29. ALBARA SAKIT.

1K 127 68
                                    

Zahra terjaga ketika mendengar suara seseorang menggigil kedinginan. Dia meraih cetekan lampu, kamar yang tadi nya gelap menjadi terang benderang. Perempuan itu terkejut, mendapati Albara tidur meringkuk memeluk perut nya sendiri. Ya, suara gigilan tersebut berasal dari Albara.

Satu tangan Zahra naik, menyentuh dahi laki-laki tersebut. Panas, itu yang dirasakan telapak tangan Zahra. Wanita itu langsung beranjak menuju dapur, mengambil kompresan dan air dalam baskom.

Setelah kembali, Zahra dengan cekatan langsung mengompres dahi Albara. Melihat suami nya mencengkram perut nya sambil meringis kesakitan, membuat Zahra panik seketika.

"Kang, perut njenengan kenapa?"

"Sakit Sya, perut aku sakit Sya.."

Deg!

Sampai segitu nya ya, rasa sayang kang Bara ke Aisyah? Batin Zahra, sesak. Tapi apa yang bisa dia lakukan? Selain sabar?

"Ayo ke rumah sakit kang" Zahra membantu Albara berdiri, tapi badan Albara terlalu berat untuk diri nya. Sekuat tenaga mencoba, tapi tidak juga berhasil.

Gimana ini Ya Allah?

Sebuah ide muncul di otak Zahra, perempuan itu langsung mengambil ponsel nya dan menghubungi William untuk meminta bantuan. Sebenarnya, Zahra sungkan menghubungi William tengah malam begini, tapi memang tidak ada pilihan lain selain ini.

***

"Ada hubungan apa lo sama si dokter bule itu?"

"Nggak ada kang, tadi itu ka--"

"JANGAN BOHONG! LO KIRA GUE GOBLOK, HAH?! DARI DULU LO SAMA DOKTER BULE ITU DEKAT KAN?! LO SENGAJA YA? MENGAMBIL KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN?"

"Kang ini nggak--" Zahra mencoba menjelaskan, namun selalu di potong oleh Albara.

"Lo pasti udah tau, kalo William itu suka sama lo! Lo ambil kesempatan ini untuk caper kan sama dia?! Lo kepingin di puji laki-laki lain di luaran sana? Iya kan?!"

Tes.

"Mboten kang, kulo nggak pernah mempunyai niatan seperti itu. Dengerin--"

"CUKUP! GAK USAH BANYAK ALASAN! SEKARANG LO PERGI DARI RUANGAN GUE! GUE MUAK SAMA LO!" bentak Albara, seketika membuat hati Zahra remuk berkeping-keping.

"Ayo pergi! Tunggu apa lagi?! Nungguin William--"

"Nggeh kulo pergi" potong Zahra dengan air mata yang masih mengalir deras.

Perempuan itu berbalik arah, kedua kaki nya melangkah keluar. Demi apapun, ini adalah hal yang paling menyakitkan yang pertama kali ia rasakan seumur hidup nya.

Entah sampai kapan, ia bertahan. Entah sampai kapan, semua ini berakhir. Kesabaran memang tiada batasan, namun kekuatan fisik dan hati manusia mempunyai batasan tertentu.

Zahra akan terus berusaha bertahan, sekuat tenaga. Jika, suatu hari rasa lelah kian memuncak, mungkin di saat itu lah waktu nya untuk pergi. Karena tidak ada lagi yang bisa di pertahankan.

Aku pasrahkan semua kepada Mu, Ya Allah..

***

"Zahra, apa bener Bara masuk ke rumah sakit?"

"Nggeh, Ma. Kemarin badan kang Bara demam tinggi, jadi Zahra bawa ke rumah sakit"

"Bara sakit apa selain demam?"

"Asam lambung nya kumat Ma, ini salah Zahra yang terlalu sibuk sama kerjaan rumah sampai lupa mengingatkan kang Bara makan,"

"Lain kali, jangan terlalu mementingkan rumah ya, Ra. Suami itu nomor satu, jadi urus suami dulu baru ngurus yang lain" tutur Diana.

ALBARA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang