•••
Arios memarkirkan mobilnya di pekarangan mansion Zora, sore ini ia akan mengajak Zora goes.
Ia berjalan masuk kedalam mansion dan kebetulan juga ada maid di sana dan langsung menyambutnya, "Zoranya ada Bik?"
Maid itu menoleh, "Ada Den, mau saya panggilkan?" Arios mengangguk lalu duduk di kursi ruang tamu.
Tak lama Zora turun, "Jadi?" tanyanya duduk di singel sofa.
Iya, tadi Arios ngechat dan ngajak goes sore. Ia sih ayok-ayok aja toh ia juga gabut.
"Jadilah, buru ganti baju Sonoh!" titahnya dengan tak tahu malunya memakan cemilan yang ada di meja tanpa disuruh.
"Yaudah tunggu," setelah itu Zora pergi kekamar untuk ganti baju.
Dia memilih crop top putih lalu di padukan dengan leggings berwarna hitam, lalu sepatu Keats putih dan topi ember hitam tak lupa tas selempang untuk mengantongi dompet dan hape.
Setelah rapi ia turun kebawah, lalu ia mendekati Arios yang langsung berdiri dari duduknya.
"Yok!" ajaknya tapi Arios malah diam di tempat menatapnya dengan tatapan datar, "Kenapa diam yang?" nah kumat -_-
Arios berjalan mendekatinya lalu dengan santai menjitak poni anti badai Zora membuat gadis itu mengaduh pelan.
"Mau apa hah? Mau jualan perut kerempeng kurang lemak ini?!" omelinya melepaskan jaket dan langsung di kenakan pada tubuh Zora lalu ia menyeletingkan jaket itu sampai leher.
Zora terdiam menatap pergerakan Arios yang sibuk merapikan jaket di tubuhnya.
"Nah, gini baru bagus. Ayok!" seru Arios menggenggam jemari tangan Zora dengan lembut lalu keluar bersama.
Zora masih diam tak menolak, hingga ...
"Tapi gue gerah yang, makanya gue milih pake baju india!" keluh Zora, tangannya akan membuka seleting jaketnya lagi tapi dicegah Arios.
"Milih pake ini atau gua cium?"
"Cium!" seru Zora cepat dan penuh semangat sambil tersenyum cerah.
Cup!
Arios benar-benar menciumnya tepat di pipi kanan membuat Zora tertegun.
"Jangan dilepas, atau gua beneran marah!" peringatinya seraya pergi terlebih dahulu menuju mobil untuk mengeluarkan sepeda, telinga dan pipinya bahkan sudah memerah malu dengan jantung yang berdebar kencang.
Gilaa lo apa-apaan sih Ar!!. Amuknya dalam hati.
Sedangkan Zora menyentuh pipinya dengan ekspresi yang masih shock, "ARIOS, TANGGUNG JAWAB GUE BAPERR BANGSATT!!" Zora berteriak mengagetkan Arios yang baru saja mau menutup pintu bagasi.
"JANGAN! LO GAK AKAN KUAT BIAR GUA AJA!" sahut Arios ikut berteriak lalu keduanya bertatapan, hening sesaat dan ...
"BWAHAHA!!" tawa keduanya seketika pecah, maid yang melihat itu diam. Perasaan mereka bercabang sekarang.
Mereka itu bingung karena perilaku keduanya yang gemesin bak sepasang kekasih, tapi dibuat heran juga karena sikap keduanya yang di luar firman -_-
Arios dan Zora akhirnya goes menuju taman kota, mereka sesekali balapan dan tertawa bersama, lalu keduanya goes berdampingan.
"Makan yuk," ajak Arios yang perutnya sudah mulai keroncongan.
"Ngemie aja enak kali ya?" usul Zora.
"Didepan ada Efmart, kita makan disana aja?"
"Oke!!" setuju Zora lalu keduanya goes menuju Efmart untuk mengisi perut.
***
Malamnya, Zora sudah rapih dan cantik karena ia akan makan malam bersama keluarganya yang akan pulang, juga ini adalah kali pertama ia akan bertemu dengan orang tua asli Zora setelah ia tinggal lima bulan di dunia ini.
Oh ya, katanya tadi kedua ortunya bakal pulang dan langsung otw kerestoran. Makanya hari ini ia berdandan dengan pakaiaan agak rapih.
Zora turun ke lantai utama untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir rapih di halam depan.
"Non, Nyonya dan Tuan sudah ada di bandara dan akan langsung menuju ke restoran flores,"
"Hm," dehemnya lalu ia masuk kedalam mobil yang siap membawanya kelokasi bersama satu supir.
Di dalam mobil, Zora menatap diam kearah jalan yang lumayan masih rame.
Ting.
Zora melirik ponselnya yang terdapat satu pesan dari nomor yang tak dikenal.
Unknow
Masih hidup ternyata, tapi tenang aja gue akan ngebuat apapun caranya agar lo cepat mati..
Itu pesan yang tertara di baner ponselnya, Zora terkekeh pelan.
"Lo akan tau gimana nekatnya seorang Agiska, dan lo akan tau sebenatar lagi," katanya memarkirkan mobilnya, lalu ia memakai kacamata hitam dan keluar dari mobil seraya melangkah masuk kedalam gedung tinggi yang megah.
Emang agak aneh sih si Zora ini, malem malem pake kacamata hitam, tapi jika naluri seorang Zora mengatakan itu keren ya udah tak bisa diganggu gugat lagi.
"Selamat datang di restaurant Flores, ada yang bisa saya bantu Nona?" tanya sang resepsionis.
"Meja 09," singkat Zora membuka kaca matanya.
"Mari saya antar."
♡🍀♡
Gimana tanggapan kalian, apa ada yang oleng?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M ZORA?
FantasíaCerita tentang Giska si buaya cap rawa-rawa yang transmigrasi ke tubuh figuran. ________ Cover by : @snowyEllncy