•••
Tak terasa, sudah dua minggu Zora selalu mengejar Aiden, Gadis itu kadang serius kadang juga menggombal ala buaya kul yang bisa membuat orang pengen belok.
Tak jarang juga Zora meneriaki atau membisiki kata 'Aiden I love you' atau dengan tiba-tiba menarik tangan Aiden dan diletakan di dada hanya untuk mengatakan jika 'Debaran ini masih sama dan akan tetap sama sampai maut menghentikan'
Emang rada bikin tremor sih pas Zora berkata demikian, tapi Aiden tetap teguh dengan pendiriannya yakni 'Jangan percaya, jangan baper, dia cuma bercanda'
Contohnya seperti sekarang.
"Ish diem!! Ini gue mau foto dulu Aiden ku sayanggg~" kata Zora saat Aiden akan mencopot semua balon yang sudah ia ikat di rambutnya.
Zora benar-benar Dajal-_-
Di taman yang ramai ini dia dengan tak berperasaan memborong limapuluh balon dan dengan jahilnya mengikat duapuluh balon kerambutnya.
Semua orang sudah menatap kearahnya, sungguh malu sekali. Ingin rasanya Aiden nyelam di danau taman ini.
Pertanyaannya, KENAPA GAK NOLAK?
KARNA ZORA MENGANCAM AKAN MENCIUM BIBIRNYA DI SINI!! dan Aiden jelas lebih memilih ditempeli duapuluh balon dari pada bibir sucinya ternodai.
Ckrekk!
Cekrek!!
Cekrekk!!
"Awwwwchh soo cuteee banget sih myboynya Zoraaa!!!" Zora gemas bukan main saat melihat hasil potonya.
Kiri kanan di rambut Aiden sudah di penuhi balon yang terbang, bahkan rambutnya ikut naik ke atas karna tertarik tali balon. Juga wajah datar tanpa semangatnya benar-benar menambah nilai ++ bagi Zora yang emang otaknya rada aneh-_-
Dengan kesal Aiden mendekat membuat Zora was-was, "Pokoknya kamu juga harus saya ikat dengan ini!" kesal Aiden dan langsung mengikatkan tigapuluh balon kesetiap anak rambut Zora.
Dan tampilan Zora sekarang benar-benar lucu kaya monyet yang kesetrum, semua rambutnya naik keatas, persis seperti rambut jamet kuproy.
"Pftr- Hahah!!" tawa Aiden akhirnya buyar untuk pertama kalinya, ia bangga dengan hasil karyanya. Berbeda dengan Zora yang sudah berekspresi datar.
Koo agak kesal ya?. Batin Zora lalu matanya menengok kiri kanan yang sialnya tu para cowok dan cewek yang juga tengah menikmati senja di taman ini seperti menertawakannya.
Dengan kesal Zora berdiri akan menggelitik perut Aiden tapi ...
Duar!!
Duarr!
Duar!!
Duar!
Duar!
Duar!!
Beberapa balon meledak kala ia berdiri karna tertusuk dedaunan di pohon yang kebetulan menjadi tempat mereka berteduh.
Sontak hampir semuanya mengumpat dan latah karna terkaget, Zora memegang jantungnya yang maraton.
Sedangkan Aiden, "BWAHAHAH!" tawa Adien semakin kencang saat ekspresi kaget Zora yang benar-benar memeable.
"Aidenn ..." panggil Zora dengan nada laun, Aiden yang merasakan tanda bahayapun dengan sigap berlari untuk menghindari amukan Zora.
"AIDEN SINI GAK LO!!" teriak Zora mengejar Aiden, sungguh ia kesal karena cowok itu benar-benar terlihat puas menertawakannya barusan.
Jadilah keduanya berlari disisi danau dan berputar mengelilingi kursi taman dengan keadaan rambut masing-masing yang di terbangkan oleh balon.
"Ahaha ampunn Zora ampunn!!" ngalah Aiden duduk lesehan di bawah pohon tempat mereka tadi, perutnya serasa di gelitik paksa. Sakit dan pegal.
Zora ikut duduk dan ...
Hap!
Zora mencubit kedua pipi Aiden, "Masih ingin ketawa hm?" tanya Zora sembari mengunyel-unyel pipi Aiden.
"Ewnggwa!!" jawab Aiden tak jelas, Zora terkekeh geli. Lucunya, apa lagi pipi Aiden yang lembut ini.
Cup.
Cup.
"Zora!!" teriak Aiden memegang kedua pipinya yang baru saja dicium Zora.
Zora dengan santainya membuka semua tali balon yang terikat di rambutnya lalu di terbangkannya Balon itu kelangit.
Ia dengan cepat merebahkan kepalanya di paha Aiden, bahkan tatapan tajam Aiden saja tak Zora hiraukan.
"Aiden," panggil Zora, Aiden tak menyahut ia marah sekarang.
Zora membalikan tubuhnya dan terlentang menatap lurus Aiden yang tengah cemberut.
Zora mengambil tangan kanan Aiden dan di letaknnya di dada sebelah kanan, Aiden tak kaget lagi. Karena ini sudah menjadi kebiasaan Gadis itu selama dua minggu terakhir.
"Masih sama kan? Tapi kenapa rasa cinta ini semakin dalam, bahkan sulit rasanya untuk gue berpaling dari lo," kata Zora yang sontak saja Aiden menunduk menatap marah Zora.
"Kau ingin berpaling dari saya?" tanyanya tanpa sadar, hatinya serasa panas bahkan rasa marahnya sudah hilang yang kini tergantikan dengan rasa aneh san tak nyaman.
"Yaa, kalau lo terus nolak sih bis-" Zora tak melanjutkan ucapannya kala wajah Aiden semakin muram, aah rasanya ia senang saat melihat reaksi Aiden.
Dengan cepat Zora berbalik kearah perut Aiden dan memeluk pinggangnya lalu membenamkan wajahnya di perut kotak yang terhalang kaos putih polos itu.
Satu kotak dua tiga empat de-delapan? Omgott!!. Batin Zora seraya menggesekkan hidungnya keperut kotak dan keras milik Aiden.
"Aiden i love youuu!!!" serunya dengan suara terndam di perut Aiden.
Sedangkan sang empu kini sudah mengigit bibir dalamnya agar tak tersenyum, Gila, kenapa semakin hari hatinya semakin lemah? Bahkan otaknya sudah tak bisa mewanti-wanti lagi.
Zora mendongak, Aiden yang merasakan Zora menatapnya pun menunduk.
"Kenapa?" tanyanya dengan telinga yang memerah matang.
"Kapan lo balas kata i love dari gue dengan i love you too? Atau kapan lo akan manggil gue sayang?" pertanyaan Zora membuat Aiden diam.
Jujur egonya masih resah, meski otak dan hatinya sudah menyuruhnya membuka pintu untuk gadis ini.
"Setelah gue percaya seratus persen," jawabnya membuat Zora terdiam sesaat.
"Yaudah deh, gue bakal nunggu hari itu. Yah gue akan selalu menunggu hari dimana lo ngebalas pernyataan cinta yang setiap hari gue ucapin, dan gue bakal nungguin lo manggil gue sayang entah itu kapan waktunya tapi semoga secepatnya!!" harap Zora tersenyum cerah dengan tatapan lembut menatap penuh cinta kearah Aiden.
"Aiden I love you," lirihnya kembali memeluk pinggang Aiden erat, ia mencoba memejamkan mata untuk tertidur sesaat.
♡🍀♡
Ego. Tiga huruf satu kata, namun mampu memberikan effect yang sangat membagongkan bila hidup kita berhasil di atur olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M ZORA?
FantasyCerita tentang Giska si buaya cap rawa-rawa yang transmigrasi ke tubuh figuran. ________ Cover by : @snowyEllncy