Extra Chapter 2

113K 6.6K 544
                                    

HALO HALO?!

Ini nih chapter yang kalian tunggu-tunggu 💋

Absen hadir dulu yuk!

Spam emot 😙 di sini

⚠️ Follow sebelum membaca!

Fyi : Ini terakhir kalinya aku up GABRIEL. Setelah itu, aku akan melanjutkan cerita atau sequel Immanuel Ravindra Devano dengan judul : DANDELION. Bisa langsung di cek ya.

SEBELUM BACA VOTE + KOMENTAR OKAY?

-00-
Aku ingin mencintaimu lebih banyak dari sebar. Lebih besar dari sabar. Dan lebih lama dari selamanya. -Gabriel Fallendra Devano.
-00-

Gabriel dengan tergesa-gesa turun lewat tangga sambil memasang dasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gabriel dengan tergesa-gesa turun lewat tangga sambil memasang dasi. Ia melirik ke sekeliling untuk mencari istrinya.

"SAYANG..." Gabriel mengecek ke dapur dan melihat ternyata Violina sedang memasak. Senyumnya merekah, ia memeluk Violina dari belakang lalu meletakkan dagunya pada bahu wanita itu.

Violina tidak heran dengan sikap Gabriel setelah menikah. Manja, banyak maunya, dan yang paling penting—

"Sayang, jatah aku kapan?" Gabriel menoleh pada Violina dan mengecup pipi kiri istrinya.

Dan ya. Sifat mesumnya sering sekali membuat Violina geram.

Kesal karena di acuhkan, Gabriel memaksa Violina untuk berbalik dan berhadapan dengannya.

"Apa sih, El? Aku lagi masak tau, udah ah."

Gabriel menahan bahu Violina. Ia menggeleng tegas, kemudian berujar. "Aku pengen, Vionaaa..."

Violina mendengus kasar, "Kan belum—"

"Ck, aku nggak tahan. Ya? Pleasee..."

"Kemarin udah, sayang. Masih ku—"

"Iya lah! Kan cuma nenen doang," ucap Gabriel ngegas.

Gabriel memeluk Violina dan menggesekkan rambutnya di ceruk leher istrinya. "Sayang...pengen," rengek Gabriel mendongak sambil mengerjap lucu.

Violina mengusap rambut suaminya. "Yaudah. Nanti malam aja ya?"

"Sekarang juga bisa kok. Aku libur ter—"

"Nggak! Masa karna itu doang harus libur? Pokoknya nanti malam." sela Violina memicingkan matanya marah.

Bukannya takut, Gabriel malah terkekeh. "Gemes banget kamu, sayang. Lucu tauuu,"

"Ish apa sih? Nggak." Violina memalingkan wajahnya dan hendak berbalik. Namun Gabriel kembali menahannya. "Pasangin dulu, Na."

Violina mengangguk, ia maju selangkah dan sedikit berjinjit. "Kamu jangan sering jahilin Ravin, kasian." ujarnya menasihati sembari memasang dasi itu di kerah kemeja suaminya.

Fear Of AbandonmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang