3 : Kematian

1.6K 324 54
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

.
.
.

Saking misteriusnya, tidak ada manusia yang tahu bahwa satu atau dua detik ke depan dia masih tetap tinggal atau sudah tidak ada di dunia.

Saking misteriusnya, tidak ada manusia yang tahu bahwa satu atau dua detik ke depan dia masih tetap tinggal atau sudah tidak ada di dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aretha mengetuk pintu salah satu rumah yang letaknya berada dekat di rumahnya.

Tak lama kemudian pintu terbuka, keluar seorang anak perempuan dengan poni di atas alis, usianya kisaran delapan tahun.

"Dek, kamu udah makan belum?" bisik Aretha.

Anak itu menggeleng.

"Lho? Kok belum, sih?"

"Belum lapar, Kak. Ayah udah siapin makannya kok, tadi."

"Ya udah nanti cepet-cepet makan, ya. Tadinya kakak mau beliin sesuatu takutnya kamu belum makan."

"Siap, Kak."

"Guru kamu belum datang?"

"Belum, Kak."

"Oh, ya udah, hati-hati di rumah, ya."

Dia mengangguk-anggukkan kepala.

"Doain semoga kakak kerjanya lancar hari ini, ya. Semoga dapat bahan berita yang banyak."

"Iya, Kak. Semangaaaat!"

"Semangaaaat."

"Nanti kalau ada waktu, kita belajar ngaji lagi, ya." Aretha mengacak rambut Tasya.

Di antara semua anak-anak yang tinggal di komplsk sini, Aretha paling respect kepada Tasya. Nasib anak itu sama seperti dirinya, ditinggal pergi seorang ibu yang memilih hidup bersama pria lain baru-baru ini. Ayahnya hanya seorang supir taksi, belum lagi anaknya sering sakit-sakitan yang menyebabkan dia harus homeschooling. Pergaulannya jadi dibatasi.

Siang hari dia bersama gurunya, tapi kalau pagi dan malam ayahnya minta dititipkan kepada tetangga.

Anak sekecil itu sudah menerima banyak sekali ujian.

Di kantor polisi Aretha mulai menanyai beberapa petugas polisi demi mendapat kasus yang bisa ia telusuri dan menjadi bahan untuk membuat berita. Dia dan Rendy ditugaskan di ke Polsek Senen, Jakarta Pusat.

Aretha membagikan beberapa botol minuman vitamin C rasa jeruk yang tadi dia beli di minimarket kepada beberapa polisi yang sedang bertugas di kantor. Sedang dia sibuk ngemil permen yang sering tersimpan di bagian depan kasir.

"Diminum ya, Pak. Bagus buat kesehatan. Jangan terlalu capek kerjanya." Bukan Aretha namanya kalau tidak so kenal dan so akrab. Habisnya mereka pelit memberikan informasi. Ini juga semacam sogokan. Namanya juga berusaha.

"Pak, ditemukan mayat bayi di jalan Kramat Pulo, kondisi bayi meninggal," ujar salah satu polisi setelah menerima telepon.

"Bayi?" Aretha langsung cepat tanggap.

HEART BEAT √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang