"Vampire? yang benar saja! apa di jaman sekarang ini masih ada vampire seperti itu eoh?" -Kim Yewon
"Apa kau memang tak percaya dengan yang namanya vampire? bagaimana kalau mereka benar-benar nyata?" -Lee Juyeon
"Jangan lupakan satu hal bahwa...aku...
Waktu baru saja menunjukkan pukul 21.19 menit waktu setempat dan belum waktu yang tepat bagi Yewon untuk tidur. Secara perlahan, Yewon mulai beranjak dari tempat tidurnya. Ia tak ingin membangunkan nenek Bori yang sudah terlelap sejak lima menit yang lalu.
Ia pun duduk kemudian membuka kunci layar benda persegi pintar itu. Beberapa notifikasi pesan dari Seokjin maupun teman-temannya terlihat di layar tersebut. Dari sekian pesan yang masuk, pesan dari Seokjin lah yang memiliki rekor terbanyak.
Yewon baru saja membuka ponselnya sekarang, ia sengaja memilih mode hening pada ponselnya. Setelah selesai membalas pesan sang kakak, Yewon pun memilih untuk beranjak dari kamar berukuran sedang itu.
Ia merasa haus dan ingin mengambil segelas air putih untuk membasahi tenggorokannya. Tenang saja, nenek Bori sudah mengizinkan Yewon untuk menggunakan semua barang atau apapun yang diperlukan Yewon disini.
Cklek!
Yewon menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Tak beberapa lama kemudian, Yewon mengerinyitkan keningnya setelah pintu itu terbuka sedikit. Sebuah bayangan muncul dari cahaya yang masuk melalui pintu itu. Seperti sosok orang yang sedang membuka sepatunya?
"Aku pula--siapa kau?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baik orang itu maupun Yewon sama-sama saling menatap dengan pandangan terkejutnya. Sosok pria yang terkejut karena melihat keberadaan Yewon disini dan Yewon yang juga terkejut karena melihat persepsi pria itu.
Pria dengan rambut bercat merah itu pun meletakkan sepatu miliknya di lantai. Setelahnya, ia kembali menatap Yewon dengan tatapan selidiknya.
"Apa yang kau lakukan disini? siapa kau?"tanyanya pada Yewon
"Kau yang siapa?"
"Dimana nenek ku? apa yang kau lakukan padanya? bagaimana kau bisa masuk kemari?"tanyanya beruntun yang membuat Yewon loading sejenak
"Nenek? nenek mu? nenek Bori?"tanya Yewon seraya membelalakkan kedua matanya namun dengan suara yang masih setengah berbisik
"Kau kenal nenek ku?"
"Kau siapa?"
"Aku cucunya"
"Mwo? nenek Bori?!"
"Tentu saja iya"
Setelah insiden membingungkan itu terjadi, akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di teras rumah. Mereka bisa saja bicara di dalam, namun mereka tak ingin mengganggu nenek Bori yang masih terlelap.
"Terima kasih"ucap Yewon seraya menerima gelas berukuran sedang yang berisi susu hangat
Pria itu pun duduk disamping Yewon seraya menyesap minumannya secara perlahan. Setelahnya, ia pun meletakkan gelas itu di sisi kirinya. Ia kembali menatap Yewon yang masih saja diam.