| Chapter 16

96.3K 7.2K 37
                                    

Haii..

Selamat pagi 💋

Ini aku sempetin buat update GABRIEL padahal lagi ujian 😖
Doai'in ya semoga berjalan lancar huhuu...

Sebelum baca, jangan lupa vote + komen ya? Sip terimakasih 👍🏻

Untuk kalian yang lagi ujian juga, semangat ya!!

God bless youu!

-00-
Seolah-olah cuek padahal enggak, terlihat bodo amat padahal suka kepikiran.
-00-

"Sekarang makan!" titah Gabriel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang makan!" titah Gabriel.

Violina menggeleng lemah. Sungguh, ia tak selera untuk makan saat ini. Apalagi dengan suasana baru dan tentunya kamar serta orang-orang yang belum sepenuhnya akrab dengannya.

"Kenapa?"

"Nggak selera," jawab Violina pelan.

Gabriel menghela nafas lelah, sedari tadi ia terus membujuk gadis itu untuk segera makan. Tetapi jawabannya hanya itu saja.

"Ya udah gue taruh di sini, ntar di makan,"

Violina hanya mengangguk saja. Gabriel meletakkan piring yang berisi makanan tersebut di atas nakas. Ia lantas berdiri, lalu mengusap rambut Violina lembut.

"Awas aja kalo nggak di makan, gue yang makan lo!" ancam nya tersenyum smirk.

Gila nih cowok, kanibal

-00-

Gabriel dengan gaya cool nya menuruni tangga. Memasukkan tangan kanan nya ke dalam saku celana, dan satu nya memegang ponsel yang berlogo apel di gigit.

Melihat bos mereka sudah keluar dari kamar atas, atau bisa di bilang sudah menjadi kamar milik Violina lantas semua nya berdiri serempak.

"Gimana?" tanya Elang khawatir.

Gabriel mengangkat alisnya. "Gimana apanya?"

Mereka memutar bola mata malas. Gabriel berpura-pura tidak mengerti atas pertanyaan itu.

"Gimana Vio? Udah sadar? Mendingan?"

Pertanyaan beruntun dari Elang membuat Gabriel mendengus kasar, cowok itu ikut duduk di sofa bersama anggota Elgaskar.

"Udah,"

Elang bernafas lega begitupun dengan yang lainnya.

"Kenapa lo segitu khawatir nya?" tanya Arkan.

Elang menoleh ke arah nya. "G-gue..,wajar aja kan gue khawatir? Ngeliat dia tadi sampe pingsan gitu, mana mukanya pucet banget lagi." jelas nya.

Arkan memandang nya ragu. Berbeda dengan Gabriel yang tak suka jika gadis nya di jadikan bahan pembicaraan, terutama temannya.

Fear Of AbandonmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang