Bab 12 - Salah Bicara Sepertinya

1K 278 28
                                    

Masih ada yang baca kah?

Atau aku tarik aja dari wattpad?


---------------------------


Memperlakukan orang lain dengan tidak baik, bukankah akan kembali ke kita sendiri nantinya?

Bersin-bersin berulang kali, Guntur mengusap hidungnya yang memerah. Sambil menatap pantulan dirinya di cermin, kepalanya menggeleng pelan. Mengapa tiba-tiba saja terlintas bayangan wajah gadis itu ketika dia sedang di rumah saat ini.

Mengenai kejadian yang terjadi pagi ini, memang murni kesalahannya. Menabrak orang karena tidak hati-hati, masuk kategori prilaku yang membahayakan orang lain. Dia juga sadar, mengapa bisa menabrak gadis itu cukup kencang, karena fokusnya terbagi antara botol minum dengan tikungan perumahan padat penduduk yang sedikit curam. Lalu kondisi jalanan yang minim sekali pencahayaan memang menjadi salah satu alasan sampai Guntur hilang kendali.

Karena itu dia benar-benar sudah bertanggung jawab semampu yang ia bisa. Gadis yang ia tabrak, langsung Guntur bawa ke rumah sakit. Mendapatkan perawatan yang layak. Untuk hasil pemeriksaan pun Guntur benar-benar sangat menyesal karena sampai ligamen dibagian engkel gadis itu robek akibat benturan yang dialaminya.

Sambil memijat keningnya, Guntur memang ada perlu mengenai pekerjaan siang ini. Lalu mengenai segala kebutuhan gadis itu, Guntur sudah minta pak Adi untuk membantu mengurusnya.

Akan tetapi entah mengapa kini Guntur malah terlihat sangat menyepelekan korban yang dia tabrak. Bahkan dengan meminta orang lain untuk membantu mengurus semuanya, bukankah semakin terlihat Guntur seperti lepas tangan.

Menekan beberapa kombinasi nomor di ponsel, Guntur menginformasikan untuk membatalkan pekerjaannya siang ini kepada asistennya. Dia berniat setelah membersihkan diri, untuk datang kembali ke rumah sakit. Dan benar-benar memastikan semua sudah baik-baik saja.

Tetapi sepertinya dia lupa, bila Guntur ada janji dengan ibunya sore ini.

Mengambil kunci mobil, Guntur bergerak kembali ke rumah sakit itu. Namun sebelumnya dia sedikit berputar arah, mampir ke salah satu supermarket membeli beberapa buah untuk gadis itu.

Tidak banyak memang. Namun cukuplah untuk bisa dinikmati. Karena yang Guntur dengar dari dokter yang mengurus korban tersebut, semuanya cukup aman. Sekalipun cideranya lumayan serius, tetapi bisa melakukan rawat jalan dari rumah. Tidak perlu terus menerus tinggal di rumah sakit.

Sehingga kemungkinan besar malam ini sudah bisa keluar dari rumah sakit, tanpa perlu menginap.

"Kenapa jadi repot-repot begini?" ungkap Guntur bingung ketika dia sampai ke rumah sakit dengan membawa sekeranjang buah.

Bibirnya tersenyum malu disaat pikirannya mengirim ransangan positif ke seluruh tubuhnya, tetapi mengapa dia malah berpikir hal-hal sebaliknya. Bukankah semua yang ia perbuat ini untuk kebaikan orang lain? Tapi mengapa? Mengapa malah otaknya seperti mendoktrin bila perbuatan yang ia lakukan kini adalah sebuah kesalahan.

Lucu sekali. Pikiran dan hati teramat sangat tidak kompak.

Menyadari kebodohannya, Guntur membawa bingkisan buah itu ke dalam ruangan rawat di mana Aini berada. Langkahnya juga sempat terhenti ketika bertemu dengan temannya, salah seorang dokter di rumah sakit ini. Berbincang sejenak, barulah Guntur melanjutkan langkahnya kembali.

"Assalamu'alaikum," salam itu Guntur ucapkan disaat dia mendorong pintu masuk kamar rawat inap VIP.

Dari sejauh matanya melihat tidak ada gadis itu di atas ranjang. Bahkan terlihat kamarnya sepi, seperti tidak ada yang menempati.

AINI - Gadis Minang, Dipinang Sultan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang