Extra Chapter 1

78K 6.2K 1.3K
                                    

HAI HAI! 👋

Seneng gak ada extra chap nya?
Lumayan lah ya, biar agak puas sama endingnya.

Aku selalu tepat janji bukan? Bilang apa nieh? 😡

Yang belum puas sama endingnya. Tenang...! Di chapter selanjutnya bakal ada adegan ++ yang sebagian kalian tunggu.

Spam emot ✌️ sini!

-00-
Kata Mama, dulu. Yakinlah, Tuhan gak pernah salah. Semua yang terjadi, pasti yang terbaik. -Violina Dilara Alexander.
-00-

Seorang gadis cantik dengan balutan gaun putih yang sangat cocok di tubuhnya, dengan rambut di sanggul namun sedikit helaian rambut terjatuh di tambah oleh kain veil menambah pesonanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis cantik dengan balutan gaun putih yang sangat cocok di tubuhnya, dengan rambut di sanggul namun sedikit helaian rambut terjatuh di tambah oleh kain veil menambah pesonanya.

Dia, Violina Dilara Alexander. Menggandeng lengan sang Papa, Regan. Senyum manisnya terbit saat memasuki gereja. Sedikit kegugupan terlihat di wajahnya yang sudah di poles make up natural.

Di atas altar, Gabriel mengulum bibirnya menahan senyum. Degup jantungnya semakin berdetak kencang dari biasanya. Ia berdeham saat Violina dan Regan, calon mertuanya sudah mendekat.

"Ya, Tuhan. Calon istri gue cantik banget." batinnya menatap Violina tak berkedip.

Violina sudah sampai didepan Gabriel. Sedangkan Regan tersenyum tipis sambil merapikan penutup kain veil di kepala Violina.

"Mama pasti senang lihat putrinya yang cantik ini akan menikah. Bahagia selalu, sayang."

Gabriel memainkan lidahnya di dalam mulut. Ia menetralkan diri agar tak terlalu cemburu. Bagaimanapun Regan adalah Papa Violina, yang sebentar lagi juga akan menjadi Papanya.

Setelah mengucapkan itu, Regan berlalu dan duduk di kursi panjang paling depan bersama Arshaka dan Nathalie. Pakaian mereka kompak, terkesan sempurna.

Pastor berdiri ditengah-tengah mereka dengan memegang sebuah buku yang cukup besar. Ia tersenyum pada kedua pasangan itu.

"Pegang tangannya," ujar Pastor itu pada Gabriel yang langsung dilakukan dengan baik olehnya.

Gabriel semakin mengeratkan genggaman mereka. Sebentar lagi, mereka akan menjalankan tugas sebagai pasangan suami-istri. Violina membalas tatapan kagum Gabriel.

"Ikuti ucapan saya. Fokus."

Gabriel dan Violina mengangguk pelan. Mereka saling bersitatap.

"Aku mengambil engkau menjadi istri ku, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya;Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus."

Fear Of AbandonmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang