50

110 24 10
                                    

Haloo selamat menjalankan ibadah puasa buat  kalian yang menjalankan 😊🙏🏻

Author pov

Mingzu diam menatap pantulan dirinya di cermin menetap matanya yang bengkak karna menangis semalam, kemudian menghela napas panjang

Mingzu kembali diam kemudian berjalan pelan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri berharap itu bisa membuat dirinya terlihat lebih baik

Mingzu berjalan keluar dari kamarnya menuju pintu rumah, berniat berkeliling untuk sejenak menenangkan pikirannya

"Aku pergi sebentar ya tente"mingzu

"Xinlong udah di depan? Tante gak denger ada yang ketuk pintu"tante

Mingzu menggeleng

"Aku lagi pengen pergi sendiri aja"mingzu

"Yaudah, hati hati ya"tante tersenyum

Mingzu tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya, lalu berjalan keluar dari rumahnya. Mingzu melangkahkan kakinya berjalan menyusuri jalan sambil berpikir kemana ia akan pergi

Mingzu memberhentikan langkahnya kemudian melihat ke arah kanan dan kiri, berniat menyebrangi jalan

Mingzu diam menatap pergelangan tangannya biasanya ada xinlong yang akan menggenggam tangannya membantunya menyebrang jalan

Mingzu mengembalikan pandangannya ke depan mencoba tak memikirkan hal itu, lagi pula untuk apa ia memikirkannya? sebelumnya ia memang selalu beginikan? berjalan jalan sendiri menenagkan pikirannya

Mingzu melangkahkan kakinya menyebrang jalan, menyusuri jalan menuju sebuah taman, mingzu berjalan menuju rerumputan duduk meluruskan kaki disana

Mingzu diam menatap awan awan kemudian menghela napas panjang. Kenapa harus ada orang orang spesial di dunia ini? kenapa semua orang tak ditakdirkan menjadi biasa?

Mingzu kembali diam kemudian terkekeh, kalo dipikir pikir lagi kisahnya memang menyedihkan hingga ia mulai lelah menangisi hal itu

Tak mengenal siapa ayahnya, selalu di salahkan oleh ibunya bahkan mungkin tak pernah di inginkan, berteriak dan gemetar hanya karna suara bising, hingga menghilangnya orang orang yang ada disekitarnya karna dirinya "spesial"

Mingzu kembali terkekeh kemudian menghela napas panjang, haah kenapa semua orang memperhalus itu dengan kata spesial?

Gila? Aneh? Atau semacamnya mingzu pikir sebutan itu lebih pantas untuknya, karena ia tak merasa apa yang ada di dirinya spesial

Jika ia memang spesial, harusnya ia juga merasakannya bukan? Tapi mingzu tak pernah merasa begitu

Mingzu mengedipkan matanya beberapa kali, tersadar dari lamunannya. Mingzu mengusap wajahnya kemudian menghela napas panjang , haruskan ia pergi ketempat itu?

"Gak. gw gak mau kesana"mingzu

"Gw gak mau"mingzu

Skip

Mingzu berbaring di kasurnya menatap langit langit kamar sambil mengobrol bersama hanna yang berbaring di sebelahnya

"Hanna, menurut lu..."mingzu

"Gw aneh gak?"mingzu

"Aneh, lu orang teraneh yang pernah gw temuin"hanna

"Udah aneh, nyebelin lagi"hanna

Mingzu diam menatap hanna lalu mengembalikan pandangannya ke lagit langit kamar, kemudian menghela napas panjang

"Oooh, gitu ya"mingzu

Hanna terdiam kemudian melihat ke arah mingzu, apakah kata katanya salah? apa yang terjadi pada mingzu? Biasanya mingzu akan mengeluarkan bantahan tak masuk akal jika hanna berkata begitu

"Mingzu?"hanna

"Lu gak papa?"hanna

"Gak papa, gw kan cuma nanya"mingzu

Hanna kembali diam menatap mingzu

"Lu gak aneh mingzu"hanna

"Lu spe..."hanna

"Gw gak spesial"mingzu

Ponsel mingzu berdering karna sebuah pesan masuk, memecah keheningan yang terjadi di antara hanna dan mingzu

Mingzu meraih ponselnya, membaca pesan yang masuk, kemudiam terdiam membaca isi pesan tersebut. Ia bahkan hampir menjatuhkan ponselnya ke wajahnya

"Kenapa?"hanna

























Nuraga || He Xinlong

Nuraga || He Xinlong [COMPLETE ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang