HAI HAI!
Good morning to all my readers!
Kembali lagi dengan Bunda nya Gabriel dkk 💋
Padahal mau aku gantung ceritanya, cuma gak enak buat kalian menunggu lama. Takut di teror atau santet. Ahahah...
SEBELUM BACA VOTE + KOMENTAR OKAY?
⚠️ Diharapkan follow dulu ya. Karna aku udah ingatkan dari jauh-jauh hari. So, kalaupun gak mau, jangan nyesel atau marah karna gak bisa baca endingnya.
Spam emot 😼 di sini
-00-
Kamu tau apa itu rindu? Dekatnya bagikan jantung yang berdetak, namun sejauh langit yang tak tergapai.
-00-Sudah cukup lama mereka menunggu di kursi tunggu rumah sakit tepat di depan ruangan ICU.
Dari kejauhan terdengar suara langkah kaki yang berlarian dan juga suara bentakan. Mereka kompak menoleh kearah suara itu berasal.
"VIONAAAA!" teriak Gabriel di sepanjang lorong rumah sakit.
"Mas, ini rumah sakit—" tutur suster mencekal lengan Gabriel.
Menyentak kasar tangan suster itu yang sembarangan menyentuhnya, ia berujar sarkas. "GUE NGGAK BILANG INI KANDANG BABI!"
Aurora dan yang lainnya melihat itu. Mereka menggeleng miris. Sifatnya tidak berubah dari dulu. Selalu memandang rendah orang-orang. Tak peduli mereka siapa, jika Gabriel tidak suka, maka ia akan berbuat semaunya.
"SAYANG!" panggilnya lagi tak tahu malu jika ia sedang menjadi sorotan semua orang.
Mata Gabriel bergulir ke segala arah. Tatapannya tertuju pada teman-teman dan sepupunya—Aurora. Dengan langkah tergesa-gesa, Gabriel menghampiri mereka.
"Ra, Vio—"
PLAK!
"NGAPAIN LO DATENG KE SINI?! MASIH PEDULI?" bentak Aurora setelah menampar wajah Gabriel. Suara tamparan yang cukup kuat sehingga membuat wajah Gabriel tertoleh ke samping dan menimbulkan jejak tangan yang memerah di pipinya.
Tak memperdulikan jika pipinya yang lumayan sakit, Gabriel menoleh pada Aurora. "Without asking, you know the answer." jawabnya dengan wajah datar tanpa ekspresi sedikitpun.
"Cih, tampang lo udah kaya—"
"Kalo lo bukan sepupu gue, malam ini juga udah gue mutilasi mulut comber lo itu."
Setelahnya, Gabriel melangkah ke pintu ruangan itu. Tangannya terkepal saat melihat pintu ruangan masih tertutup rapat. Ia ingin masuk, namun juga tak ingin mengganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fear Of Abandonment
Teen Fiction[PRIVAT ACAK! WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA] TAHAP REVISI! New title! Judul sebelumnya: GABRIEL Bagaimana rasanya mempunyai pacar super posesif? Sebagian orang mungkin suka, namun berbeda dengan gadis itu. Violina Dilara Alexander. Gadis cantik, nam...