Seorang gadis berjilbab coklat tua tengah duduk di tepi kasur sambil menunggu balasan chat dari Albara, dia tidak lain adalah Zahra. Seperkian detik kemudian, perasaan gadis itu mulai tidak tenang memikirkan Albara. Seperti ada sesuatu buruk yang akan menimpa laki-laki itu.
Zahra segera mengambil air wudhu, setelah selesai kemudian ia menggelar sajadah, mengambil Al-Quran lalu duduk di sana. Kedua tangan nya menengadah ke atas, berdoa kepada Allah. Gadis itu selalu melakukan hal tersebut di kala firasat buruk menghampiri.
"Ya Allah, lindungilah kang Bara dimana pun dia berada. Jauhkan lah ia dari segala tipu muslihat, kejahatan, dan perbuatan maksiat yang akan menghampiri nya. Sesungguhnya Engkau yang Maha Melindungi lagi Maha Mengetahui. Aamiin" doa Zahra. Setelah itu, dia membuka Al-Quran di pangkuan nya dan membaca kitab suci tersebut.
20 menit kemudian...
BRAKK!
"Astagfirullah,"
Zahra terkejut bukan main, ketika mendengar suara benturan tersebut, entah dari mana asal nya. Gadis itu tergopoh-gopoh mengembalikan Al-Quran ke rak yang ada di pojok kamar, kemudian menggulung sajadah dan memakai kembali jilbab yang sempat ia lepas.
Baru selangkah akan keluar. Tiba-tiba..
BRAK!!
"Astagfirullah hal adzim" gumam gadis itu. Kedua mata Zahra menangkap sosok Albara di ambang pintu, laki-laki itu terlihat sangat berantakan, tidak serapi tadi pagi. Rambut nya acak-acakan dan wajah nya nampak sangat kacau.
Apa yang terjadi? Batin Zahra, khawatir.
Gadis itu langsung menghampiri Albara yang melangkah masuk ke dalam kamar nya. Sejenak Zahra teringat lima poin dalam surat peraturan, tepat di poin pertama. Apa kang Bara lupa? Tanya nya dalam hati.
"Kang njenengan kenapa? Kok berantakan gini? Njenengan sakit ta? Atau mau ke dokter saja?" Tanya Zahra bertubi-tubi sambil memegang lengan laki-laki itu.
"Shit!" umpat Albara, tertahan. Hasrat dalam diri nya seakan membakar akal sehat dan pikiran nya yang jernih. Bahkan dia tidak ingat apapun tentang tujuan awal pernikahan nya dengan Zahra.
"Kang Bara, njenengan kenapa?" Tanya Zahra semakin panik. Bagaimana tidak? Sejak tadi Albara hanya diam dan menatap nya dengan tatapan yang sulit ia artikan.
Albara melepas jas nya dan melempar ke sembarang arah, menyisakan kemeja putih yang sudah basah akan keringat, melekat di badan nya. Laki-laki itu melangkah maju membuat jarak semakin terkikis.
Jantung Zahra berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya. Saat akan melangkah mundur, kedua tangan Albara mencengkeram kuat pundak nya membuat Zahra meringis kesakitan dan tidak bisa bergerak.
"K-kang, sakit kang. Njenengan ini sebenarnya kenapa?" Ringis gadis itu, setengah ketakutan.
"Ra, g-gue udah nggak tahan. Gue mau sekarang" ujar Albara dengan suara berat dan serak nya.
Zahra bergeming di tempat, masih memahami maksud perkataan laki-laki itu, "ma-maksud njenengan apa kang?"
Albara tidak menggubris pertanyaan Zahra. Sejurus kemudian, dia mulai mendorong pelan pundak gadis itu dan...terjadilah sesuatu yang hanya mereka berdua dan Tuhan yang tahu.
***
BUGH!!
BUGH!!
"ARGGHH!! SIAL! SIAL! SIAL! GUE GOBLOK! GUE GOBLOK! GUE GOBLOK!"
"WOY! NGAPAIN LO DISANA ANJIR?! MAU MATI LO?!" Teriakan Atlas tidak menghentikan aktivitas Albara yang sedang meninju batang pohon mangga di halaman belakang markas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA✔
Novela Juvenil● SPIN OFF ARSENIO ● "𝚃𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛 𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚝𝚊 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐-𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐. 𝙼𝚎𝚗𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊𝚒 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚑𝚊𝚍𝚒𝚛𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝."-𝓝𝓪𝓯𝓲𝓼𝓪 𝓐𝔃-𝓩𝓪𝓱𝓻𝓪. L...