52

96 23 4
                                    

Author pov

Xinlong membuka pintu rumahnya, menampakkan hanna yang berdiri di hadapannya

"Belakangan ini mingzu jadi aneh"hanna

"Lu tau kenapa?"hanna

Xinlong hanya diam, apa yang harus ia katakan untuk menjawab ini? Harus kah ia katakan pada hanna?

"Kenapa mingzu gak dibawa ke tempat rehab juga?"xinlong

"Gw kesini buat nanya, ke..."hanna

"Jawab dulu pertanyaan gw"xinlong

Hanna diam kemudian menghela napas panjang, memutuskan untuk mengalah haah padahal ia kesini untuk menanyakan mingzu tapi ia malah harus menjawab pertanyaan xinlong

"Lu pikir kita gak pernah coba buat bawa dia kesana?"hanna

"Kita udah ngelakuin itu berkali-kali"hanna

"Semua orang udah coba buat bujuk dia kesana"hanna

"Tapi mingzu gak pernah mau"hanna

"Mingzu takut bakal semakin banyak orang yang pergi karena tau dia kesana"hanna

"Mingzu takut semua orang bakal berpikir kalo..."hanna

Hanna kembali diam. Ia tak bisa menyelesaikan kata katanya, karena mingzu memang tidak seperti itu

Mingzu hanya belum berdamai dengan masa lalu nya

Hanna diam menatap xinlong, memberi xinlong kesempatan berbicara

Hanna sudah menjawab pertanyaan xinlong, sekarang xinlong harus menjawab pertanyaan miliknya

"............."xinlong

"...................................."xinlong

Hanna terdiam, tangannya mengepal kuat, raut wajahnya berubah marah setelah mendengar ucapan xinlong

"Lu pernah mikir gak sih sebelum ngelakuin sesuatu?"hanna

"Otak lu dipake buat apa?"hanna

"Lu jauhin mingzu cuma karna ngerasa gagal buat jagain dia karna dia tiba tiba kambuh waktu itu?"hanna

"Lu cowo atau bukan?"hanna

"Emang harusnya dari awal gw gak biarin kalian jadi akrab"hanna

Hanna diam menatap xinlong dengan tatapan marah, tangannya masih mengepal kuat

"Lu satu satunya yang gak pergi, makasih karna udah buat gw jarang denger kabar hujan dari mingzu, makasih udah jagain mingzu"hanna

"Gw tarik semua ucapan itu"hanna

"Lu bahkan lebih buruk dari orang orang yang ninggalin mingzu karna tau keadaannya"hanna

"Mingzu gak mungkin kambuh kalo waktu itu gw gak ngalihin pandangan gw dari dia"xinlonh

"Lu..."hanna

Hanna belum menyelesaikan kata katanya tapi xinlong sudah lebih dulu masuk dan menutup pintu rumahnya

"GW GAK AKAN BIARIN LU DEKETIN MINGZU LAGIII"hanna

Hanna kembali diam menatap pintu rumah xinlong kemudian melangkahkan kakinya pergi

Skip

"Enggak mingzu"tante

"Tapi aku mau tante"mingzu

"Kalo tante bilang enggak ya enggak"tante

"Tante gak akan biarin kamu ketemu sama orang itu"tante

Mingzu telah memberi tau tantenya tentang pesan yang ia dapat waktu itu, sebuah pesan yang berisi ajakan bertemu

"Kenapa? Aku cuma mau ketemu"mingzu

"Zhang mingzu"tante

"Kamu denger tante bilang apa?"tante

"Enggak"tante

Perdebatan masih terus berjalan, keduanya tetap teguh pada keputusan masing masing

"Aku cuma mau ketemu ayah tante, salah ya?"mingzu

"Selama ini aku gak pernah tau muka ayah, aku gak pernah tau ayah siapa"mingzu

"Sekarang aku punya kesempatan buat ketemu tante"mingzu

Ya, orang yang mengirimkan pesan pada mingzu adalah ayahnya, walaupun jika di pikir pikir lagi kalimat pada pesan tersebut terlalu formal untuk ayah dan anak

Menerima pesan dari seseorang yang telah lama menghilang, itu sempat membuat mingzu bingung reaksi apa yang harus ia berikan marah? Senang?

Mingzu juga berpikir cukup lama tentang isi pesan ini, harus kah ia memenuhi ajakan ini?

Setelah berpikir akhirnya ia memutuskan unutuk memenuhi ajakan tersebut, dan memberi tau tantenya. Tapi hal itu malah membuat dirinya terjebak dalam perdebatan ini

Mingzu hanya ingin tau seperti apa rupa seorang ayah yang selama ini ia tanyakan keberadaannya

"Aku cuma mau ketemu ayah tante"mingzu

"Dia bukan ayah kamu mingzu"tante

"Dia gak pantes di panggil dengan sebutan itu"tante

"Dia udah ninggalin kamu"tante

"Dia penyebab dari semua masalah yang ada"tante

"Dia penyebab penderitaan kamu mingzu"tante pergi






















Nuraga || He Xinlong

Nuraga || He Xinlong [COMPLETE ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang