| Chapter 2

169K 12.3K 505
                                    

AI AI

APA KABAR?
SEMOGA SELALU BAIK YA!

APAPUN ITU JANGAN PANTANG SEMANGAT ^_^

SEBELUM BACA, ABSEN DULU YUK!

🎧 LAGU FAVORIT KAMU APA?

-00-
Karena kenyataan tak selamanya selalu berjalan sesuai dengan keinginan, ada kalanya yang bisa aku lakukan hanyalah berserah pada jalan yang sudah di tetapkan Tuhan.
-00-

AKSARAYA SCHOOL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AKSARAYA SCHOOL

Tulisan dan ukiran emas dipapan nama sekolah yang tertera di halaman depan gedung sekolah swasta tersebut. Sekolah sudah kelihatan sepi saat gadis itu tiba di sekolah, gerbang hampir di tutup. Ia melangkah ke arah satpam yang akan menutup gerbang. 

“Pak, jangan ditutup! STOP STOOPPP!” pekik gadis itu berlari menghampiri sang Satpam yang kini hampir menutup gerbang. Ia memegang pintu gerbang besi bercat hitam menjulang tinggi itu kuat sembari meraup oksigen. “Saya mau masuk, Pak,” lanjutnya pelan, seraya melirik ke kanan-kiri sekolah was-was takut jika ada guru yang melihat.

Satpam itu mengernyit, merasa asing dengan wajah gadis di hadapannya ini. Mungkin murid baru, pikirnya. “Maaf ya Neng, tapi ini udah bel masuk. Jadi gerbang harus segera di tutup,”

Gadis itu berdecak kesal, kemudian memasang wajah memelas. “Pak, ayolah please... bantuin Saya. Ini hari pertama saya masuk di sekolah ini, masa terlambat?”

“Nah, itu tau! Berarti ini bukan salah Bapak, Neng.”

“Ya makanya itu, Pak, tadi ada masalah di jalan. Kasih pengertian sedikit dong, Pak.  Please, ya?” Matanya mengerjap meminta permohonan.

Satpam itu menghela nafas, kemudian membuka kembali gerbang nya. Violina lantas langsung berseru senang sambil cekikikan. “Makasih ya, Pak, kalo saya telat lagi bukain gerbangnya lagi ya. Ntar Saya bayar deh.”

Sang Satpam hanya menggeleng melihat tingkahnya, juga pakaiannya yang tidak mencerminkan anak sekolah.

Gadis itu lalu menunggangi motornya, lalu masuk ke area parkir sekolah. Merapikan rambutnya yang kusut, lalu turun dari motor seraya menyampirkan tas di bahu kanannya.

Berjalan dengan wajah datar, memandang gedung-gedung sekolah yang terbilang luas dan mewah. Melihat ruang kepala sekolah yang tidak jauh dari tempat ia berdiri, gadis itu berbelok melangkah dengan santai. Padahal jam pelajaran sudah di mulai, namun ia tak memperdulikan hal itu.

Saat akan berbelok, ia terhuyung ke belakang. Mendesis melihat pelakunya, siswa culun berkacamata. “M-maaf Kak, s-saya nggak sengaja nabrak K-kakak,” lirih cowok itu memilin tangannya seraya menunduk dalam. Bahunya bergetar hingga akhirnya suara isak tangis terdengar.

Fear Of AbandonmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang