Author pov
Xinlong membuka matanya kemudian mengedipkannya beberapa kali untuk menetralkan cahaya
Xinlong diam menatap langit langit kamarnya kemudian mengusap wajahnya
Xinlong menghela napas panjang, ia terus memikirkan kata kata hanna haah hanna benar ia memang tak pernah berpikir sebelum bertindak
Sudah berapa kali ia melakukannya? Mulai dari ingin membawa mingzu pergi menemui ibunya hingga tiba tiba menjauhi nya seperti sekarang
Flashback on
Xinlong diam menatap pantulan dirinya di depan cermin kemudian mengacak rambutnya frustrasi
"AAAAAAH"xinlong mengacak rambutnya
Xinlong kembali menatap pantulan dirinya di cermin, tangannya mengepal kuat, napasnya tak beraturan
Xinlong kembali mengacak rambutnya, kejadian di taman tadi saat mingzu tiba tiba saja kambuh membuatnya merasa gagal menjaga mingzu
Harusnya ia menjaga mingzu, harusnya ia tak lalai, harusnya ia tak mengalihkan pandangannya dari mingzu
"Lu cuma bikin keadaan dia jadi lebih buruk"xinlong
Xinlong kembali diam kemudian mengambil jaket yang tergantung di pintu kamarnya lalu berjalan menuju pintu rumahnya
(Llanjutannya bisa di liat di chapter 48)
Flashback off
Xinlong kembali mengusap wajahnya, kata kata hanna terus berputar di kepalanya. Yaa dia memang buruk
Tapi itu masih membuatnya merasa gagal sekarang, kejadian itu masih membuatnya takut untuk menemui mingzu walaupun ia ingin
Skip
Mingzu meraih ponselnya, menyalakannya lalu menekan sebuah nomer hendak menghubungi seseorang
Mingzu terdiam. Kegiatannya tiba tiba saja terhenti saat ia hendak menekan tombol panggilan, sepertinya ini hal yang percuma
Mingzu menghela napas panjang kemudian kembali mematikan ponselnya, tadinya ia hendak menghubungi xinlong untuk memberi tau tentang pesan yang ia dapat beberapa hari lalu dan tentang apa yang akan ia lakukan hari ini
Tapi sepertinya itu hal yang percuma, mingzu tau xinlong tak akan mengangkat telpon dari nya, bahkan mungkin ia akan langsung mematikannya
Mingzu melirik ke arah jam yang ada di dinding kamarnya, kemudian merapikan rambutnya
Mingzu memejamkan matanya kemudian mencoba mengatur napasnya. Saat ini ia merasa sangat gugup, jantungnya berdebar cukup kencang
Mingzu kembali membuka matanya lalu menepuk nepuk wajahnya kemudian berjalan keluar dari kamarnya, berjalan menuju pintu rumahnya
"Mau kemana?"tante
Mingzu terdiam mematung, langkahnya terhenti. Mingzu mencoba menenangkan dirinya kemudian melihat ke arah belakang
"Ma-mau mau itu..."mingzu
"Keperpustakaan sama xinlong"mingzu
"Yaudah hati hati ya"tante
Mingzu menganggukkan kepalanya kemudian kembali melangkahkan kakinya keluar dari rumahnya
Mingzu menghela napas lega setelah ia menutup pintu, sebanarnya ia merasa sangat bersalah karena harus berbohong. Tapi tak ada cara lain, tantenya pasti akan sangat marah jika mengetahui hal ini
Yaa mingzu memutuskan untuk pergi menemui ayahnya
Nuraga || He Xinlong
KAMU SEDANG MEMBACA
Nuraga || He Xinlong [COMPLETE ✔]
Roman d'amour"Kamu lembaran terpenting dalam ceritaku"xinlong "Kamu tokoh utamanya"xinlong