Bab 35 - Dan untuk pertama kalinya ....

1K 238 15
                                    

Yuhuuu.. maap terlambat.. Yuk baca teruss.. cuma sampai 40 bab yaaa..
Semoga enggak ada yang kecewa.

Semoga enggak ada yang kecewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pegang tangan aku massss.....

------------------------------------------------------


Untuk pertama kali aku menyadari bila bermimpi hanyalah sebuah bayangan saja, tanpa doa dan tindakan nyata maka tidak akan pernah ada masa depan yang bahagia.

"AAAAAAAHHHH .... SERIUS? AKHIRNYA, YA ALLAH."

"Enggak usah teriak-teriak kan bisa," ucap Aini seolah merajuk disaat ia memberitahukan hasil baik dari kedatangan Guntur malam ini pada Yasmin.

"Jangan sewot gitu dong. Gue kan boleh ngerasa bahagia juga atas keberhasilan doa dari sahabat gue."

"Preet!"

"Idih gitu. Tapi serius deh, Ai. Gue sampai nangis di sini. Rasanya kayak enggak mungkin banget. Baru beberapa waktu kemarin ini gue godain lo masalah doa untuk jodoh. Terus baru kemarin ini rasanya gue anterin lo ke toko buku buat refrensi. Baru kemarin ini lo ngamuk-ngamuk karena ketemu orang yang ngeselin di lampu merah. Dan sekarang. Malam ini lo terima pinangan dari dia? Sumpah kayak kisah dalam novel-novel. Tapi ini nyata masalahnya."

Aini menarik simpul kedua sudut bibirnya. Sambil duduk di atas ranjang, dengan memeluk kedua kakinya, Aini mencermati baik-baik setiap kalimat yang dikatakan oleh Yasmin. Dan semuanya Aini akui adalah benar.

Namun perkara jodoh, rezeki, dan maut, memangnya manusia mana yang bisa menebaknya? Semuanya sudah dituliskan dalam kitab Lauhul Mahfudz. Seperti yang dulu Aini pelajari ketika pengajian sore, semasa kecilnya, kitab Lauhul Mahfudz adalah kitab yang menuliskan seluruh catatan takdir dan kejadian di alam semesta. Bahkan kitab ini sudah ada sebelum penciptaan alam jagat raya dan umat manusia. Karena itulah dapat dikatakan bila kitab Lauhul Mahfudz tidak akan berubah ataupun rusak.

Atas dasar itulah Aini yakin setiap kejadian yang ia alami bersama Guntur dalam beberapa waktu terakhir ialah sebuah takdir yang sudah dituliskan. Bahkan hingga kini Aini masih bertanya-tanya mengapa pada saat itu pintu mobil milik Guntur tidak terkunci hingga ia bisa masuk ke dalamnya. Padahal kondisi mobil tersebut sudah jalan, yang menandakan pula supir Guntur kurang hati-hati dalam berkendara. Sampai-sampai pintu tersebut belum sempat dikunci.

"Ai ...."

"Iya."

"Pasti melamun deh. Gue paham kok lo lagi bahagia. Cuma jangan abaikan gue gini dong."

Terkikik renyah, Aini baru teringat tujuan utamanya menghubungi Yasmin malam ini tidak hanya menginformasikan hasil dari kedatangan Guntur, namun ia sekalian ingin mengundang Yasmin ke rumahnya untuk acara buka puasa pertama sekaligus pertemuan keluarga Guntur dengan Aini.

"Yas ...."

"Apa?"

"Lo mau enggak datang ke rumah gue buat buka puasa pertama bareng. Sekalian ...."

AINI - Gadis Minang, Dipinang Sultan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang