Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.Aku harap alasan kita dipertemukan adalah karena untuk dipersatukan.
"Kayaknya ... aku suka, deh sama kamu. Hehe."
Raut muka Aretha bak anak perempuan yang tengah memandang teman laki-lakinya yang sangat tampan. Penuh kekaguman, rasa suka yang tidak bisa diungkap kata-kata, sekaligus gurat polos sepolos polosnya. Matanya tidak lepas dari sosok pria yang berdiri tepat di depannya.
"Eh, bukan 'kayaknya' lagi, deh, tapi aku beneran udah suka sama kamu. Kamu ganteng, kamu banyak diem, dan aku suka. Terlebih aku tahu kamu masih sendiri. Kamu itu tipe aku banget. Ya, kamu tipe aku. Ganteng. Mata kamu." Aretha menunjuk bagian mata Alden. "Alis kamu." Beralih ke alis. Alden yang kaget mundur selangkah, Aretha ikut melangkah. "Hidung kamu." Pindah ke hidung, Alden mundur lagi. "Bibir kamu yang mirip bayi. Imut." Sontak Alden menutup mulutnya.
"Ketampanan Nabi Muhammad kebagian 50%, Nabi Yusuf 25%, 25% lain di bagi-bagi ke laki-laki di muka bumi ini. Entah ini adil atau enggak, mungkin bagian kamu kebanyakan, Al. Kesian cowok lain.
"Jatuh cinta pada pandangan pertama itu ada. Aku nggak perlu baca-baca novel, tanya-tanya orang, atau tanya google, karena aku ngerasain itu sekarang. Nggak perlu riset banyak-banyak, karena buktinya adalah aku sendiri.
"Pertama kali nge PDKT-in kamu itu waktu aku naik ke panggung terus ikut nyanyi. Aku yakin kamu masih inget.
"Makanya aku ngikutin kamu terus liat kamu sedih, aku inisiatif kasih permen, deh. Dan itu adalah trik PDKT yang ke dua.
"Aku emang nggak percaya sama yang namanya mitos, termasuk mitos soal kalau kita dapat buket bunga pengantin, kita bakal segera nyusul. Aku jadikan itu sebagai doa."
"Udah selesai?" tanya Alden.
"Apanya?"
"Bercandanya."
"Kok bercanda, sih?"
"Selain pinter ngomong kamu juga pintar bercanda?" tanya Alden lagi. Ia bertepuk tangan. "Tapi kata-kata kamu tadi lumayan lucu juga."
Aretha pun tertawa. "Siapa yang bercanda? Bohong itu dosa. Bercanda yang didalamnya ada kebohongan juga itu nggak boleh. Aku selalu berusaha untuk jujur. Termasuk jujur soal perasaan."
Aretha mengeluarkan ponsel kemudian mengotak-atiknya.
"Aku adalah si secret admirer yang kamu blokir kontaknya." Ia pun memperlihatkan isi chat yang belum dihapus kepada Alden. "Sebegitu nggak pedulinya dan nggak mau cari tahu soal nomor ini? Nggak kepo atau bertanya-tanya apa? Minimal telepon, lah. Tapi tenang aja, sekarang aku ...." Aretha meletakkan ponselnya ke dekat telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART BEAT √
Romansa[Sequel Wedding Dress] "Ibarat jantung manusia yang mati, entah kapan ia akan berdetak kembali." Alden dan Aretha bekerja sama untuk menyelidiki kasus pembunuhan yang melibatkan tetangga di tempat Aretha tinggal. Aretha yang selalu blak-blakkan meny...