingzu, aku disini"xinlong


































Nuraga || He Xinlong

Nuraga || He Xinlong [COMPLETE ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang