chap 28 suka cita

89 6 0
                                    

Hari ini jeongyeon sedang berdebar.
Ia sedang menemani Nayeon didalam ruang bersalin.

"Apa kau tak apa"tanya jeongyeon memastikan keadaan Nayeon.
"Aku tak apa"jawab Nayeon.

Jeongyeon tak sekalipun melepaskan tangan Nayeon. Sedang kan para keluarga dan sahabatnya sedang diluar ruang bersalin menunggu kelahiran bayi 2yeon itu.

Kontraksi demi kontraksi dirasakan Nayeon masih dengan jeongyeon disamping nya yang terlihat amat sangat khawatir.

Lalu datanglah para dokter yang akan membantu Nayeon lahiran, para dokter pun bersiap siap.

Dokter pun memberi Nayeon aba aba.

"Tarik nafas"ucap dokter.
"Dorong"ucap dokter.

Nayeon pun mendorong sekuat tenaga dengan menggenggam tangan jeongyeon dan jeongyeon pun mengusap keringat Nayeon yang jatuh dan terus menguatkan Nayeon.

"Sekali lagi 1 2 3 dorong"ucap dokter.

"Oeeek oeeek"suara bayi pun terdengar seorang bayi laki laki yang telah dinanti Nayeon dan jeongyeon pun lahir dengan keadaan sehat dan tak kurang satu apa pun.

Dokter pun langsung membersihkan sang bayi serta memotong tali pusarnya setelah itu bayi pun diserahkan pada Nayeon agar sang bayi merasakan sentuhan kulit ibunya.

Nayeon pun mendekap tubuh mungil anaknya itu sambil menangis haru begitu pun dengan jeongyeon yang terus mengucapkan terima kasih pada Nayeon serta mengecup keningnya.

Setelah beberapa lama Nayeon akhirnya dipindahkan diruangan VVIP bersama dengan bayinya juga jeongyeon.

Para keluarga dan sahabat pun satu persatu memberi Nayeon dan jeongyeon selamat.

"Siapa namanya"tanya papa jeongyeon.
"Iya, apa kau sudah menentukan nama bayi mu"tanya papa Nayeon.
"Sudah"ucap jeongyeon sambil menggendong bayi nya itu.
"Aku dan Nayeon memberinya nama Yoo Jeong Nan"ucap jeongyeon sambil menatap Nayeon.

"Itu adalah gabungan nama kami"tambah Nayeon.

Para keluarga dan sahabat pun bersorak gembira mendengar nama yang jeongyeon dan Nayeon berikan.

.
.
.
Kini sudah seminggu sejak kelahiran Yoo Jeong Nan, jeongyeon dan Nayeon saat ini sedang berada diruang tv setelah selesai sarapan. dengan Nayeon yang sedang menyusui Jeong Nan.

"Aku sangat bahagia"ucap jeongyeon menatap Nayeon.
"Kenapa"tanya Nayeon.
"Sebab aku punya kau dan Jeong Nan"ucap jeongyeon.
"Kami juga beruntung punya kau disisi kami"ucap Nayeon menatap jeongyeon juga.

"Tolong ambilkan tempat tidur Jeong Nan kita pasang disini agar gampang diawasi"ucap Nayeon.
"Baiklah"ucap jeongyeon mengambil tempat tidur bongkar pasang.

Jeongyeon pun dengan senang hati merakit tempat tidur untuk putranya itu.

"Selesai"ucap jeongyeon tersenyum bangga.
"Terima kasih papa"ucap Nayeon mewakili Jeong Nan.

Nayeon pun meletakan Jeong Nan yang sudah tidur. Nayeon dan jeongyeon terus memperhatikan Jeong Nan yang sedang tertidur.

"Menurut mu dia mirip siapa"tanya Nayeon.
"Sudah jelas mirip kita dia kan anak kita"ucap jeongyeon.
"Benar, tapi kalau diamati dia mirip ayah mu"ucap Nayeon.
"Aku pikir kau benar"tambah jeongyeon.
"Kenapa ya"tanya Nayeon.
"Mungkin karena aku mirip papa ku jadi anak ku mirip juga dengan papa ku"jelas jeongyeon.
"Mungkin benar"ucap Nayeon.
"Pastinya"ucap jeongyeon memeluk serta mengecup bibir Nayeon.

"Kau ngapain setelah ini"tanya jeongyeon.
"Tak tau"jawab Nayeon.
"Mari menonton"ajak jeongyeon.
"Ayo"semangat Nayeon.

Nayeon dan jeongyeon kemudian mulai memilih film yang ada ditv dan menonton bersama dengan Jeong Nan yang masih tidur. Nayeon pun menggoyangkan tempat tidur agar Jeong Nan tidak terbangun.

"Mau ngemil apa biar aku bikinin"tanya jeongyeon.
"Dari hamil sampe udah lahiran seminggu ditawarin ngemil terus kalo aku gendut gimana"ucap Nayeon.
"Apa nya yang gimana, yang penting kamu sehat mau kurus mau gendut terserah, itu malah bikin aku makin cinta"jujur jeongyeon.
"Aaaa"rengek Nayeon sambil memeluk jeongyeon.

"Utututu kayak punya dua bayi"ucap jeongyeon membalas pelukan Nayeon.

"Jadi mau ngemil apa"tanya jeongyeon.
"Hmm apa ya, kamu ada saran gak"tanya Nayeon.
"Salad buah atau salad sayur, kentang rebus dan telur, smoothies buah, jadi mau yang mana"ucap jeongyeon.
"Mau salad buah, telur rebus sama smoothies alpukat"jawab Nayeon.
"Siap, aku buat dulu"ucap Jeongyeon berjalan kedapur.

Kemudian disusul Nayeon.
"Aku mau bantu"ucap Nayeon.
"Baiklah"ucap jeongyeon.

Setelah beberapa lama makanan buatan jeongyeon pun jadi, ia langsung meletakkan nya dimeja yang sudah ada Nayeon disana.

"Makanan datang"ucap jeongyeon.
"Yey"semangat Nayeon.
"Makan lah"ucap jeongyeon meletakan dua porsi salad buah.
"Baiklah, terima kasih atas makanannya"ucap Nayeon.
"Terima kasih atas makanannya"ucap jeongyeon dan mulai makan.

Jeongyeon dan Nayeon pun makan jeongyeon sesekali mengelap bibir Nayeon yang.

Selesai makan jeongyeon segara membereskan piring dan meja ia meletakkan piring di mesin otomatis.

Sedangkan Nayeon kembali keruang tv yang tak jauh dari meja makan untuk memeriksa keadaan Jeong Nan.

Syukurlah Jeong Nan masih tidur melihat itu Nayeon pun menghampiri jeongyeon yang masih ada didapur.

"Kok kesini lagi"tanya jeongyeon.
"Iya, tadi liat Jeong Nan masih tidur makanya kesini"jawab Nayeon.

Nayeon pun membantu menata piring yang sudah dicuci dan dikeringkan.

Setelah itu mereka berdua menuju ruang tv dan menyambung film yang tadi ditonton bersama Jeong Nan yang masih tertidur.

the psychologist saida season 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang