26 : Takut Kehilangan

1K 266 85
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.

Besarnya cintaku terlihat dari besarnya takutku akan kehilangan dirimu.
Jangan buat khawatir, ya.

Rendy menatap pantulan wajahnya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rendy menatap pantulan wajahnya di cermin. Sejak kecil ia tumbuh tanpa memiliki emosi. Tidak bisa tersenyum juga menangis. Hal itu membuat dirinya tidak memiliki satu orang pun teman. Orang lain menganggapnya aneh. Itu juga yang membuat orang tuanya tidak mau memublikasikan dirinya ke publik. Ia banyak menghabiskan waktu dengan menyendiri tanpa bersosialisasi.

Sewaktu kecil Rendy ingat bagaimana orang lain memperlakukannya. Menjauhi dan mengucilkan karena sering membunuh semut-semut tidak berdosa di sekolah. Apa pun hewan yang melintas di depannya, tak segan ia akan menghabisi nyawanya. Tidak peduli tindakan itu ditonton siswa-siswa lain.

Kadang ia ditegur oleh gurunya karena sudah membuat teman sekelasnya ketakutan. Gurunya juga beberapa kali menyuruh orang tua Rendy untuk datang ke sekolah agar bisa membicarakan soal kelainan pada anak mereka. Tapi tak pernah sekalipun mereka datang dengan alasan sibuk. Sebagai gantinya pembantunyalah yang datang mewakilkan dan tak pernah menemukan titik terang.

Ada waktu di mana guru ingin Rendy pindah sekolah karena meresahkan anak-anak lain, tapi orang tuanya menyogok sang kepala sekolah dengan uang. Orang tuanya tidak mau tahu, yang penting Rendy tetap bersekolah di sana tanpa harus memedulikan tingkahnya.

Seseorang masuk ke kamar Rendy yang tengah sibuk mempraktikkan senyum. Orang lain menganggap Rendy ramah dan mudah senyum. Tapi sebenarnya itu adalah hasil dari latihan dia selama ini untuk terlihat normal di depan orang-orang. Setiap akan bertemu orang ia memastikan dirinya untuk bisa tersenyum agar mereka dapat menerimanya.

"Hentikan semua ini, Rend. Kamu nggak bisa terus menerus menggagalkan rencana Ayah untuk menyingkirkan orang yang berusaha untuk membongkar kejahatan kamu. Kamu seharusnya biarkan adik kamu untuk membunuhnya."

"Apa aku nggak berhak untuk jatuh cinta, Yah?" tanya Rendy, berbalik menghadap ke ayahnya.

"Tapi kamu mencintai orang yang salah. Ayah udah berusaha mati-matian untuk menutupi kejahatan kamu. Tapi apa? Kamu malah melindungi perempuan itu. Kamu melindungi musuh kamu sendiri. Kalau akhirnya dia berhasil membuktikan kebenarannya bagaimana?"

Rendy tidak menjawab. Ia sudah memiliki rencananya sendiri.

"Kamu yakin itu cinta? Orang seperti kamu nggak mungkin merasakan apa itu cinta. Jadi lupakan itu semua," ucap sang ayah sarkastis.

"Sejak kecil kamu hanya menyusahkan ayah. Sekarang kamu juga melakukan hal yang sama. Tanggung sendiri akibatnya kalau suatu saat nanti perempuan itu berbalik menyerang kamu."

Sang ayah akhirnya keluar dari kamar. Tidak ada manfaatnya juga berbicara dengan Rendy. Di samping itu juga ia harus ikut bertindak. Jangan sampai karena Aretha, nama baiknya sebagai ketua kejaksaan tercemar karena sudah menyembunyikan kejahatan putranya yang sudah menabrak mantan istri dari Pak Ghani yang kini mendekam di penjara dan berstatus sebagai terdakwa pembunuhan yang palsu.

HEART BEAT √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang