Bab 29 - Harapan dibulan yang baik ini

982 251 40
                                    

Masih bawa cerita yang sama... Semangaattt


-------------------------

Ketika aku mengharapkan sesuatu, maka diri ini menginginkan sepenuh hati, namun sayangnya doa tidak kunjung dilakukan oleh diri ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika aku mengharapkan sesuatu, maka diri ini menginginkan sepenuh hati, namun sayangnya doa tidak kunjung dilakukan oleh diri ini.

Menghilang kembali. Itulah yang dirasakan Aini ketika Guntur seenaknya datang dan pergi dalam kehidupannya. Setelah membelikannya paketan data, pulsa, serta peduli atas skripsinya, kini Guntur hilang kembali, seolah laki-laki itu memang tidak pernah ada dimuka bumi ini.

Ada keinginan dalam hati Aini untuk menghubungi terlebih dahulu laki-laki itu, dengan alasan meminta maaf karena dalam 3 hari kedepan akan dimulainya bulan Ramadhan, tetapi sepertinya alasan tersebut terlalu mencolok bila ia melakukannya dengan sangat tiba-tiba.

"Argh, gimana dong?" Aini menendang-nendang udara di dalam kamarnya dengan posisi tubuhnya yang sedang berbaring, menghadap langit-langit kamar.

"Kalau gue minta maaf sekarang, ada yang aneh enggak sih? Sedangkan puasanya masih 3 hari lagi. Dalam 3 hari ke depan memangnya gue enggak akan salah lagi sama dia?"

Mengembuskan napas dengan kasar sampai menerbangkan poni pendeknya, Aini terdiam sesaat ketika sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya secara tiba-tiba. Pesan tersebut adalah sebuah panggilan interview dari sebuah perusahaan yang bahkan tidak pernah ia lamar sebelumnya.

"Yoserizal? Ah? Interview?"

Terkejut atas pesan yang ia baca, buru-buru Aini keluar dari kamar, dan langsung mencari dimana posisi abang anehnya itu.

"Bang Yos .... Oi ...."

"Ado apo kau teriak-teriak dalam rumah?"

"Abang pakai nomor hape Aini, ya?"

"Pakai apa? Abang indak pakai apapun, hah."

"Pakai nomor hape?"

Aini langsung menunjukkan layar ponselnya ke arah bang Yos, kemudian dia kembali bergumam. "Perusahaan apa itu? Rasanyo indak mungkin perusahaan mau menerima karyawan tamatan SMA. Apalagi di Jakarta ini."

Membaca secara detail panggilan tersebut, bibir Yos langsung tersenyum sumringah, bahkan tidak ada aba-aba bang Yos mengambil ponsel tersebut dari tangan Aini, kemudian mengetikkan balasan pesan bila dirinya bersedia untuk datang ke perusahaan tersebut lusa.

"Perusahaan apa itu? Abang pastinya mau ditipu."

"Jan mangecek sembarangan. Beko abang kaya, Aini abang tingga disiko baru tahu rasa kau!!"

Cemberut, merajuk, Aini mengambil paksa ponsel yang ada di tangan bang Yos. Dia langsung kembali ke dalam kamar, merasa kesal atas kelakuan abangnya yang gila itu, menurut Aini tentu saja. Padahal yang tidak Aini ketahui, dibalik semua ini, ada banyak hal yang terkait.

AINI - Gadis Minang, Dipinang Sultan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang