29.🐊

59.7K 8.5K 186
                                    

•••

Di rooftop, Zora dan Arios tengah duduk bersebelahan di kursi yang tersedia di sana.

"Ra," panggil Arios melirik Zora yang tengah menatap kearah depan dengan kedua tangannya yang di lipat di dada.

"Hmm?"

Arios mengepalkan tangannya sendiri, ia gugup sungguh gugup sekarang.

Ia mengajak Zora kerooftop tuh untuk menyatakan perasaan, ia takut jika ia tak confess dari sekarang mungkin nanti ia akan menyesal.

"Sebenarnya gua suka sama lo ra," katanya cepat tanpa jeda, Zora sontak menoleh menatapnya.

Dan itu sungguh membuat kegugupannya naik dua kali lipat.

"Cinta gak?" Arios terdiam kaku.

Zora menghela nafas pelan, "Lo cuma tertarik dan bukan sungguh Ar," malasnya, ia sudah tak aneh ditembak seperti ini, di saat ia menanyakan 'cinta gak?' dan yah si cowoknya pasti diam tak menjawab.

Zora ini tipe orang yang malas menerima orang yang masih dipenuhi dengan rasa 'bertanya-tanya' di hatinya.

Dia hanya butuh orang yang to the point dan tegas pada pendirian juga perasaannya.

"Tapi ra, cinta akan datang seiring berjalannya waktu, dan gua akan berju–

"No! Maaf Ar, ada baiknya lo tutup pintu untuk gue dan buka untuk seseorang yang udah nungguin lo," kata Zora tersenyum manis.

Arios menunduk dalam, dia ditolak?

Ah ternyata ditolak sebelum berjuang itu sungguh sakit, tapi akan lebih sakit lagi jika hanya memendam karna terlambat untuk mengungkapkan.

Arios mendongak menatap tatapan teduh Zora, lalu ia berusaha untuk tersenyum, "Jadi gua ditolak?" tanyanya, Zora menggeleng juga mengangguk.

"Gue gak pernah nerima orang yang hanya berkata 'suka' terlebih ada seseorang yang akan terluka lebih dari lo jika kita bersama, udah yaa gue laper pengen makan," pamit Zora akan pergi tapi terhenti kala Arios mencekal pergelangan tangannya.

"Bisa kasih tau siapa dia?" jika memang ada seseorang yang mencintainya tanpa sepengetahuannya? Maka ia ingin tahu siapa dia.

Izinkan dirinya tau agar dirinya bisa menerima ataupun menolak orang itu, agar dia tak merasakan rasa sesak seperti dirinya sekarang.

"Ipone," satu kata membuat Arios tertegun, Zora yang tak dapat jawaban dari Arios pun memilih melangkah keluar dari Rooftop menuju kantin.

Sesampainya di kantin ia memesan lalu duduk di kursi dan mulai memakannya, baru saja dua suapan masuk ia merasakan ada seseorang yang tengah menatap kearahnya membuatnya mau tak mau melirik kekursi baris tiga.

Di sana cowok yang tak sengaja bertabrakan denganya tadi pagi tengah makan dengan santai, tapi Zora tau jika cowok itu tengah menahan gugup. Terlihat dari gelagatnya yang memasukan nasi dengan terburu-buru.

"Minta digoda tu orang," gumam Zora malas karena moodnya sekarang tengah buruk saat memikirkan Arhan.

Gue buang aja dia kelaut kali ya? Males banget gue kecipratan darah pemakan manusia. Tanyanya dalam hati lalu ia mengangguk.

Sudah diputuskan, sepulang sekolah ia akan kelaut untuk membuang tubuh penghianat itu agar di makan buaya atau paus apalah yang penting dirinya tak terkena darahnya.

Pada Akhirnya, seorang pengusik akan mati di tangan yang dia usik, Arhan. Andai lo diam dan nerima kenyataan mungkin hidup lo bakal panjang.

***

Zora sudah ditengah laut, "bagimana?" tanyanya berjalan masuk kekapal milik Bodyguardnya.

"Mau dibuang dimana Nona? Dilantai bawah atau disini?"

"Bawah, menghindari kecurigaan," kata Zora diangguki kedua bodyguard itu, lalu mereka menuju keruangan Arhan di kurung.

"Haii babeeee," sapa Zora riang, Arhan mendongak menatap Zora kosong.

Oh Arhan sangat kurus, apa dikurung selama satu minggu membuatnya depresi? Jika benar, Zora sungguh senang.

"Kau ... Zora kau harus matiiin SIALAN!!!" teriak Arhan dengan mata penuh kebencian, pemuda itu langsung berlari menerjang sel besi.

"ZORA KAU MATI SETAN!! SIALAN KAU TELAH MENGHANCURKAN SEMUANYA! HARUSNYA KAU YANG HANCUR SETANN!! HAHAHA ZORA AKAN HANCURR YAH ZORA AKAN HANCUR!" Arhan berteriak kencang lalu tertawa keras bak orang yang sudah kehilangan semua kewarasannya.

Ah jika diingat lagi, siapa yang akan tetap waras jika dikurung di ruangan serba putih, lalu setiap detiknya diberikan tontonan pembunuhan yang bahkan ia menyaksikan sendiri acara itu secara real! Lalu diberi minum darah dan dipaksa memakan-makanan menjijikan yang tak lain daging manusia?

Jangankan dirinya yang phobia darah, orang yang bermental bajapun akan gila jika menggantikan posisinya.

Zora benar-benar sadis, apapun yang keluar dari mulutnya, maka itu akan benar-benar terjadi.

"Berisik sekali!" keluh Zora mengorek telinganya malas mendengar racauaan Arhan yang sudah gila.

"Kamera sudah terpasang Nona, apa sudah siap?" tanya Bodyguard.

Kamera, yah Arhan dipasangkan kamera, karena Zora sangat penasaran bagaimana tubuh kurus kerempeng Arhan dimangsa para makhluk laut di bawah sana.

"Tekan tombolnya sekarang!" titah Zora seraya duduk di kursi tepat di depan sel yang diisi oleh Arhan.

"Baik Nona," sahut sang Bodyguard.

"ZORA KAU MATI SIA– AAAAA!!" jerit Arhan kala lantai yang ia pijak tiba-tiba menghilang.

Zora tersenyum lebar melihat pantulan Arhan yang tenggelam di lautan, lalu sebuah ikan hiu pemangsa manusia datang dan mengoyak tubuhnya.

Perutnya di koyak oleh ikan bergigi runcing kecil yang datang bergerombolan,  Ia tak mengetahui ikan apa itu tapi yang jelas gigi mereka benar-benar runcing dan tajam.

"Laut apa ini?" tanyanya heran, pasalnya ikan-ikan itu terlihat lebih ganas.

"Ini lembah tengkorak Nona, semua ikan disini pemangsa daging," jelas sang Bodyguard.

"Oh kerja bagus! Terima kasih semuanya!" katanya lalu beranjak berdiri seraya berjalan keluar dari kapal dan kembali pindah kekapal miliknya.

Kapal bodyguard dan dirinya berbeda, sesampainya di kapal miliknya ia tersenyum lebar kearah kapal milik bodyguardnya.

"Kerja bagus kalian, tapi sayangnya kalian memiliki niat untuk membocorkan ini dimasa depan? Jadi sampai jumpa lagi di kehidupan lain," lirihnya lalu menekan tombol merah dan seketika kapal itu tenggelam tanpa menunggu lama.

"Biarkan hari ini menjadi kenangan terdalam, Tuhan maafkan aku. Ini yang terakhir ... " lirihnya menatap langit dengan sendu.

♡🍀♡

Ada yang suka adegan uwu?

I'M ZORA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang