35 : Aku di Sini

753 154 40
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

.
.
.

Mulai sekarang meski kamu mengusir aku sampai menangis darah sekali pun, aku nggak bakal pernah pergi
.
.
.

Mulai sekarang meski kamu mengusir aku sampai menangis darah sekali pun, aku nggak bakal pernah pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa aku semenjijikan itu?"

Pertanyaan Rendy sudah jelas tidak perlu mendapatkan jawaban lagi. Sejak tadi ia bercerita panjang lebar dari mulai sejak kapan ia mengenal Aretha hingga tertarik padanya dan percaya bahwa perempuan seperti Aretha bisa menjadikannya laki-laki yang lebih baik lagi. Aretha tidak peduli dengan semua itu. Di matanya sekarang Rendy adalah seorang pembunuh. Dia sudah tidak pantas dikatakan sebagai manusia apalagi laki-laki yang pantas untuk dicintai.

"Apa orang seperti aku nggak berhak untuk dicintai?"

Aretha terus meremas perutnya yang terasa nyeri. Keringat dingin sudah bercucuran di kening.

"Kamu lapar?" tanya Rendy.

"Aku ... aku mau minta tolong sama kamu." Aretha sudah tidak tahan lagi, sejak tadi ia bersusah payah menyembunyikan sakit di bagian perutnya, tapi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Rendy mengernyit.

"Aku butuh pergi ke rumah sakit sekarang juga, aku udah nggak kuat lagi."

"Kamu kenapa?" tanya Rendy lebih mendekat.

"Perutku sakit, Rend. Tolong bawa aku ke rumah sakit sekarang juga. Aku mohon."

"Kamu pikir aku percaya gitu aja?" Sisi was-was Rendy kembali muncul.

"Aku berani bersumpah. Ini memang sakit. Aku takut terjadi sesuatu sama ...." Ah tidak-tidak, lebih baik tidak usah dikatakan.

"Itu pasti karena kamu nggak mau makan. Kan tadi aku udah suruh kamu untuk makan. Rasakan aja akibatnya."

"Aku mohon, Rend. Bawa aku ke rumah sakit."

"Kamu cuma perlu makan, Aretha!"

"Aku nggak mau terjadi sesuatu sama bayi aku!" teriak Aretha yang sukses membuat Rendy terkejut.

"Kalau sampai dia kenapa-kenapa kamu orang pertama yang akan aku salahkan. Seumur hidupku aku akan membenci kamu."

"Bayi?"

"Aku nggak peduli kamu mau ngelakuin apa pun, yang terpenting sekarang adalah keselamatan bayi aku."

Melihat wajah pucat Aretha Rendy menapis dugaannya Aretha sedang berpura-pura.

"Tolong ini mendesak. Aku janji bakal ngelakuin apa pun, tapi tolong, aku nggak mau anak aku kenapa-napa," bujuk Aretha memelas.

Namun melihat Aretha yang terlihat sekali sedang mati-matian menahan rasa sakit, membuat Rendy sedikit percaya.

HEART BEAT √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang