Haloo selamat menjalankan ibadah puasa buat kalian yang menjalankan 😊🙏🏻
Author pov
Mingzu diam menatap pantulan dirinya di cermin menetap matanya yang bengkak karna menangis semalam, kemudian menghela napas panjang
Mingzu kembali diam kemudian berjalan pelan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri berharap itu bisa membuat dirinya terlihat lebih baik
Mingzu berjalan keluar dari kamarnya menuju pintu rumah, berniat berkeliling untuk sejenak menenangkan pikirannya
"Aku pergi sebentar ya tente"mingzu
"Xinlong udah di depan? Tante gak denger ada yang ketuk pintu"tante
Mingzu menggeleng
"Aku lagi pengen pergi sendiri aja"mingzu
"Yaudah, hati hati ya"tante tersenyum
Mingzu tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya, lalu berjalan keluar dari rumahnya. Mingzu melangkahkan kakinya berjalan menyusuri jalan sambil berpikir kemana ia akan pergi
Mingzu memberhentikan langkahnya kemudian melihat ke arah kanan dan kiri, berniat menyebrangi jalan
Mingzu diam menatap pergelangan tangannya biasanya ada xinlong yang akan menggenggam tangannya membantunya menyebrang jalan
Mingzu mengembalikan pandangannya ke depan mencoba tak memikirkan hal itu, lagi pula untuk apa ia memikirkannya? sebelumnya ia memang selalu beginikan? berjalan jalan sendiri menenagkan pikirannya
Mingzu melangkahkan kakinya menyebrang jalan, menyusuri jalan menuju sebuah taman, mingzu berjalan menuju rerumputan duduk meluruskan kaki disana
Mingzu diam menatap awan awan kemudian menghela napas panjang. Kenapa harus ada orang orang spesial di dunia ini? kenapa semua orang tak ditakdirkan menjadi biasa?
Mingzu kembali diam kemudian terkekeh, kalo dipikir pikir lagi kisahnya memang menyedihkan hingga ia mulai lelah menangisi hal itu
Tak mengenal siapa ayahnya, selalu di salahkan oleh ibunya bahkan mungkin tak pernah di inginkan, berteriak dan gemetar hanya karna suara bising, hingga menghilangnya orang orang yang ada disekitarnya karna dirinya "spesial"
Mingzu kembali terkekeh kemudian menghela napas panjang, haah kenapa semua orang memperhalus itu dengan kata spesial?
Gila? Aneh? Atau semacamnya mingzu pikir sebutan itu lebih pantas untuknya, karena ia tak merasa apa yang ada di dirinya spesial
Jika ia memang spesial, harusnya ia juga merasakannya bukan? Tapi mingzu tak pernah merasa begitu
Mingzu mengedipkan matanya beberapa kali, tersadar dari lamunannya. Mingzu mengusap wajahnya kemudian menghela napas panjang , haruskan ia pergi ketempat itu?
"Gak. gw gak mau kesana"mingzu
"Gw gak mau"mingzu
Skip
Mingzu berbaring di kasurnya menatap langit langit kamar sambil mengobrol bersama hanna yang berbaring di sebelahnya
"Hanna, menurut lu..."mingzu
"Gw aneh gak?"mingzu
"Aneh, lu orang teraneh yang pernah gw temuin"hanna
"Udah aneh, nyebelin lagi"hanna
Mingzu diam menatap hanna lalu mengembalikan pandangannya ke lagit langit kamar, kemudian menghela napas panjang
"Oooh, gitu ya"mingzu
Hanna terdiam kemudian melihat ke arah mingzu, apakah kata katanya salah? apa yang terjadi pada mingzu? Biasanya mingzu akan mengeluarkan bantahan tak masuk akal jika hanna berkata begitu
"Mingzu?"hanna
"Lu gak papa?"hanna
"Gak papa, gw kan cuma nanya"mingzu
Hanna kembali diam menatap mingzu
"Lu gak aneh mingzu"hanna
"Lu spe..."hanna
"Gw gak spesial"mingzu
Ponsel mingzu berdering karna sebuah pesan masuk, memecah keheningan yang terjadi di antara hanna dan mingzu
Mingzu meraih ponselnya, membaca pesan yang masuk, kemudiam terdiam membaca isi pesan tersebut. Ia bahkan hampir menjatuhkan ponselnya ke wajahnya
"Kenapa?"hanna
Nuraga || He Xinlong
KAMU SEDANG MEMBACA
Nuraga || He Xinlong [COMPLETE ✔]
Romance"Kamu lembaran terpenting dalam ceritaku"xinlong "Kamu tokoh utamanya"xinlong