Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.Hampir saja jantung ini berhenti berdetak karena ketakutanku, tapi melihat hadirmu membuat rasa syukurku bertambah karena kamu adalah definisi dari kata cukup untukku.
Tiba-tiba Alden mengerem secara mendadak saat mendapat satu pesan beserta sebuah video yang membuatnya terkejut setengah mati.
Darahnya tiba-tiba mendidih. Amarah yang tadinya hanya beberapa level sekarang sudah naik ke puncak. Ia lempar ponsel ke jok samping kemudian kembali melajukan mobil dan mengubah arah tujuan. Seseorang dengan sengaja mengibarkan bendera perang kepadanya.
Tiba di tempat tujuan, Alden turun dari mobil, menatap rumah megah di depannya. Dulu ia pernah datang ke sini untuk menyusul Aretha. Mereka juga mengalami kejadian berbahaya yang nyaris melayangkan nyawa. Hampir tertembak entah dari mana pelurunya berasal.
Sekarang Alden menemukan jawaban, bisa jadi itu ulah Rendy. Seperti apa yang Aretha katakan bahwa lelaki itu berbahaya.
Terdengar suara siulan dari atas saat Alden berjalan menuju pintu utama, ia mendongak.
"Akhirnya kamu datang juga."
Itu Rendy yang berdiri di balkon. Dua tangan Alden mengepal saat melihat wajah tanpa dosa itu. Seharusnya sekarang dia mendekam di penjara, malah bersantai di rumah seperti tuan putri setelah membuat kekacauan yang tak akan pernah termaafkan sampai kapan pun.
"Saya minta kamu turun sekarang juga."
"Ceraikan Aretha dulu lalu kita bisa bertemu. Sejak awal dia itu milik aku. Lalu dengan seenaknya kamu ambil dia. "
"Kalau kamu berani, turun!"
Rendy malah tertawa. "Dasar bodoh. Kamu pikir aku bersedia? Jangan mimpi."
Alden mengeluarkan napas dari mulutnya. Rendy menguji kesabarannya.
"Ayo kita selesaikan sekarang juga. Kalau kamu berhasil mengalahkan aku, aku nggak bakal ganggu Aretha lagi. Tapi kalau sebaliknya, kamu harus mundur dan biarkan aku yang miliki dia."
"Kamu pikir istri saya barang yang bisa digilir?"
"Kenapa? Kamu takut kalah? Kalau kamu cinta sama dia, ayo buktikan."
Tenaganya terlalu berharga jika dipakai untuk main-main dengan orang gila. Tapi keadaan mengharuskannya melakukan itu setelah melihat video Aretha tanpa busana yang tengah mandi. Rendy mengancam akan menyebar luaskan video itu jika Alden tetap bersikeras menjebloskannya ke penjara. Rupanya Rendy lebih licik dari apa yang ia kira. Salah Aretha juga yang kurang hati-hati. Siapa yang menyangka Rendy memasang CCTV di kamar mandi tempatnya tinggal selama ini untuk memuaskan nafsunya pada Aretha dan sekarang lelaki itu memanfaatkan senjatanya untuk melindungi diri.
"Mau aku sebar saja videonya?" pancing Rendy.
Mata Alden memejam, kesabarannya sudah habis mengingat aurat Aretha yang dinikmati juga oleh lelaki yang tak pantas. Ia merasa Aretha sudah dihina sedemikian rupa. Bagaimana jika Aretha tahu soal ini? Dia baru saja keguguran dan sekarang ada yang menyimpan video telanjangnya. Segala isak tangis, air mata, dan masalah yang setiap hari datang berseliweran di kepala Alden.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART BEAT √
Romance[Sequel Wedding Dress] "Ibarat jantung manusia yang mati, entah kapan ia akan berdetak kembali." Alden dan Aretha bekerja sama untuk menyelidiki kasus pembunuhan yang melibatkan tetangga di tempat Aretha tinggal. Aretha yang selalu blak-blakkan meny...