32 - Champagne Problems

16 3 0
                                    

"Salute!"

"Salute!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎨

Angan-angannya secepat kilat buyar akibat tepukan pundak yang berasal dari seorang perempuan bersurai hitam sebahu. Dengan cepat Art menoleh untuk mencari tahu siapa gerangan yang menepuk pundaknya itu. Setelah mendapati sebuah wajah yang sangat familiar bagi dirinya, ia pun dengan cepat menenggelamkan dirinya dalam pelukan perempuan tersebut.

"Gosh, Alma!" ucapnya masih sambil mendekap perempuan bernama Alma dalam rengkuh tangannya.

Alma pun hanya bisa tertawa melihat reaksi Art yang terkejut namun bahagia di saat yang bersamaan. Dirinya juga senang karena bisa bertemu seseorang yang familiar bagi dirinya di negeri yang jauh dari tanah airnya.

"Udah lama nunggunya?" tanya Alma yang menarik kursi di depan Art dan duduk di sana.

Mendengar pertanyaan tersebut, Art pun menggeleng dan berkata "Nggak kok. Baru aja landing setengah jam yang lalu, terus langsung ke sini." jelas Art yang memang ketika pesawatnya mendarat, ia langsung melangkahkan tujuannya ke kafe yang menjadi titik pertemuan mereka.

"How's Italy so far?" tanya Alma sambil tersenyum seolah sangat menantikan jawaban dari Art mengenai negeri yang banyak dikenal dari makanan khasnya, yakni spaghetti.

Sebelum menjawab pertanyaan Alma, Art pun sempat termenung sebentar. Sepersekian detik selanjutnya, Art pun menjawab "Well, karena baru saja sampai, jadi kayaknya masih belum bsa nyimpulin. So far, negerinya nggak kalah romantis dengan Paris."

Alma pun tertawa dan mengangguk, pertanda bahwa ia setuju dengan kalimat terakhir yang dilontarkan oleh Art. Tidak ingin Art membuang waktunya lebih lama disini, Alma pun sontak mengajak Art untuk pergi makan malam ke restoran yang menurutnya lebih baik dari kafe yang sedang mereka pijaki saat ini.

"Ayo kita makan malam," ajak Alma sambil membantu Art membawa beberapa barang bawaannya. Sebenarnya Art tidak membawa begitu banyak barang. Hanya saja, tas yang dibawa oleh Art berukuran cukup besar bahkan Alma cukup terkejut dengan bagaimana tubuh semungil perempuan itu sanggup membawa koper hitam besar tersebut sampai kesini.

"Aku sangat ingin makan spaghetti saat ini. Aku harap kau membawaku ke resto khas Italia." ucap Art menimpali ajakan dari Alma barusan. Tak tahu mengapa, Art sangat ingin menyantap makanan khas negeri itu saat ini.

Art bersyukur satu nama terlintas di benaknya ketika memutuskan untuk memesan tiket penerbangan ke Italia. Ini memang terjadi sangat cepat dan spontan. Seharusnya ia tengah berada di kantornya untuk pertemuan bersama dengan delegasi perwakilan negara lain di UNICEF.

Namun, Art tidak sanggup lagi menutup telinga akan bisikan yang menyuruh dirinya untuk pergi ke negeri yang bahkan tak ia kenal sama sekali mulai dari budayanya sampai orang-orang yang ada di sini. Bersikap patuh dan percaya akan kata hatinya, ia pun akhirnya membeli tiket ke Italia.

When Scars Become ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang