🐊-Syutt, aku gak papa^^
•••
Aiden tengah diam membaca buku di ruang osis, tapi pikirannya masih tertuju pada Zora.
"Ini dari pacar lo Kak," suara Bella membuyarkan lamunannya, dia menatap penuh tanya pada Bella.
"Gak tau, dia ngasih amplop ini ke gue tadi di kantin, terus tu anak langsung ngelongos gitu aja,"
Aiden mengambil ampolp berwarna putih itu, "Makasih" ujarnya, Bella mengangguk.
Bella kembali kekursinya, sedangkan Aiden mulai membuka amplop yang terdapat surat.
Ia mulai membukanya, senyumannya tak bisa lagi dibendung kala di dalamnya berisikan tentang.
Iloveyouuu!!!
-
-
-
Itu totalnya 3000 kata Iloveyou!Aiden senyum-senyum sendiri, Zora benar-benar gila, dan sikap gilanyalah yang sudah membuatnya tanpa sadar tak ingin kehilangannya barang sedetikpun.
Dengan cepat Aiden keluar dari ruangan osis, ia akan mencari Zora, "Tangan kamu pasti pegal yaa pas nulis ini?" gumamnya menatap lembut kearah surat yang berada di tangannya.
Ia akan menyatakan sekaligus membalas perasaan Zora, mulai sekarang ia tak akan lagi mengikuti egonya! Yah ia akan membisikan kata-kata I love you tooo sampai Zora gumoh!!
Pokonya ia akan menjaga senyuman secerah mentari pagi milik Zora, dan akan membuat Zora hanya menatapnya. Cuma menatapnya!
Sedangkan Zora menguap bosan di sisi lapangan basket, ia tengah mencari cogan buat pengalihan kegelisahan yang semakin menyesakan dadanya.
"Kenapa sih! Apa bakal ditolak Aiden lagi? Atau lebih parah disuru ngejauh? Asuu sih kalo gitu!" gumamnya seraya membuka ponsel, sebenarnya ia ingin menulis pesan untuk Aiden, tapi ia takut cowok itu semakin menjauh darinya.
"Tangan gue pegel satt, nulis kata begituan ampe 3000!" keluhnya mengingat kegilaan dirinya setelah membolos dan langsung menulis kata-kata itu hingga dilanjut malam sampai subuh.
Emang gila, tapi kan kalian tau sendiri apa motto hidup Zora?
Semakin Zora dilarang maka semakin pula ia melanggar!!
Yah itulah sikapnya, ia tak akan menyerah bahkan ia akan dengan nyebelinnya menyepam atau apalah agar si cowok yang melarangnya kapok dan memilih menerima:)
"Ra," Zora mendongak menatap Arios yang berdiri di hadapannya, ah setelah kejadian di rooftop waktu lalu cowok itu tak lagi menyapa atau melirik padanya lagi.
"Eh kenapa Ar?"
"Gak sih, lo lagi ngapain disini? Tumben gak ngekorin Pak ketos?" sindir Arios yang sudah menjadi cerita umum seantero Elite-school jika Zora tengah naksir ketos baru mereka.
"Gabut doang sih," jawabnya santai.
"Mau tanding? Lo bisa basket gak?"
"Lagi mager gue, yudah lo aja sonoh gue nonton disini. Bukannya tiga hari lagi lo ada tanding?"
"Hm, yaudah gua latian dulu," pamitnya di angguki singkat oleh Zora.
"Zora," suara lembut yang tak asing membuat Zora yang tengah bermain game pun menoleh.
Di sana, Aiden berdiri tak jauh dari kursi yang ia duduki sembari kedua tangannya menggenggam sebuah surat.
"A–" mata Zora melotot kala sebuah kaca melayang jatuh dari atas rooftop, sekilas matanya melihat bayang seseorang di sana.
Dengan cepat Zora berlari dan menubruk tubuh kekar Aiden hingga jatuh terbaring.
Zora yang mengukung tubuh Aiden di atas, membuat kecelakaan bak dejavu terjadi tanpa bisa dicegah.
Pyarr!!
"Ughh~" ringis Zora.
Aiden shock, bukan hanya Aiden melainkan siswa/i yang masih di jam istirahat juga ikut shock sampai dilapangan itu hening.
Di sana, tepat di sisi lapangan. Zora mengukung tubuh Aiden, tapi bukan itu yang membuat mereka shock. Melainkan ...
Punggung Zora.
Punggung Zora tertimpa kaca yang entah jatuh dari lantai berapa, tapi yang mereka simpulkan adalah. Kaca itu tadinya akan mengenai kepala Aiden jika saja Zora tak menubruk Aiden hingga jatuh dengan Zora yang menjadi tameng di atas tubuh pemuda itu.
Tes ...
Tes ...
Tes ...
Darah mulai menetes ke wajah Aiden, membuat Aiden segera tersadar.
Dia menatap Zora dengan horor, "Z-zora" gagapnya terkejut bukan main.
"Syutt, aku gapapa," bisik Zora tersenyum manis, namun senyuman itu hilang saat tubuh Zora benar-benar ambruk menindih tubuh Aiden.
Sedangkan Arios yang melihat adegan itu diam membatu kaku.
Mengapa?
Mengapa adegan ini seperti Dejavu di kepalanya?
Mengapa adegan itu sangat tak asing di matanya? Di dalam ingatannya seperti pernah melihat jelas adegan itu.
Hanya saja suasananya yang berbeda.
Aneh, ia seperti pernah merasakan adegan itu, adegan yang di mana sesuatu jatuh dan seorang gadis mendorongnya untuk menyelamatkannya.
Mengapa itu sangat tak asing di otaknya?!
"Arghh!" Arios memegang kepalanya yang terasa pecah dan sakit.
Ingatan asing namun bak Dejavu terputar cepat di kepalanya dan menyiksanya.
GISKAA!!!
Arios ikut pingsan di tengah-tengah kepanikan para siswa/i dan guru karena Zora yang juga pingsan.
♡🍀♡
Tebak yokk.
Cerita ini menurut kalian bakal berending apa.
Sad?
Or
Happy?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M ZORA?
FantasyCerita tentang Giska si buaya cap rawa-rawa yang transmigrasi ke tubuh figuran. ________ Cover by : @snowyEllncy