40

133 30 2
                                    

Author pov

"Iyaa"mingzu tersenyum

Mingzu diam menatap kepergian hanna kemudian menundukkan kepalanya, senyumnya pudar seketika

Mingzu kembali mengangkat kepalanya, menatap xinlong yang sudah berdiri di sampingnya

Xinlong mengusap kepala mingzu, tersenyum, kemudian menggenggam tangan mingzu

Sebenarnya xinlong sudah berada di dekat mingzu dan hanna sejak tadi. Ia mendengar semua percakapan mereka

"Jalan jalannya sama aku aja ya"xinlong tersenyum

"Gak papa kan?"xinlong

Mingzu diam sebentar, tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya

Xinlong memarkirkan motornya kemudian menggenggam tangan mingzu menggandengnya menyusuri jalan

Xinlong berjalan sambil mengayun-ayunkan tangannya yang menggenggam tangan mingzu membuat mingzu terkekeh

Xinlong melihat ke arah langit, keadaan langit masih terpantau cerah hingga saat ini

"Awannya banyak banget, tidur disitu kayaknya enak"mingzu terkekeh

Xinlong melihat ke arah awan yang mingzu tunjuk kemudian terkekeh, sekumpulan awan yang terlihat seperti setumpuk kapas itu memang terlihat empuk

"Kalo itu ada di kamar, aku bisa tidur seharian"mingzu

"Kalo dimakan? Bisa gak ya?"xinlong

-apakah singkong sudah tertular penyakit prik 🙀-author

Mingzu melihat ke arah xinlong kemudian tertawa, yaa jika dilihat-lihat lagi awan awan itu juga terlihat seperti setumpuk permen kapas

Mereka berjalan menyusuri jalan, membicarakan banyak hal sambil tertawa, mengobrol bersama xinlong membuat mingzu sejenak melupakan hal tadi

Xinlong kembali menjalankan motornya dan memberhentikan di sebuah taman sesuai dengan permintaan mingzu

Mingzu turun dari motor kemudian berjalan menuju rerumputan, duduk disana

Xinlong turun dari motornya kemudian ikut duduk di sebelah mingzu yang sudah lebih dulu duduk

Xinlong melihat ke arah mingzu. pandangannya kosong, mengabaikan pemandangan indah yang biasanya selalu membuatnya antusias

Raut wajah mingzu berubah sekarang ia terlihat murung, padahal beberapa menit lalu ia masih tertawa membicarakan berbagai bentuk awan

Mingzu mengedipkan matanya beberapa kali, tersadar dari lamunannya setelah angin bertiup menyapu wajahnya

Xinlong memutar posisi duduknya, berpindah menghadap ke arah mingzu Xinlong menangkup wajah mingzu diam menatap mingzu sambil mengusap wajahnya

"Mingzu"xinlong

"Kalo hari ini hujan, aku gak masalah"xinlong

"Gak masalah kalo memang keadaan langit hari ini gak cerah seperti biasanya"xinlong

"Gak masalah kalau memang hari ini, langit memutuskan untuk terlihat suram"xinlong

Mingzu diam menatap xinlong kemudian menggelengkan kepalanya, tidak ia tak ingin mengacaukan acara hanna hari ini. Walaupun sebenarnya sejak tadi butiran air mata terus memberontak untuk keluar dari ujung matanya

Mingzu melepaskan tangan xinlong dari wajahnya kemudian diam

"Kalo hujan, aku juga ngerusak kebahagiaan hanna hari ini"mingzu

Xinlong kembali diam kemudian kembali mengusap wajah mingzu dengan satu tangannya sambil tersenyum

"Kamu hebat mingzu"xinlong tersenyum

"Kamu hebat"xinlong tersenyum

Mingzu tersenyum kemudian mengembalikan pandangannya pada pemandangan yang ada di hadapannya

Xinlong masih diam, mingzu membiarkan matahari tetap menempati posisinya tanpa di ganggu oleh awan-awan hitam hari ini.
Xinlong tak tau ia harus berbahagia atau bersedih atas hal itu

Skip

Hari telah berganti saai ini mingzu sedang berada di kamarnya, merebahkan tubuhnya di kasur sambil mengobrol bersama hanna

"Kenapa ge xinlong jadi ikut ikutan aneh kayak lu sih"hanna

"Dih gw cantik, pintar, rajin menabung begini lu katain aneh"mingzu

"Kemarin gw bilang kayaknya tidur di awan enak"mingzu

"Terus ge xinlong bilang itu, bisa di makan gak ya?"mingzi

"Tapi beneran, kalo diliat liat lagi emang keliatannya enak banget"mingzu

"Bisa dimakan gak ya?"mingzu

"Ya menurut lu aja, bisa gak?"hanna

"Yaa mungkin aja"mingzu

Mingzu diam, hanna diam menatap mingzu kemudian menghela nafas panjang. Ia tau saat ini mingzu pasti sedang memikirkan sesuatu yang tak masuk akal

-semangat hanna-author

"Jangan-jangan awan itu permen kapas yang terbang ke langit"mingzu

Hanna kembali terdiam kemudian menepuk jidatnya, dugaannya benar. Mingzu mulai mengeluarkan teori teori tak masuk akal yang ia pikirkan

Hanna merubah posisinya menjadi duduk, meraih tas nya mengeluarkan coklat yang kemarin ia janjikan kemudian memberikannya pada mingzu

"Nih"hanna memberikan coklat pada mingzu

Mingzu tersenyum kemudian mengambil coklat yang ada di tangan hanna

"Makasih"mingzu tersenyum

"Maaf ya zuu"hanna

"Maaf buat apa?"mingzu

"Soal kema..."hanna

"Kenapa harus minta maaf? Lu mau pergi sama bunda masa gw larang"mingzu

"Gw gak papa kok"mingzu tersenyum

"Buktinya kemarin gak hujan"mingzu

"Tenanga ajaa, semuanya aman"mingzu mengacungkan jempolnya

Hanna terkekeh kemudian mengangguk, semoga mingzu benar benar bersenang-senang kemarin
























Nuraga || He Xinlong

Nuraga || He Xinlong [COMPLETE ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang