| Chapter 31

73.2K 6.2K 415
                                    

HAI HAII...

Are you okay? Apapun itu harus tetap bersyukur dan tersenyum! ♡

Jangan lelah untuk berdoa ya! Bahagia itu ada waktunya.

SEBELUM BACA VOTE + KOMENTAR OKAY?

-00-
Gapapa, sedih aja kalo emang hari ini lumayan berat. Tuhan menciptakan banyak perasaan untuk di ungkapkan, bukan untuk ditahan. -Elang Wiratama.
-00-

Mansion atau markas Elgaskar saat ini sedang sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mansion atau markas Elgaskar saat ini sedang sepi. Senyum Violina terbit saat ide muncul di pikirannya. Ini akan menjadi waktu yang tepat untuk ia bebas dari tempat ini.

Sekedar informasi, Gabriel dan anggota Elgaskar sedang melakukan tugas. Entah apa itu, tetapi Violina hanya bisa mengiyakan ketika ia di tinggalkan bersama Bi Sumi.

Violina mencari-cari ponsel nya yang di sembunyikan oleh Gabriel. "Ck, mana sih?" decaknya menggerutu kesal.

Tidak menyerah karena belum mendapatkan benda pipih itu, ia kembali memeriksa semua tempat sampai dimana Violina menatap bagian bawah sofa.

"Nah! Akhirnya," ucap Violina bernafas lega.

Setelah ponsel nya sudah berada di genggaman nya, Violina dengan langkah mengendap-endap turun ke bawah.

Sambil menempelkan ponsel nya ke telinga menunggu jawaban dari seberang, ia berjalan menatap sekelilingnya memastikan tidak ada orang yang melihatnya.

"Jemput gue di Jalan Cendrawasih, nanti gue tunggu di dekat komplek." ucap Violina memberitahu.

"Siap. Pastiin diri lo aman, hati-hati." sahut di seberang telepon.

"Oke."

Violina mendengus lega seraya menyemangatkan dirinya sendiri. "Ayo. Pasti bisa!"

Melihat situasi yang masih kondusif, gadis itu dengan cekatan berlari tanpa menimbulkan suara. Tinggal membuka pintu, dan ia akan bebas dari sini. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Violina segara membuka pintu tersebut.

Ia tersentak kaget ketika melihat wajah cowok gila itu ada di hadapannya sekarang. "Mau kemana, hm?" tanya Gabriel tersenyum smirk.

"Kok udah pulang?" Astaga! Ia keceplosan. Sontak Violina menutup mulut nya yang asal bicara.

Degup jantungnya berdetak kencang seiring Gabriel melangkah mendekatinya. Violina mundur dengan perlahan.

"M-mau..cari a-ngin. Iya! Cari angin keluar!" jawab Violina.

Alis Gabriel terangkat sebelah, "Serius?" tanya nya curiga.

Violina mengangguk seraya mengangguk cepat. Mata nya bergulir ke sekeliling, sepi. Kenapa hanya cowok itu di sini?

Fear Of AbandonmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang