Bab 14 - Anak BONTOT

1K 280 25
                                    

Malaaaammm ....

Balik lagi nih, lagi-lagi promote cerita di Fizzo.

Yah, maklum lah, aku bisa-bisa gagal dapat bonus kalau enggak sampai targetnya.

Kejam, kan?

Tapi yah itulah pilihan. Cuma kalau kalian mau bantu baca, pastinya aku yakin capai target yang diminta sama platform.

 Cuma kalau kalian mau bantu baca, pastinya aku yakin capai target yang diminta sama platform

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nama Akunku : SHISAKATYA

gak ada perubahan yee nama akun, masih sama.. dimana-mana akunku pasti shisakatya

Judulnya : RAI

konfliknya apa? Rumah tangga. Ngeselin deh pokoknya. ada perjuangan seorang istri, seorang ibu, tapi .... ah, baca aja deh, biar nambah-nambahin penayangan.

maklum kudu 600 baru gajian nih. Yuk bisa yuk. bantu sampe 600 penayangan. Setengah jalan lagi. masih ada setengah bulan kurleb

Aku yakin kalian hatinya pada baik, mau bantu sesama.

Bismillah yee..

Kalau pada bingung, gimana bantunya, kak? Kalian tinggal baca aja. BACA DOANG

Enggak beli koin, enggak. malah kalau kalian baca selama 2 jam aja, dibayar loh di sana.

Sumpeh deh, udah pada cairin duit dari baca doang di Fizzo. Bisa ditarik ke gopay atau OVO

enak banget kan?

Yuk, download appsnya, terus baca karyaku


-----------------------

Aku tidak berusaha menjadi baik di depanmu, melainkan aku akan menjadi baik bersamamu di depanNya.

Melihat Aini menangis di depannya, Yasmin benar-benar tak kuasa. Dia juga ikut menangis, menarik Aini ke dalam pelukannya, sambil sama-sama saling terisak. Selama ini Yasmin tidak pernah mempermasalahkan bila Aini tidak pernah mengundangnya ke rumah. Ia pikir Aini belum sepenuhnya menganggap Yasmin sahabat terdekatnya. Sehingga terlihat masih ada jarak di antara mereka.

Padahal sejak tahun pertama mereka berteman, Yasmin selalu mengajak Aini ke rumahnya. Ia juga memperkenalkan Aini pada kedua orangtuanya, serta kakak perempuannya.

"Jadi ini alasan lo enggak pernah mau ajak gue ke rumah lo dari dulu? Ya Allah, Aini. Kenapa harus malu sih? Apa yang perlu dibuat malu? Lo harusnya bersyukur. Lo masih punya ibu, masih punya abang. Itu harus lo syukuri. Bukan malah mikirin malu karena hal-hal yang lo miliki. Jujur deh, kalau gue tahu dari dulu alasan lo malu sampai enggak mau ajak gue ke rumah lo, gue bakalan datang sendiri."

Masih terisak, Aini menggeleng. "Kan enggak gue undang, ngapain lo tetap maksa datang?"

"Lagian lo, masa malu sama gue yang udah sahabatan dari 7 tahun lalu. Aneh banget sih."

AINI - Gadis Minang, Dipinang Sultan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang