32. KEHILANGAN ZAHRA

1.8K 171 180
                                    

Albara memakirkan motor di pelataran rumah nya. Sepi, kotor, seperti tidak berpenghuni definisi yang pas untuk menggambarkan keadaan rumah tersebut. Bahkan taman kecil milik Zahra juga terlihat sangat kotor, padahal biasa nya keadaan rumah itu selalu bersih dan rapi karena setiap hari Zahra membersihkan nya.

Albara melangkah membuka pintu tersebut, gelap dan berdebu, jika biasanya ada Zahra yang menyambutnya di belakang pintu, kini perempuan tak nampak lagi. Bahkan seminggu terakhir ini, Albara tidak menjumpai perempuan itu lagi. Jantung Albara mulai berdebar kencang.

"Ra? Ka-kamu dimana Ra?" Suara Albara menggema di dalam sana. Tidak ada jawaban apapun dari perempuan yang ia rindu.

Kaki jenjang nya langsung melangkah menuju dapur. Jika biasanya Zahra sibuk memasak di ruangan tersebut, namun kini suasana dapur seperti mati, tidak ada harum masakan Zahra lagi.

"Za-Zahra ka-kamu dimana?" Kedua mata Albara mulai berkaca-kaca, pandangan nya tertuju ke arah meja makan.

Nasi goreng dengan dadar telur di atas nya juga segelas susu buatan Zahra itu sudah membusuk dan kering. Albara terduduk lemas di atas kursi, rasa nya tidak kuat lagi untuk berdiri. Air mat nya mengalir deras, kedua tangan nya naik menjambak rambut nya sendiri.

"Kulo ini istri njenengan kang, jujur kulo cemburu lihat njenengan dekat terus sama Aisyah"

"makan dulu kang, wong cuma 5 menit. 5 menit saja, njenengan makan di rumah ya?"

"Gak sempet Ra, gue harus balik ke rumah sakit. Nanti gue makan di sana"

"Tapi, kulo sudah masak buat njenengan kang"

"Makan sendiri saja."

"Ck, gue gak sempat Ra. Udah, gue makan di sana saja."

"Tapi kang--"

"GUE BILANG NGGAK YA NGGAK! JANGAN RIBET JADI CEWEK! LIHATEN INI SITUASI NYA GIMANA?!"

"Makan dulu nggeh kang, biar cepat sembuh"

"Bilang saja kalo mau nyamperin William. Iya kan?"

"Kalo kulo niat nyamperin Dokter Willim, nggak mungkin kulo di sini kang"

"Akhh, sakit kang.."

"Maka nya, jangan coba-coba menghalangi jalan gue!"

"ZAHRAAA!! Maafin aku.." teriak Albara sambil terisak kuat. Laki-laki itu beranjak, berjalan sempoyongan menaiki anak tangga menuju kamar nya, dengan kasar dia menendang pintu kamar yang ditidak bersalah itu sampai terbuka lebar.

Albara langsung berjalan menuju lemari, langkah nya terhenti saat melihat secarik kertas di bawah kaki lemari tersebut. Dengan segera, Albara langsung memungut kertas lusuh itu, lalu membaca nya.

 Dengan segera, Albara langsung memungut kertas lusuh itu, lalu membaca nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALBARA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang