7. PERATURAN ALBARA.

1.2K 149 17
                                    

Nyuwun pangestunya artinya minta doa nya.

Happy Reading.

-

-

***
"Ma, Pa, Bara dan Zahra berangkat, assalamu'alaikum." Albara menyalimi tangan kedua orang tua nya, begitu juga dengan gadis di sebelah nya.

"Waalaikumussalam"

"Kalian beneran mau pindah sekarang? Nggak mau nginep minimal seminggu gitu di rumah?"

"Ma, mereka sudah rumah tangga, biarkan mereka hidup mandiri" jawab Gunawan sambil mengusap punggung istri nya.

"Papa enak ngomong gitu, Mama kesepian tau di rumah! Apalagi Papa juga jarang di rumah." balas Diana, kesal.

"Nanti Papa akan suruh Alana tinggal di rumah biar Mama nggak kesepian lagi,"

"Maafin Zahra dan kang Bara ya, Ma. Nanti kami bakal sering-sering kok main ke sini" ujar Zahra dengan senyuman di bibir nya.

"Nggak usah caper sama Mama gue." bisik Albara, tidak suka. Senyuman Zahra yang tadi nya mengembang, kini surut seketika. Gadis itu hanya mengangguk patuh.

"Cepat hamil ya, Zahra. Mama udah ngiler pengen cucu dari kalian." Diana beralih memeluk Zahra dengan sayang.

Zahra tersenyum tipis, "nyuwun pangestunya Ma."

***

Tidak ada percakapan apapun diantara Albara dengan Zahra, dalam mobil tersebut hanya suara mesin dan alunan musik yang memecah keheningan. Albara sibuk menyetir sedangkan Zahra sibuk dengan pikiran nya sendiri, gadis itu terlihat sedang menatap kosong keluar jendela mobil.

Ingin mencari topik pembicaraan pun percuma, karena Albara pasti tak akan menghiraukan nya. Bahkan dari awal, cowok itu sudah menyuruh Zahra untuk diam dan tidak banyak bicara ketika berada dalam mobil.

Zahra menoleh ke samping, tepat nya ke arah Albara. Keringat nya sejak tadi sudah bercucuran karena takut ingin bertanya. Dia takut Albara marah kepada nya dan takut Albara semakin membenci nya. Dengan sekuat tenaga, Zahra memberanikan diri untuk angkat bicara dan memecah keheningan yang ada.

"Ngapunten kang. Kulo mau tanya, nanti njenengan mau di masakin apa?" tanya gadis itu, sedangkan Albara duduk diam di kursi kemudi.

5 menit kemudian, belum ada jawaban dari cowok itu. Zahra masih sabar menunggu, mungkin Albara sedang berpikir menu makanan untuk nanti malam.

"Nanti malam gue keluar, sekalian makan di luar sama anak-anak. Lo mau makan nggak makan, terserah." Jawab Albara setelah 10 menit berlalu. Seperti biasa, nada suara nya selalu dingin dan selalu mampu menusuk ke dalam hati gadis itu.

"Besok njenengan kuliah Kang, apa nggak sebaiknya tidur di rumah supaya besok nggak terlambat ke kam--"

"Tidur di rumah sama lo? Gak usah ngarep."

"M-mboten gitu maksud kulo, kang" lirih Zahra. Namun, tidak di gubris oleh Albara. Tidak lama kemudian mobil Albara sudah berhenti di pelataran rumah yang begitu luas.

***

"Gue nggak mau se-kamar sama lo. Jadi, kamar kita pisah. Kamar lo sebelah timur kamar gue di lantai dua. Terus ini rumah sudah di bersihkan, jadi lo nggak perlu bersih-bersih," ujar Albara sambil memberikan koper pada Zahra.

"Dan yang terakhir, ada 5 peraturan yang tidak boleh lo langgar. Nih, baca sendiri" imbuh nya, sambil menyodorkan sebuah kertas pada Zahra. Gadis itu langsung membaca nya.

ALBARA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang