Ai ai...
Selamat siang semua!
Rate for today?
SEBELUM BACA ABSEN DULU YUK
Kamu suka makanan :
Pedas →
Manis →
-00-
Jangan sengaja hilang untuk di cari.
Karena bisa saja hilang mu, dapat dengan mudah terganti.
-00-Gabriel berjalan sempoyongan di lorong apartemen, sambil memijat keningnya yang nyeri. Cowok itu baru saja diantar pulang oleh Arkan karena sudah terlalu mabuk di Club. Ia mengetuk pintu apartemen bernomor ‘104’ itu dengan keras.
“WOY BUKA PINTUNYA!”
“INI LAGI, KENAPA GAK BISA KEBUKA SIH?!” teriaknya mengamuk, dengan jari telunjuk yang menekan-nekan tombol nomor untuk akses masuk. Tetapi nihil, pintu tak kunjung terbuka.
Padahal, seingatnya walau dalam keadaan mabuk begini, ia tak pernah melupakan atau salah dengan kode nomor kamar apartemennya.Mendengar ada suara berisik di luar, membuat gadis itu berdecak kesal lalu membuka pintu dengan hanya memakai piyama Tedy Bear. Violina membulatkan matanya, kala ia melihat di hadapannya ada seorang cowok yang tengah mabuk berat.
“Lo siapa?” tanya Violina mengernyitkan dahi bingung.
Tak menjawab pertanyaan gadis itu, Gabriel hanya bergumam asal, lalu menjatuhkan tubuhnya ke pelukan Violina. Cowok itu menyangga dagunya di bahu Violina, sementara tangannya berada di pinggang gadis cantik itu.
Violina semakin kaget, panik saat di sekitar apartemen tidak ada satu orangpun yang terlihat, karena mengingat ini sudah larut malam. “Duh, gimana nih? Ntar di kira gue lagi ngelakuin yang nggak-nggak lagi sama nih cowok. Apa gue letak di sini aja, gak papa ‘kan ya?” tanya nya pada diri sendiri.
“T-tapi,... ntar kalo ada yang nyuri dia, terus di bunuh, gimana? Apa gue ikut bersalah karna udah ngelanterin dia?”
Lama berpikir keras, gadis itu mengacak rambutnya kesal. “Arghh bodo amat lah, mau lo di bunuh sekalipun, itu nggak urusan gue. Lagian gue nggak kenal sama lo.” Violina lalu meletakkan Gabriel di dinding dekat pintu apartemennya.
Sebelum menutup pintu, Gabriel menarik kaki Violina kemudian memeluknya erat seperti seorang anak yang takut di tinggal Ibunya.“Ikuttt,” rengeknya.
Gabriel menarik-narik celana gadis itu. Mendongak dengan eskpresi menggemaskan, bibir yang menekuk ke bawah, matanya tertutup serta rambut yang berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fear Of Abandonment
Teen Fiction[PRIVAT ACAK! WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA] TAHAP REVISI! New title! Judul sebelumnya: GABRIEL Bagaimana rasanya mempunyai pacar super posesif? Sebagian orang mungkin suka, namun berbeda dengan gadis itu. Violina Dilara Alexander. Gadis cantik, nam...