"You lit me on fire, kept me safe from the blaze outside, a riot of dark clouds and white shadows."
Tok... Tok... Tok...
Kebingungan akan siapa gerangan yang mengunjunginya malam-malam begini, Art pun langsung menghampiri pintunya untuk mencari tahu siapa yang mengetuk pintunya itu.
Apakah itu Arlo lagi?
Karena pintunya tidak memiliki lubang intip untuk melihat siapa yang berada dibalik pintu itu, maka mau tak mau Art harus membukanya untuk memenuhi rasa penasarannya.
"Loh, Scar...?"
Laki-laki yang tadinya berdiri di depan itu pun langsung menerobos masuk tanpa mengucapkan salam atau sepatah kata apa pun terlebih dahulu kepada Art.
Melihat hal itu, dengan cepat Art langsung menutup pintunya dan bertanya kepadanya lagi. "Ngapain, Scar?"
"Kok tau gue tinggal disini?" Setelah melontarkan pertanyaan ini, seketika Art mengingat apa yang barusan Ashley ceritakan.
Jangan-jangan Ethan memang sengaja ke rumahnya untuk bertanya kepada Mamanya dimana ia tinggal, lalu memberitahukannya kepada Scar. Sekarang semuanya masuk akal.
Scar masih memandangi setiap sudut unit Art itu dengan seksama, tak menjawab satu pun pertanyaan Art.
"Lokasinya terpencil banget. Kenapa milih unit ini?" Akhirnya laki-laki itu membuka suaranya sambil menatap tajam ke arah Art.
Art cukup kaget dengan apa yang ditanyakan oleh Scar. Namun ia tahu bahwa Scar memang terkadang bisa menjadi over protektif seperti ini.
"Gue cuman disini selama 6 bulan, Scar. Lagipula akan sering keluar karena ikut training kegiatan volunteer nanti." jelas Art sambil berjalan menuju kulkasnya untuk menjamu tamunya itu dengan minuman yang seadanya.
"Volunteer?" tanya Scar bingung.
"Ah, iya. Gue belum ngasih tau lu. Iya, volunteer. Gue bakal ikut kegiatan volunteer di UN Canada nanti. Tapi ya, harus ikut training dulu selama 6 bulan." Kali ini Art menjelaskan sambil menyerahkan segelas minuman berperisa apel dingin kepada Scar.
Yang diajak bicara pun hanya mengangguk-nggukan kepalanya. Mungkin Scar baru ingat kalau sahabatnya itu memang memiliki mimpi untuk mengikuti kegiatan seperti volunteering begitu.
"Besok pagi siap-siap. Gue jemput jam 8. Ikut gue pergi," lontar Scar secara tiba-tiba yang berhasil membuat Art mengerutkan kedua alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Scars Become Art
RomanceAlarta Faith. Biasa orang-orang mengenalnya dengan panggilan 'Art'. Personanya tak seunik namanya. Cenderung biasa saja. Sepanjang hidupnya, Art selalu menjadi ekor Scar yang membuntuti kemana pun Scar pergi. Hal ini Art lakukan semata-mata karena i...