| Chapter 46

67K 5.9K 1.3K
                                    

HALLO?!

Kalian apa kabar? Sehat?

Seneng gak kalo double up gini? Atau malah bosan?

⚠️ Diwajibkan untuk follow oke? Karna dari chapter sebelumnya udah aku ingatkan. So, jangan nyesel kalo gak bisa baca endingnya.

SEBELUM BACA VOTE + KOMENTAR OKAY?

Spam emot 🦛 di sini

3 CHAPTER MENUJU ENDING!

-00-
Kamu tau bentuk rinduku seperti apa? Seperti irama rintik hujan yang menghujam atap rumah. Tanpa jeda. Dan tak mereda. -Gabriel Fallendra Devano.
-00-

Pintu ruangan ICU terbuka lebar, Stevanus keluar sembari melepaskan seragam scrub yang berwarna hijau dari tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu ruangan ICU terbuka lebar, Stevanus keluar sembari melepaskan seragam scrub yang berwarna hijau dari tubuhnya. Mereka semua yang sedang menunggu kabar serempak berdiri.

Gabriel lebih dulu berjalan menghampiri Stevanus yang kini melepaskan maskernya. "Gimana? Pacar gue selamat 'kan?" tanyanya tak sabaran. Raut wajah Gabriel penasaran, walaupun sudut bibirnya sedikit sobek tetapi itu tidak mengurangi ketampanannya.

Stevanus menghela nafas, sebelum menjawab ia menatap semua wajah dihadapannya. Semuanya khawatir, Stevanus mengulas senyum tipis saat tahu jika banyak yang peduli dan menyayangi Violina.

Gadis yang beruntung, batinnya.

"Bangsat! Malah bengong lo!" sentak Gabriel membuyarkan lamunan Stevanus.

"Jawab!"

Stevanus menggeleng heran melihat sifat Gabriel. Namun, Gabriel malah menyalah artikan.

"HAH?LO ITU BECUS KERJA GAK SIH?!" raung Gabriel membogem mentah wajah Stevanus.

Merasa ini buang-buang waktu, Gabriel masuk dan hampir saja tersandung kedepan karena lantai yang licin.

"ANJENG! SIAPA YANG BUAT LANTAI DISINI, HAH?!" teriaknya nyaring. Saking kesalnya, ia menghentak-hentakkan kakinya di lantai itu.

Mereka melongo heran. Gabriel ini sudah terlalu gila karena Violina atau apa?

Mahardika rasanya ingin menyemburkan tawanya, namun mengingat ia sedang ditempat umum, suasana yang kurang pas dan ada crushnya di sini, maka ia akan menjaga image. Oke, tahan. Jangan ketawa.

"Hah?!" beo mereka kompak.

-00-

Memasuki ruangan yang serba putih dan bau obat-obatan menyeruak kedalaman penciuman, Gabriel dengan langkah pasti menghampiri Violina.

Fear Of AbandonmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang