40 : Detak Jantung Yang Baru (END)

1.7K 199 69
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

.
.
.

Takdir Allah itu yang terbaik meski perlu air mata dulu untuk menerimanya.

Takdir Allah itu yang terbaik meski perlu air mata dulu untuk menerimanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Al ..."

"Hm?"

"Aku pengin makan sesuatu."

Setengah sadar Alden melihat jam. Ia nyalakan lampu di atas nakas agar pengelihatannya lebih jelas. Pukul dua dini hari.

"Mau makan apa?"

"Es kelapa muda."

"Es kelapa muda di mana? Ini masih malam, nggak ada yang jual, Reth."

"Pokoknya aku nggak mau tau. Aku pengen es kelapa muda sekarang juga."

"Nanti siang, ya? Pasti aku cariin. Mending sekarang tidur dulu."

"Aku maunya sekarang. Kalau nanti pasti beda lagi. Pokoknya aku mau sekarang, Al."

"Oke. Oke."

"Naaah gitu, dong. Ini kan kemauan anak kamu juga." Aretha memegang dua pipi Alden.

Alden menghela napas sebelum akhirnya bangkit dari posisi berbaringnya.

"Kok hela napas, Al? Kamu nggak mau? Kamu terpaksa? Ya udah nggak usah. Aku nggak papa kok kalau kamu semisal nggak mau." Bilangnya begitu tapi bibirnya menunjukkan hal lain, maju beberapa senti.

Alden pun melebarkan senyumnya. Ia mengecup pelan bibir Aretha kemudian pamit pergi untuk membeli pesanannya. Alden menyambar jaket yang mengandung di belakang pintu.

Setelah drama ngidam kemarin yang membuat Alden harus rela didandani, menyuruh Alden mengganti jenis parfum yang katanya membuat Aretha mual, sekarang dia minta es kelapa muda di tengah malam. Alden mengadukan hal ini kepada ibunya, bertanya di mana tukang es kelapa muda? Sebelum ini juga Alden kerap mengadukan keluhannya tentang Aretha semenjak hamil kepada orang tuanya seperti anak kecil. Ternyata serumit itu menjadi calon orang tua. Membuat Alden berpikir ternyata berumah tangga itu bukan hanya sekadar cinta, tapi tentang bagaimana cara menghadapi pasangan. Untungnya dia sudah banyak belajar dari pengalaman soal rasa sabar. Apalagi jika melihat ke belakang, banyak perjuangan yang sudah dilalui, lebih-lebih dari ini.

Abyan memberi wejangan kepada Alden bahwa dulu juga dia begitu saat ibunya ngidam Aina dan Alden. Sudah menjadi kewajiban suami untuk menuruti semua keingian istri sebagai bentuk kasih sayang. Sekonyol apa pun keinginannya, selagi masih bisa, Alden harus berusaha.

Inilah yang dinamakan seimbang. Istri mengandung selama sembilan bulan, sedangkan suami memenuhi setiap keinginan istrinya untuk kebahagiaan calon anak mereka juga di dalam perut.

Sejak hamil Aretha memang lebih sensitif. Bahkan hanya sekadar menghela napas saja bisa menimbulkan pertengkaran.

Sudah banyak hal yang Alden lalui, masa hanya menghadapi ngidamnya Aretha dia mau menyerah?

HEART BEAT √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang