15 : Terima Kasih

1.1K 252 53
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.

Dari jutaan wanita yang ada, terima kasih ya sudah memilihku menjadi pendampingmu.

Dengan pakaian tidur yang sudah tersemat di badan masing-masing, sepasang keturunan Adam dan Hawa yang beberapa jam lalu telah resmi menjadi suami-istri tengah duduk bersebelahan di sofa yang ada di kamar pengantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan pakaian tidur yang sudah tersemat di badan masing-masing, sepasang keturunan Adam dan Hawa yang beberapa jam lalu telah resmi menjadi suami-istri tengah duduk bersebelahan di sofa yang ada di kamar pengantin. Kamar ini dirias khusus untuk mereka, padahal sebelumnya Alden dan Aretha sudah bersepakat untuk menunda 'malam pertama'. Tapi ayah Aretha keukeuh ingin menyiapkan kamar pengantin seperti pada umumnya.

Tidak ada yang bicara satu pun selain saling lirik. Sekarang Aretha sudah tidak perlu lagi bertingkah seperti ikan yang terlempar ke darat kala auratnya terlihat oleh laki-laki.

Alden yang dulu tidak pernah melewatkan kesempatan menggoda wanita yang menurutnya menarik, kini sifat itu raib ditelan bumi.

Aretha juga sepertinya tengah menyiapkan ancang-ancang untuk memulai obrolan.

"Saya memang belum mencintai putri Om. Tapi saya menyukai kepintaran, kecerdasan, dan pola pikirnya. Perempuan seperti itu jangan disia-siakan, kan, Om?"

Aretha bertopang dagu setelah menjiplak kata-kata Alden yang ia pakai untuk melamar, menatap usil pria yang duduk di sebelahnya. "Diam-diam kamu tertarik ya sama aku?"

Alden sepertinya kaget, kenapa Aretha tahu dialog itu?

"Ayah yang bilang. Ayah aku kan nggak pernah sembunyiin apa pun. Kamu diam-diam ternyata perhatiin aku juga, ya? Nggak sia-sia deh perjuangin.

"Allah bilang, kalau kita berbuat baik sama seseorang tapi orang itu nggak bisa balas kebaikan kita, in syaa Allah, akan ada orang lain yang membalas kebaikan kita, dari mana aja. Dan bagi aku, kebaikan aku selama ini dibalas dengan ketersediaan kamu menikahi aku.

"Makasih ya udah memilih aku. Aku janji, kamu nggak bakal menyesal memilih aku untuk mendampingi hidup kamu.

"Kamu masih inget cerita tentang Nasr yang pernah diusir dari Madinah karena ketampanannya? Laki-laki di zaman Nabi yang pernah jatuh cinta sama perempuan yang udah bersuami hingga menjadikan cinta mereka terlarang? Bahkan saat dia berakhir tinggal di gubuk terpencil pun, Nasr tetap cinta sama perempuan itu. Aku pernah menyamakan kamu sama dia, kan? Julukan kalian yaitu ganteng-ganteng sadboy. Tapi aku nggak bakal biarin kamu berakhir sad kayak Nasr, kamu akan berakhir happy karena menemukan pengganti dari perempuan yang sempat singgah di hati kamu. Kamu melakukan hal yang baik dengan berani membuka hati ....

"Inget, Al ...." Aretha memegang dua kerah baju Alden, membuat suaminya bersandar ke sandaran sofa dengan posisi nyaris rebahan, gelagat Aretha seperti sengaja ingin memancing nafsu pria yang sudah bebas ia sentuh kapan pun ia mau. "Aku akan akan pergunakan kesempatan ini sebaik mungkin, aku bakal bikin kamu jatuh cinta sama aku sampai kamu lupa kalau kamu sebelumnya pernah mencintai perempuan lain ...." Aretha mengedipkan sebelah mata, menebar sisi genit yang selama ini belum dikeluarkan sepenuhnya. "Genit sama cogan sendiri boleh, kan?"

HEART BEAT √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang