Bab 4 - Kali ini apalagi?

1.4K 341 44
                                    

Aku enggak mau banyak cingcong. Yang mau baca, silakan. Yang mau baca duluan, sudah sampai bab 13 di karyakarsa.
Yang enggak mau baca, jangan dipaksa. Aku cuma mau nulis cerita ramadhan kayak biasanya sambil berharap kalian paham dari cerita yang kusampaikan.

Mungkin kalau kalian bisa nulis, silakan membuat cerita sendiri yang sesuai keinginan kalian. Banyak kok yang dulunya pembacaku jadi sukses nulisnya. Rezeki orang enggak ada yang tau.
Tapi yang penting jangan paksa aku buat mengikuti apa kemauan kalian.

Untuk saran pasti kuterima. Bahagia malah dikasih saran, dan bagaimana cara nulis yang benernya. Jadi nikmati aja selagi kutulis gratis diwattpad. Walau emang lebih lambat dibanding di karyakarsa.


-------------------------------------------


Tanpa kusadari panah itu menusuk tepat di hati ini, ketika manik mata berhasil melihat sosokmu untuk yang kedua kali.

Menunggu di parkiran, akhirnya tatapan mata Aini berhasil menangkap sosok Yasmin yang terlihat berjalan gontai keluar dari kelas terakhirnya. Beberapa teguran pada sahabatnya itu hanya ia balas seadanya, sampai Aini bertanya-tanya ada apa dengan Yasmin?

"Kenapa lo?"

Yasmin mendudukan tubuhnya di samping Aini, lalu memasang ekspresi lebih cemberut dibanding sebelumnya.

"Ih, ditanya, kenapa?"

"Tega banget tuh dosen jurnalistik dakwah, masa iya gue dibilang mahasiswa seludupan. Sialan banget. Padahal sebelum ngulang gue udah diskusi sama dia, gimana baiknya untuk mata kuliah tuh dosen bangkotan. Dia yang suruh gue ngulang, tapi mana? Gila banget gue dibilang mahasiswa seludupan."

Tawa Aini pecah setelah mendengar keluh kesah dari Yasmin. "Aduh, perut gue sampai keram." Kedua tangannya memegang bagian perut yang terasa keram, namun menyebalkannya tawa itu belum lenyap.

"Ish, udah sih!"

"Lagian lawak banget tuh dosen. Lo dibilang mahasiswa seludupan. Disangka lo barang-barang terlarang kali."

"Ish! Udah ah, bodo amat!"

"Ye, ngambek. Gitu aja ngambek. Enggak baik." Aini merangkul Yasmin dengan erat. Bahkan ia sengaja menempelkan kepalanya pada kepala Yasmin. "Jadi enggak nih? Gue udah ngiler-ngiler pengen ditraktir sama lo."

"Giliran kayak gini aja lo baik-baikin gue."

"Lah, kan tadi lo yang janjiin. Gimana sih?"

Yasmin melirik Aini, lalu memberikan senyuman lebar. "Iya, ayo. Langsung aja, gas. Gue bisa makan 3 piring kalau begini."

"Sholat Isya dulu ah ...."

"Ah, isya waktunya lama. Cus aja!!"

"Dasar setan. Yaudah, ayuk!"

"Tumben lo mau diajak sesat," sindir Yasmin.

"Sesekali. Biar jalan gue ke surga enggak kecepetan."

***

Tidak sampai 10 menit, mereka sudah sampai di tempat makan baru, yang kemarin Yasmin informasikan kepada Aini. Sambil menunggu Yasmin memarkirkan sepeda motornya, dengan kondisi parkiran yang cukup padat, pandangan Aini tidak lepas dari nama tempat makan yang akan mereka cicipi malam ini.

Yummy Healthy

Nama tersebut ditulis dengan sangat besar dan terang. Sampai-sampai jalanan besar yang berada di depan tempat makan ini tercover oleh pancaran sinar dari papan nama tersebut.

AINI - Gadis Minang, Dipinang Sultan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang