4. ALBARA DAN KEHIDUPAN NYA.

1.3K 148 8
                                    

OH YA, DI LAPAK ARSENIO NGGAK DI CERITAKAN KEHIDUPAN ALBARA DAN GENG NYA.

DISINI AKAN DI CERITAKAN.

DULU ALBARA KETUA GENG, SEKARANG MANTAN KETUA GENG. JADI JANGAN KELIRU<3.

HAPPY READING!

-

-

-

***

Markas CAKRA GANG.

Malam ini Albara menghabiskan waktu nya di markas bersama teman-teman nya. Cowok itu merupakan mantan ketua geng yang terkenal pada masa nya, dengan musuh terkuat yaitu STARES GANG yang di pimpin Arsenio, saat ini dia sudah tenang di sisi-Nya.

2 tahun yang lalu.

Tahun-tahun yang menyenangkan tanpa cinta. Ya, Albara tidak pernah merasakan indah nya jatuh cinta, karena dia sangat membatasi diri dengan perempuan. Bukan hanya itu, Albara juga menganggap bahwa mencintai seseorang adalah hal yang tidak penting dan membuang-buang waktu. Apalagi masa-masa SMA seharusnya dihabiskan dengan canda tawa bukan patah hati.

Tiga tahun di SMA Cakra, Albara menghabiskan waktu nya untuk belajar dan bersenang-senang bersama teman seperjuangan nya. Beribu kenangan itu masih tersimpan rapat dalam hati dan pikiran nya.

Dulu, Albara adalah satu-satu nya cowok paling dingin, cuek, dan tidak pernah tersenyum. Tapi, Albara tidak seperti Arsenio yang seenaknya. Cowok itu selalu mengikuti aturan sekolah, tidak pernah terlambat, maupun menentang guru.

Albara juga cowok paling peka terhadap teman-teman nya, saat melihat teman nya kesusahan, dia akan berusaha membantu sebisa mungkin. Jadi, disini sosok Albara tidak hanya tampan, ia juga baik hati. Membuat para cewek memperebutkan diri nya.

Pernah kejadian, ada seorang gadis dengan sengaja dan terang-terangan menyatakan perasaan cintanya kepada Albara di depan umum, tepat nya di lapangan SMA Cakra, hal itu membuat seluruh warga sekolah mengerumuni mereka kecuali para guru.

Tanpa berkata apapun, Albara meninggalkan lapangan menuju kantin. Jawaban nya adalah tidak. Tapi Albara tidak mau mengatakan, agar sang gadis tidak merasa di permalukan di depan umum, karena penolakan perasaan nya.

Geng CAKRA sendiri terdiri dari anak-anak SMA Cakra. Artinya tidak ada orang luar yang masuk, karena memang tujuan nya untuk menertibkan sekolah. Dulu geng CAKRA di anggap sebagai geng kecil dan lemah, oleh karena itu mereka bangkit dan jadilah penguasa jalanan seperti sekarang.

Sejak saat itu, tidak ada satu pun yang berani merendahkan mereka.

Albara sendiri tidak pernah memaksa teman-teman nya untuk gabung dalam organisasi yang ia buat. Namun, mereka sendiri lah yang bergabung atas dasar persaudaraan. Oleh karena itu, Geng CAKRA sulit di taklukkan, karena persatuan dan kesatuan diantara anggota-anggota nya.

Arsenio pun mengakui bahwa Albara dan geng nya sungguh luar biasa. Di antara geng-geng yang lain, yang paling sulit di taklukan Arsenio ialah CAKRA GANG, yang di pimpin Albara, kala itu.

Sampai pada akhirnya, mereka berdamai karena Alana. Hingga kini tidak ada permusuhan lagi antara STARES dan CAKRA, bahkan dua geng ini sekarang saling bantu-membantu.

***

Asap rokok mengepul mencemari udara segar di ruang markas CAKRA, namun setelah beberapa detik menghilang terbawa angin yang berhembus pelan. Seorang cowok berjaket kulit dengan logo CAKRA, sedang duduk di sofa sambil menyesap rokok nya. Dia sudah habis dua batang rokok selama satu jam ini.

Siapa lagi kalo bukan..Albara.

"Bar, woy! Lagi ada masalah lo? Tumben ngerokok? Biasanya gak pernah" tanya Riki-salah satu teman nya.

"Cinta nya di tolak kali sama mbak-mbak berniqob" kekeh Juan, sambil memainkan komputer di depan nya.

"Inget Arsen, Bar! Dia mati gara-gara kebanyakan rokok!" Peringat Varrel, cowok berambut coklat dengan wajah sangar di pojok ruangan, dia sibuk dengan sinyal wifi di ponsel genggam nya.

Albara hanya diam, tak minat menanggapi. Cowok itu terus menyesap rokok nya, dengan tatapan lurus ke depan. Tiba-tiba seseorang menarik batang rokok tersebut dan membuang nya, hal itu membuat Albara menatap tajam sang pelaku.

"Ck, gak usah ganggu gue!" decak nya.

"Rokok itu nggak sehat, Bar. Mending nge-gym sama gue." ujar Atlas dengan cengiran khas nya.

Albara menghela nafas, lalu menyetujui ajakan Atlas. "Gue dan Atlas ke tempat gym dulu."

"Emang lo berdua gak ada tugas kuliah?" tanya Juan tanpa mengalihkan pandangan pada komputer di hadapan nya.

"Tugas kuliah gue numpuk, tapi santai besok Minggu" jawab Atlas, santai. Dia dan Albara lalu pergi menuju ke tempat gym untuk olah raga otot.

"Hati-hati lo berdua!"

***

02.05 dini hari.

Albara mengusap rambut basah nya dengan handuk, ia baru saja pulang dari tempat gym, kemudian langsung mandi karena badan nya lengket penuh keringat. Cowok itu sudah biasa mandi tengah malam.

Albara merebahkan tubuh nya di atas kasur, memejamkan mata sejenak, untuk melaksanakan qiyamul lail. Samar-samar Albara mendengar lantunan merdu ayat-ayat Al-Quran.

"Siapa yang ngaji malam-malam gini? Tapi, suara nya merdu juga sih" monolog nya.

Cowok itu beranjak dari kasur nya. Kedua kaki jenjang nya melangkah keluar mencari sumber suara. Lantunan Al-Quran itu mengarah pada sebuah kamar di sebelah kamar nya. Yang tidak lain adalah kamar Zahra.

Ragu-ragu cowok itu melangkah mendekati pintu kamar Zahra, lalu menguping dan benar saja suara itu semakin terdengar jelas. Otak nya kembali berpikir, cewek kampung seperti Zahra punya suara semerdu itu?

Satu tangan Albara terangkat kemudian memegang gagang pintu. Perlahan-lahan ia mulai membuka nya sedikit. Hingga kedua matanya menemukan seorang gadis dengan mukena putih duduk bersila diatas hamparan sajadah dan Al-Quran di pangkuan nya.

10 detik berlalu, Albara masih menatap gadis yang tengah membaca Al-Quran dengan tatapan yang sulit di artikan. Tiba-tiba, dia merasakan sesuatu yang menarik kuping nya.

"Aduh, aduh, kuping gue nih!" ringis nya, pelan.

"Ngapain kamu ngintip-ngintip ke dalam kamar Zahra?" tanya Diana setelah menyeret putra nya menjauh dari depan pintu kamar Zahra.

"Ma, Mama sala--"

"Aduh Bara! Jangan mentang-mentang di sini ada anak perawan kamu bisa seenaknya!"

"Ma, tadi Bara itu cuma--"

"Ya, iya Mama paham! Mama majuin kalo gitu."

Albara mengeryit, "apanya yang di majuin?"

"Akad nikah kamu lah! Apa lagi coba?"

"Tapi Ma, Bara--"

"Diam disitu! Mama akan menghubungi penghulu untuk datang ke acara besok"

"A-apa? Besok? Ya kali, Ma?! Bara nggak mau! Ma, Bara mohon, jangan Ma. Pliss, pliss, Bara nggak mau." rengek cowok itu sambil memeluk kaki Diana, memohon minta di kasihani. Namun Diana tidak menghiraukan nya.

"Kamu jadi laki-laki jangan pengecut! Kamu harus tanggung jawab!"

"Ta-tanggung ja-jawab apa Ma? Bara nggak pernah nyentuh apalagi menghamili anak orang."

"Tanggung jawab karena kamu baru saja ngintip ke dalam kamar anak perawan!"

Sial!

***

Nextt?

ALBARA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang