| Chapter 22

77.4K 6.3K 73
                                    

Haii..

Kembali lagi dengan Gabriel!

Duh, padahal nggak mau update sekarang. Cuma, karena kemarin pendek banget, anggap aja ini bagian chapter sebelumnya ya?

SEBELUM BACA VOTE + KOMEN!

-00-
Tidak ada yang lebih indah dari dua raga yang tak saling menjaga, tidak bertemu tapi saling menunggu, tidak bertatapan namun saling memantaskan.
-00-

"Lo baik-baik aja kan sama Gabriel?" tanya Aurora penasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo baik-baik aja kan sama Gabriel?" tanya Aurora penasaran. Mereka saat ini sedang berada di taman belakang sekolah.

Violina mengerjap bingung. Kenapa nih cewek nanya-nanya?

Ia mengedikkan bahu acuh, lalu terkekeh miris. "Menurut lo?" Violina menatap kosong ke depan, pikiran nya saat ini sedang berkecamuk.

"Gabriel nyakitin lo?"

Violina menoleh pada Aurora. Menghela nafas panjang, ia mengangguk.

Aurora berdecih. "Udah gue duga,"

"Apa?"

"Gabriel kasar sama cewek. Egois, emosian, dan dia juga nggak bisa di bantah. Semua keinginannya harus di turuti. Sumpah demi apapun gue kesel sama dia, Na." jelas Aurora panjang lebar, menggerutu kesal.

Violina mengernyitkan dahi nya. "Kok lo bisa tau?"

"Ada deh,"

Violina manggut-manggut seraya mengangguk kaku. Aurora tertawa geli lalu merangkul bahu nya.

"Emang lo ngiranya gue siapa Gabriel?"

"Pacarnya?" jawab nya ragu.

Mendengar itu, Aurora terbahak sambil memegang perut nya.

"Gue? Sama Gabriel pacaran? Najis banget, lagian gue sepupuan sama dia."

Violina terdiam kaku. Ia sudah berpikir yang tidak-tidak. Kenapa hati nya jadi begini sih?

Aurora meredakan tawanya sambil mengusap peluh keringat nya di pelipis. "Dia ngapain lo aja selama ini?"

Violina mengigit bibir bawah nya ragu. Apakah ia boleh memberitahu Aurora atas kejadian yang terjadi padanya karena ulah cowok itu?

"Nggak ngapa-ngapain," alibinya.

"Jujur sama gue, nggak bakal gue kasih tau. Malah gue kasihan sama lo, bisa kenal cowok kaya Gabriel. Pasti lo tertekan kan?"

Violina menunduk menahan rasa sesak saat kejadian kemarin terlintas di benaknya.

Aurora menghela nafas pelan, menepuk pundak Violina bermaksud menenangkan nya. "Kalo Gabriel ngelakuin lo kasar, bilang sama gue ya."

Fear Of AbandonmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang