Bab 1 - Awal Mula Segalanya

2.6K 482 58
                                    

Sumpah seneng banget sama perhatian kalian ke cerita ramadhanku kali ini.

Aku benar-benar banyak belajar. Belajar bahasa baru yang sebenarnya bukan hal baru buat aku. Disekitarku banyak orang padang. cuma aku yah gak bisa, tapi sedikit paham kalo mereka sedang bicara.

Dan seneng bgt banyak juga yang lihat cerita ini. Sampai viewnya langsung 1,2K.

Padahal cerita sebelah aja butuh beberapa hari buat 1K, tapi disini keliatan kalian tertarik bgt. Mungkin krn ambil cerita dengan bahasa yg beda kali ya.

Entahlah. Yang jelas aku mau ngucapin makasih banyak banget yaa..

Jangan sampai stop baca cerita ini. Biar cerita ini jadi salah satu yang terbaik di bulan ramadhan ini.

cucucucucu


-----------------------------------------

Awali langkahmu dengan doa, akhiri semuanya dengan bahagia.

Aini melipat mukenanya, menatap Yasmin, sahabat sejak ia SMA, tertawa melihat kegiatan Aini siang hari ini. Kondisinya yang sedang berhalang, bisa membuat Yasmin bebas menatap gerak gerik sahabatnya ketika sholat.

"Minta apa lo? Lama betul."

Tersenyum manis, Aini semakin membuat Yasmin kesal melihat belahan dagunya yang menjadi kekaguman tersendiri bagi sahabatnya itu.

"Enggak usah sok cantik loh. Paling minta abang lo yang ngeselin itu nikah, terus pindah rumah. Bener, kan?"

"Yah salah satunya itu. Cuma ada hal yang lebih penting."

Menaikkan alis hitamnya yang disisir rapi, Yasmin memberikan respon dengan gerakan dan ucapannya. "Apa tuh?"

"Gue berdoa biar cepet-cepet nikah. Pengen lepas aja dari semua ini."

"Lo pengen nikah? Terus lo doa minta jodoh, gitu? Lama amat mintanya. Emang soalnya banyak, sampai selama itu?"

Lagi-lagi Aini tertawa. Sambil merapikan hijab simple yang ia kenakan, Aini mengangguk. "Kalau minta sesuatu sama Allah, jangan setengah-setengah. Sebut sedetail mungkin. Gimana wajahnya, gimana bentuk badannya. Gimana karakternya. Gimana kerjaannya. Semua deh gue detailin. Yah, anggap aja lagi sidang besok. Sebelum ditanya sama dosen penguji, wajib jabarin semuanya. Biar mereka enggak banyak tanya."

"Gile si Aini. Bener-bener kepikiran ya minta doa buat jodoh. Jangan bilang lo mikirinnya dari semalam. Sampai lo hafalin?"

"Ngapain gue hafalin. Kan selalu diulang doanya. Sehari bisa 7kali. Sholat fardu 5 kali, sholat tahajjud dan dhuha, diulang lagi. Banyak, kan? Jadinya hafal dengan sendirinya. Lagian gue mah mintanya enggak muluk-muluk. Cuma minta yang kaya raya aja. Gue yakin dengan kaya membuat diri ini bahagia. Aamiin, ya Allah."

"Ya udah, ya udah. Yuk katanya kita mau cari buku buat nambahin bab 2 lo."

"Iya. Kan gue minta dianter sama lo. Gimana sih?"

"Ya udah, buruan. Sebelum hujan."

"Tapi lo bawa helm, kan?"

"Ah, siapa yang mau nilang? Cuma ke blok M, kan? Deket lah."

"Bener ya, enggak papa."

"Iya, bener. Udah buruan. Siap-siap. Kita jalan sekarang."

Selesai merapikan hijabnya, Aini langsung memasukkan beberapa lembar catatan ke dalam tas ransel. Lalu mengikuti langkah Yasmin keluar dari masjid kampusnya ini.

"Panas banget lagi." Aini bergumam.

Yasmin mencibirnya. "Belum seberapanya dibandingkan neraka."

"Amit-amit. Enggak mau deh gue. Lo aja yang ke sana."

AINI - Gadis Minang, Dipinang Sultan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang