Author pov
"Iyaa"mingzu tersenyum
Mingzu diam menatap kepergian hanna kemudian menundukkan kepalanya, senyumnya pudar seketika
Mingzu kembali mengangkat kepalanya, menatap xinlong yang sudah berdiri di sampingnya
Xinlong mengusap kepala mingzu, tersenyum, kemudian menggenggam tangan mingzu
Sebenarnya xinlong sudah berada di dekat mingzu dan hanna sejak tadi. Ia mendengar semua percakapan mereka
"Jalan jalannya sama aku aja ya"xinlong tersenyum
"Gak papa kan?"xinlong
Mingzu diam sebentar, tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya
Xinlong memarkirkan motornya kemudian menggenggam tangan mingzu menggandengnya menyusuri jalan
Xinlong berjalan sambil mengayun-ayunkan tangannya yang menggenggam tangan mingzu membuat mingzu terkekeh
Xinlong melihat ke arah langit, keadaan langit masih terpantau cerah hingga saat ini
"Awannya banyak banget, tidur disitu kayaknya enak"mingzu terkekeh
Xinlong melihat ke arah awan yang mingzu tunjuk kemudian terkekeh, sekumpulan awan yang terlihat seperti setumpuk kapas itu memang terlihat empuk
"Kalo itu ada di kamar, aku bisa tidur seharian"mingzu
"Kalo dimakan? Bisa gak ya?"xinlong
-apakah singkong sudah tertular penyakit prik 🙀-author
Mingzu melihat ke arah xinlong kemudian tertawa, yaa jika dilihat-lihat lagi awan awan itu juga terlihat seperti setumpuk permen kapas
Mereka berjalan menyusuri jalan, membicarakan banyak hal sambil tertawa, mengobrol bersama xinlong membuat mingzu sejenak melupakan hal tadi
Xinlong kembali menjalankan motornya dan memberhentikan di sebuah taman sesuai dengan permintaan mingzu
Mingzu turun dari motor kemudian berjalan menuju rerumputan, duduk disana
Xinlong turun dari motornya kemudian ikut duduk di sebelah mingzu yang sudah lebih dulu duduk
Xinlong melihat ke arah mingzu. pandangannya kosong, mengabaikan pemandangan indah yang biasanya selalu membuatnya antusias
Raut wajah mingzu berubah sekarang ia terlihat murung, padahal beberapa menit lalu ia masih tertawa membicarakan berbagai bentuk awan
Mingzu mengedipkan matanya beberapa kali, tersadar dari lamunannya setelah angin bertiup menyapu wajahnya
Xinlong memutar posisi duduknya, berpindah menghadap ke arah mingzu Xinlong menangkup wajah mingzu diam menatap mingzu sambil mengusap wajahnya
"Mingzu"xinlong
"Kalo hari ini hujan, aku gak masalah"xinlong
"Gak masalah kalo memang keadaan langit hari ini gak cerah seperti biasanya"xinlong
"Gak masalah kalau memang hari ini, langit memutuskan untuk terlihat suram"xinlong
Mingzu diam menatap xinlong kemudian menggelengkan kepalanya, tidak ia tak ingin mengacaukan acara hanna hari ini. Walaupun sebenarnya sejak tadi butiran air mata terus memberontak untuk keluar dari ujung matanya
Mingzu melepaskan tangan xinlong dari wajahnya kemudian diam
"Kalo hujan, aku juga ngerusak kebahagiaan hanna hari ini"mingzu
Xinlong kembali diam kemudian kembali mengusap wajah mingzu dengan satu tangannya sambil tersenyum
"Kamu hebat mingzu"xinlong tersenyum
"Kamu hebat"xinlong tersenyum
Mingzu tersenyum kemudian mengembalikan pandangannya pada pemandangan yang ada di hadapannya
Xinlong masih diam, mingzu membiarkan matahari tetap menempati posisinya tanpa di ganggu oleh awan-awan hitam hari ini.
Xinlong tak tau ia harus berbahagia atau bersedih atas hal ituSkip
Hari telah berganti saai ini mingzu sedang berada di kamarnya, merebahkan tubuhnya di kasur sambil mengobrol bersama hanna
"Kenapa ge xinlong jadi ikut ikutan aneh kayak lu sih"hanna
"Dih gw cantik, pintar, rajin menabung begini lu katain aneh"mingzu
"Kemarin gw bilang kayaknya tidur di awan enak"mingzu
"Terus ge xinlong bilang itu, bisa di makan gak ya?"mingzi
"Tapi beneran, kalo diliat liat lagi emang keliatannya enak banget"mingzu
"Bisa dimakan gak ya?"mingzu
"Ya menurut lu aja, bisa gak?"hanna
"Yaa mungkin aja"mingzu
Mingzu diam, hanna diam menatap mingzu kemudian menghela nafas panjang. Ia tau saat ini mingzu pasti sedang memikirkan sesuatu yang tak masuk akal
-semangat hanna-author
"Jangan-jangan awan itu permen kapas yang terbang ke langit"mingzu
Hanna kembali terdiam kemudian menepuk jidatnya, dugaannya benar. Mingzu mulai mengeluarkan teori teori tak masuk akal yang ia pikirkan
Hanna merubah posisinya menjadi duduk, meraih tas nya mengeluarkan coklat yang kemarin ia janjikan kemudian memberikannya pada mingzu
"Nih"hanna memberikan coklat pada mingzu
Mingzu tersenyum kemudian mengambil coklat yang ada di tangan hanna
"Makasih"mingzu tersenyum
"Maaf ya zuu"hanna
"Maaf buat apa?"mingzu
"Soal kema..."hanna
"Kenapa harus minta maaf? Lu mau pergi sama bunda masa gw larang"mingzu
"Gw gak papa kok"mingzu tersenyum
"Buktinya kemarin gak hujan"mingzu
"Tenanga ajaa, semuanya aman"mingzu mengacungkan jempolnya
Hanna terkekeh kemudian mengangguk, semoga mingzu benar benar bersenang-senang kemarin
Nuraga || He Xinlong
KAMU SEDANG MEMBACA
Nuraga || He Xinlong [COMPLETE ✔]
Romance"Kamu lembaran terpenting dalam ceritaku"xinlong "Kamu tokoh utamanya"xinlong