5. AKAD NIKAH.

1.4K 152 15
                                    

"Bara bangun! Ayo bangun cepetan!" Diana menarik selimut yang membungkus tubuh putra nya.

"Apaan sih Ma? Bara udah sholat subuh tadi, sekarang masih ngantuk, Ma" rancau nya sambil menutup kuping dengan bantal.

"BARA BANGUN! UDAH JAM TUJUH INI! KAMU ITU YA, KEBIASAAN HABIS SUBUH TIDUR LAGI! KAN SUDAH DI LARANG OLEH RASULULLAH! SEKARANG BANGUN!" teriak Diana kencang, namun hal itu tidak mempengaruhi Albara.

"YA ALLAH INI ANAK! KAMU MINTA DI GEROJOK AIR YA?! SUDAH JAM TUJUH INI BARA!"

"Ealah Ma, masih jam tujuh belum jam sepuluh. Tadi Bara baru pulang jam 2 pagi, Bara masih ngantuk, Ma" decak nya.

"Siapa suruh pulang jam 2 pagi?! Bukan salah Mama! Pokok nya Mama nggak mau tau! Kamu harus bangun sekarang, Bara!" teriak Diana, lagi sambil menarik bantal yang digunakan Albara menyumpal kuping nya.

"Lima menit lagi, Ma"

Lima menit kemudian...

"Ini sudah lima menit!"

"Lima menit lagi, Ma."

"Lama-lama kamu kayak mbak Sri si penjual tempe di pasar tau nggak?! Di enyang terus!"

"Bukan nya yang selalu ngenyang itu bang Mamat yang beli bunga nya Ma--"

Byurr..

Kedua mata Albara yang tadi nya terpejam langsung terbuka lebar saat merasakan dingin nya air yang menyentuh permukaan kulit wajah nya. Dia menatap kesal ke arah si pelaku, siapa lagi kalo bukan Diana-Mama tersayang nya.

"Mamaaa! Kasur Bara jadi basah nih, mana air nya dingin banget lagi" cerocos nya sambil menunjuk kan sprei nya yang basah karena siraman Diana. Sedangkan wanita paruh baya dengan ember di tangan nya itu hanya bersedakap dada, santai.

"Biar nanti di jemur Bi Tutik. Mandi sekarang! Cepetan!" titah Diana, tidak bisa di bantah.

"Bara udah mandi 5 jam yang lalu"

"Nggak! Kamu harus mandi lagi! 5 menit cukup! Sekarang!"

Albara mengangguk, dia beranjak dari kasur nya, bukan menuju kamar mandi melainkan sofa yang ada di sebelah kanan tempat tidur, dan cowok itu kembali berbaring di sana.

"BARA! Ya Allah, kamu badan aja gede! Kelakuan kayak anak paud! Di suruh mandi susah nya minta ampun!" teriak Diana sambil menjewer kuping Albara, membuat sang empu terbelalak seketika.

"Mamaaa! Kuping Bara! Nanti lepas gimana Ma?! Nggak ada dua nya ini!"

"Biarin aja! Nanti bisa Mama ganti dengan kuping gajah! Biar Mama nggak usah teriak-teriak lagi! Capek mulut Mama, capek!"

"Aaaaaa!! Sakit Maaaa!"

Diana melepaskan cubitan maut nya di lengan putra nya, "CEPETAN MANDI! ATAU MAMA SEBARKAN KE SELURUH TEMAN-TEMAN KAMU SUPAYA MEREKA TAU, KETUA NYA INI KALO PAGI DI SURUH MANDI KAYAK ANAK PAUD YANG REWEL MINTA DI MANDIIN MAMA NYA! MAU KAMU?!"

Albara langsung terbirit-birit menuju ke kamar mandi, sedangkan Diana tersenyum lebar.

"Alhamdulillah Ya Allah, beberapa bulan lagi aku akan segera dapat cucu dari si anak konyol itu. Semoga cucu ku nggak niru bapak nya! Aamiin" monolog Diana dengan girang.

Setelah nya, dia menyiapkan jas dan kemeja putih juga celana untuk Albara. Namun, tiba-tiba...

"MAMAAA! KAOS, SEMPAK, SAMA CELANA BARA KETINGGALAN! TOLONG AMBILIN, MA!"

Astagfirullah!

***

Seorang laki-laki dengan jas hitam yang melekat di tubuh nya sedang berjalan menuruni anak tangga bersama sang Mama, dengan gagah nya. Siapa lagi kalo bukan Albara. Pagi ini dia terlihat sangat rapi dan keren, semua itu berkat omelan Diana selama satu jam lama nya, kalau tidak mungkin Albara tidak sekeren itu pagi ini.

ALBARA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang