23.🐊

64.3K 9.4K 159
                                    


Zora turun dari mobil taxi lalu ia masuk kedalam mansion setengah berlari, saat sampai di depan pintu masuk ia mendengar suara tangisan.

"Ada apa ini?" tanyanya masuk kedalam, dilihatnya di sana, para maid sudah menangis sambil menatap kearah box merah.

"Nona, i-itu," tunjuk Mbak Ani pada box yang tak jauh dari mereka.

Zora berjalan perlahan mendekati box itu,  lalu ia mengambil sepucuk surat yang berada di atas tutup boxnya.

- HADIAH KECIL, JASAD KEDUA ORANG TUAMU^^ -

Zora meremat surat itu dengan perasaan campur aduk, lalu ia membukanya.

Terdiam. Zora terdiam menatap isi didalamnya, ah apa orang itu sudah bosan hidup?

Zora mengepalkan tanganya kuat, matanya menatap tajam dengan rahang yang mengeras murka.

Kenapa?

Kenapa Tuhan jahat banget? Gue udah mohonkan tadi pagi kalo mereka itu cahaya baru gue? Tapi kenapa?. Batin Zora mempertanyakan nasibnya yang sungguh miris.

Dia meraih ponselnya lalu menelfon salah satu bodyguard miliknya yang tak perlu menunggu lama panggilan itu langsung diangkat.

"Tangkap dia dan kurung di ruang bawah tanah. Sekarang!" setelah mengatakan itu ia mengirim fotonya, lalu menatap kearah kotak yang di mana kepala dan tubuh orang tuanya sudah terpisah.

Dengan bergetar, Zora membelai kepala Yohana yang sudah membiru dengan darah yang masih senantiasa mengucur dan menggenang di kotak itu.

"Mama ... Papa Broo~" lirihnya mebuat para maid langsung kembali menangis histeris, ternyata benar.

Tadinya mereka menemukan sebuah kotak ini di depan gerbang, saat membaca surat itu ia dengan takut-takut membawa kedalam lalu menelpon Zora karena menelpon Tuan mereka nomornya tidak aktif.

Mbak Ani sudah takut saat melihat ada bercak darah di kotak merah itu, dan tentu saja dengan sepucuk surat di atas tutupnya membuat mereka semakin takut. Akan tetapi meraka tidak berani membukanya.

Namun mendengar dan melihat tubuh bergetar Zora membuat mereka tak kuasa menahan tangis, bagimana bisa ada orang sejahat itu? Baru saja mereka senang melihat kehangatan keluarga yang jarang bersatu ini.

Dan baru saja mansion ini terasa hangat dengan tawa ketiganya, tapi sekarang?

Mengapa Tuhan begitu jahat, mengapa ia mengambil cahaya yang Zora miliki? Rasa hangat yang Zora inginkan dan dambakan sedari kecil kini hilang? Apa Tuhan begitu suka bercanda padanya hm?

Atau ini sebuah karma karena telah membunuh Adora? Jika ben– "Gak! Ini bukan karma melainkan ini karena mereka! Ini pasti ulah mereka 'kan?"

Zora bersimpuh luruh di depan kotak itu, matanya memanas tak kuat untuk membendung air matanya lagi. Akhirnya, akhirnya ia menangis untuk pertama kalinya setelah ia masuk kedunia ini.

"Nona!!" teriak maid akan mendekat tapi dicegah oleh Zora.

"Mah kenapa Mah? Mama bilang kita bakal ketemu lagi, Zora udah berharap loh tadi,"

Hatinya sakit, sangat sakit. Ia kecewa pada dirinya sendiri, ini semua salahnya kan? Ah bukan, ini semua salah si Autohr gila! Yah Atuthor itu. Zora berjanji akan membuatnya tersiksa bahkan lebih tersiksa!

"Mah, Pah, bangun yuk, Rara mau makan bareng Mama Papa lagi. Rara ... Rara harap ini hanya mimpi, yah ini hanya mimpi haha!" tawa miris Zora seraya mengusap air matanya lalu mencium kepala Dares dan Yohana yang sudah terpisah dari tubuhnya.

"Mama tau pintu itu? Zora pasti rindu denger gedoran Mama, Pah, Zora pasti rindu sesosok keren kayak Papah, Zora ..." ia kembali menangis, kenapa Tuhan jahat banget?

Kenapa sih? Apa tidak boleh dirinya merasakan dicintai? Hmm, apa dirinya seberdosa itu sampai hidupnya terus di selimuti dengan kekosongan ini?

"Non hikss yang kuat Non," kata para maid menenangkan Zora yang menangis tanpa suara.

"Segera dikremasi," titah Zora seraya beranjak beridir, ia mengusap air matanya. Ah bukan saatnya ia berduka sekarang.

Karena Tuhan sangat suka melihat ia membunuh, maka ia akan membasmi pelaku yang sudah merenggut nyawa kedua orang tuanya.

Yah suka kan? Kalo Tuhan tidak suka dirinya membunuh, maka Tuhan pasti akan menyelamatkan kedua orang tuanya dari bedebah sialan itu tadi.

Tapi lihat? Tuhan aja tetap diam. Itu berati, dia boleh bergerak sekarang.

Zora kembali menatap tubuh kedua orang tuanya, "Tenang disana Mah, Pah, terima kasih atas kehangatan empat harinya. Dan Zora, maaf, maaf karena gue gagal menjaga mereka. "

Gue tau, hidup gue emang se abnormal ini. Disaat jantung gue berdetak cepat, dokternya malah udah punya tunangan dan sekarang, disaat gue bahagia Tuhannya malah bercanda. Batinya merasa lucu sendiri dengan kehidupannya.

"Tapi gue janji ra, gue akan membalasnya dua kali lipat!" katanya dengan semyuman lebar, ia menyentuh dadanya yang berdegup kencang.

Sebuah senyuman manis ia layangkan pada jasad Yohana dan Dares untuk terakhir kalinya, lalu ia menutup box itu seraya berbalik menatap Mbak Ani.

"Siapkan mobil, dan masukan kesana. Kita akan kerumah sakit," titahnya, Mbak Ani mengangguk lalu segera menelfon sang supir untuk segera menyiapkan mobil.

***

Kematian kedua orang tua Zora di rahasiakan dan hanya beberapa orang saja yang diberi tahu, oleh sebab itu kini Arios tengah keheranan saat matanya menatap banyaknya karangan bunga di halaman mansion Zora.

Ia dengan cepat berjalan masuk, saat di ambang pintu dirinya melihat Zora yang berdiri tengah memandangi dua guci yang sudah di selimuti bunga-bunga lily dan mawar putih.

"Ra," panggil Arios pelan.

Zora menoleh dengan mata sembab, jejak air mata yang sudah mengering tercetak jelas dipipi tirusnya. Arios yang melihat itu langsung menarik Zora kedalam dekapannya.

"Ar~" lirih Zora kembali menangis di pelukan Arios.

"Siapa yang me– ucapannya terhenti kala matanya menatap guci yang terdapat nama yang ia kenali.

Bukankah itu adalah nama kedua orang tua Zora? Karena nama kepala keluarga Alexander siapa yang tak tau mereka?

"Kenapa dia jahat Ar? Dia, dia ngambil cahaya kecil gue. Dia udah ngambil cahaya yang gue anggap sangat berharga Ar,"

Arios langsung memeluk lebih erat tubuh Zora, meyalurkan kekuatan untuk memberi tahu Zora bahwa di sini masih ada dirinya.

"Gue ada disini ra, lo bisa anggap gue sebagai lentera kecil dihati lo mulai sekarang, meski kecil kemungkinannya tapi gue akan berusaha menerangi lo apapun keadaannya!"

♡🍀♡

Gue gak bisa bikin sad momentt jadi maaf kalo gak srek kehati kalian😭

I'M ZORA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang