Author pov
Rintik rintik hujan masih terus turun, walaupun sudah sedikit reda. Mingzu sudah berada di rumahnya, duduk bersandar di kasurnya dalam dekapan xinlong
Xinlong mendekap mingzu erat, memeluknya sambil mengusap rambutnya
Mingzu hanya diam. Tubuhnya masih terasa lemas, kedua matanya juga masih terasa hangat, suhu tubuhnyapun ikut naik
"Xinlong..."mingzu
"Aku gak suka ayah"mingzu
"Dia bawa ibu pergi"mingzu
Xinlong mengeratkan pelukannya, kenapa semesta memerlakukan gadis kesayangannya seperti ini?, melihat mingzu seperti ini juga menyiksa dirinya
"Xinlong..."mingzu
"Aku gak kuat"mingzu
"Aku boleh berhenti?"mingzu
Xinlong masih memeluk mingzu sambil mengusap ngusap rambutnya, kegiatannya tiba-tiba terhenti setelah mendengar ucapan mingzu
Xinlong melepaskan pelukannya, menangkup wajah mingzu, kemudian mengusapnya
"Cept sembuh ya, aku mau jalan jalan sama kamu"xinlong tersenyum
Xinlong mengusap wajah mingzu sambil tersenyum, kemudian merapikan surai mingzu, menyelipkannya kebelakang telinga mingzu
"Kemana?"mingzu
"Muter muter sampe pusing"xinlong terkekeh
Mingzu tersenyum, kemudian mengangguk pelan. Xinlong kembali tersenyum kemudian kembali membawa mingzu ke dalam pelukannya
Xinlong kembali memeluk mingzu erat sambil mengusap ngusap rambutnya
Sejujurnya xinlong sedang menahan tangisnya, rasa sakit mingzu juga begitu menyiksanya
Xinlong masih terus mengusap rambut mingzu, ia tak mungkin menangis di depan mingzu sekarang. Ia tak ingin mingzu kembali menangis
"Mingzu..."xinlong
"Kalo capek itu istirahat"xinlong
"Bukan berhenti"xinlong
Skip
Mingzu membuka pintu rumahnya, menampakkan xinlong yang berdiri dihadapannya, menatapnya sambil tersenyum
Mingzu ikut tersenyum, keadaannya sudah lebih baik sekarang, walaupun ia masih tak banyak bicara
Xinlong melepaskan jaketnya kemudian memakaikannya ke tubuh mingzu
"Kita naik motor aja gak papa ya?"xinlong
"Aku mau jalan kaki aja"mingzu
"Aku bakal jalanin motornya pelan pelan"xinlong
"Supaya kamu ttp bisa nikmatin pemandangan di jalan"xinlong
Mingzu tersenyum kemudian mengangguk, xinlong ikut tersenyum kemudian mengusap kepala mingzu
Mingzu sudah berada di taman bersama xinlong, duduk meluruskan kaki di rerumputan
"Aku gak mau kesana"mingzu menggeleng
"Aku takut"mingzu menunduk
Xinlong memutar posisi duduknya menjadi menghadap ke arah mingzu kemudian menggenggam tangan mingzu
"Tempat itu gak semenakutkan yang kamu bayang kan mingzu"xinlong
"Aku bakal nemenin kamu pergi kesana"xinlong
"Aku pastiin gak akan ada orang yang nganggep kamu aneh karna pergi kesana"xinlong
"Aku janji, percaya sama aku"xinlong
"Kalo kamu terus-terusan kayak gini..."xinlong
"Kamu gak akan bisa berdamai sama masa lalu kamu mingzu"xinlong
"Kamu akan terus dihantui sama rasa takut kamu"xinlong
"Tempat itu gak menyeramkan mingzu"xinlong
"Tempat itu gak seperti apa yang bayangkan"xinlong
Xinlong melepaskan genggamannya kemudian beralih menangkup dan mengusap wajah mingzu
"Aku bakal temenin kamu kesana"xinlong
"Mau ya?"xinlong
Mingzu diam menatap xinlong, haruskah ia pergi kesana? Apakah pergi ke pusat rehab akan membantu masalahnya?
Mingzu menghela napas panjang kemudian mengagguk pelan, sebenarnya ia masih takut, tapi apa salahnya mencoba? Mingzu sangat ingin berhenti memikirkan masa lalunya
Xinlong tersenyum kemudian kembali mengusap wajah mingzu
"Ayo beli es krim"xinlong
Nuraga || He Xinlong
KAMU SEDANG MEMBACA
Nuraga || He Xinlong [COMPLETE ✔]
Romance"Kamu lembaran terpenting dalam ceritaku"xinlong "Kamu tokoh utamanya"xinlong