53

88 19 2
                                    

Author pov

Xinlong membuka matanya kemudian mengedipkannya beberapa kali untuk menetralkan cahaya

Xinlong diam menatap langit langit kamarnya kemudian mengusap wajahnya

Xinlong menghela napas panjang, ia terus memikirkan kata kata hanna haah hanna benar ia memang tak pernah berpikir sebelum bertindak

Sudah berapa kali ia melakukannya? Mulai dari ingin membawa mingzu pergi menemui ibunya hingga tiba tiba menjauhi nya seperti sekarang

Flashback on

Xinlong diam menatap pantulan dirinya di depan cermin kemudian mengacak rambutnya frustrasi

"AAAAAAH"xinlong mengacak rambutnya

Xinlong kembali menatap pantulan dirinya di cermin, tangannya mengepal kuat, napasnya tak beraturan

Xinlong kembali mengacak rambutnya, kejadian di taman tadi saat mingzu tiba tiba saja kambuh membuatnya merasa gagal menjaga mingzu

Harusnya ia menjaga mingzu, harusnya ia tak lalai, harusnya ia tak mengalihkan pandangannya dari mingzu

"Lu cuma bikin keadaan dia jadi lebih buruk"xinlong

Xinlong kembali diam kemudian mengambil jaket yang tergantung di pintu kamarnya lalu berjalan menuju pintu rumahnya

(Llanjutannya bisa di liat di chapter 48)

Flashback off

Xinlong kembali mengusap wajahnya, kata kata hanna terus berputar di kepalanya. Yaa dia memang buruk

Tapi itu masih membuatnya merasa gagal sekarang, kejadian itu masih membuatnya takut untuk menemui mingzu walaupun ia ingin

Skip

Mingzu meraih ponselnya, menyalakannya lalu menekan sebuah nomer hendak menghubungi seseorang

Mingzu terdiam. Kegiatannya tiba tiba saja terhenti saat ia hendak menekan tombol panggilan, sepertinya ini hal yang percuma

Mingzu menghela napas panjang kemudian kembali mematikan ponselnya, tadinya ia hendak menghubungi xinlong untuk memberi tau tentang pesan yang ia dapat beberapa hari lalu dan tentang apa yang akan ia lakukan hari ini

Tapi sepertinya itu hal yang percuma, mingzu tau xinlong tak akan mengangkat telpon dari nya, bahkan mungkin ia akan langsung mematikannya

Mingzu melirik ke arah jam yang ada di dinding kamarnya, kemudian merapikan rambutnya

Mingzu memejamkan matanya kemudian mencoba mengatur napasnya. Saat ini ia merasa sangat gugup, jantungnya berdebar cukup kencang

Mingzu kembali membuka matanya lalu menepuk nepuk wajahnya kemudian berjalan keluar dari kamarnya, berjalan menuju pintu rumahnya

"Mau kemana?"tante

Mingzu terdiam mematung, langkahnya terhenti. Mingzu mencoba menenangkan dirinya kemudian melihat ke arah belakang

"Ma-mau mau itu..."mingzu

"Keperpustakaan sama xinlong"mingzu

"Yaudah hati hati ya"tante

Mingzu menganggukkan kepalanya kemudian kembali melangkahkan kakinya keluar dari rumahnya

Mingzu menghela napas lega setelah ia menutup pintu, sebanarnya ia merasa sangat bersalah karena harus berbohong. Tapi tak ada cara lain, tantenya pasti akan sangat marah jika mengetahui hal ini

Yaa mingzu memutuskan untuk pergi menemui ayahnya





































Nuraga || He Xinlong

Nuraga || He Xinlong [COMPLETE ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang