19.🐊

76.1K 10.4K 660
                                    


WARNING!!
MENGANDUNG ADEGAN SIKOPET!!

•••

Zora turun dari motor sportnya menuju rumah kecil yang sedikit terbengkalai, di sana ada dua penjaga.

"Dimana?"

"Mari Nona," ajak penjaga pada Zora agar mengikutinya masuk.

Zora mengikuti kedalam lalu berhenti tepat di depan rak buku, sang penjaga menekan buku merah yang ternyata tuas dari pintu rahasia.

Lalu keduanya menuruni tangga, ruangan di sini tak secerah di atas, bagaimanapun ini ruangan bawah tanah.

"Itu Nona," tunjuknya pada seorang gadis yang sudah tergeletak dengan kaki dan tangannya yang  dirantai.

"Nyalakan kameranya, siapkan semuanya!" titah Zora memakai topeng merahnya lalu masuk kedalam.

Saat semua siap, dengan tak berperasaan Zora menginjak tangan si gadis hingga dia mengerang kesakitan.

"ARGHH!!" Mata si gadis terbuka lebar, ia melihat seseorang yang menendangnya dengan takut.

"Hikss apa yang terjadi hikss!! SIAPA KAMU!!" teriaknya takut bahkan tubuhnya sudah mepet kearah tembok.

"Aku? Tentu saja malaikat maut mu," sahut Zora enteng seraya mengambil palu.

"Ja- jangan mendekat hikss ngok jangan mendekat!!" teriaknya semakin gemetar ketakutan saat Zora berjalan mendekat dengan palu di tangannya.

"Adora ...  Adora, lo taukan dia ngandekin lo dengan kata-kata manisnya?" tanya Zora berjongkok menatap wajah Adora yang sudah pias sepa.

Adora, tentu saja dia.

Karena bagaimana pun, hanya Adoralah yang akan membuat alurnya hancur. Karena Adora protagonis utama wanitanya bukan?

Zora tentu saja akan menepati omongannya untuk menghancurkan alur, yah hancur. Bahkan kalo bisa hancur sehancur hancurnya lewat ia membunuh Adora, persetan dengan butterfly effect nantinya.

Yang jelas, Zora ingin memberikan sebuah tantangan baru pada si penantang yang sangat menginginkan nyawanya itu.

"KAMU!! HIKSS ... TOLONGGG ... TOLONGG ... SESEORANG TOLONG AKU!!" teriak Adora semakin kalang kabut saat Zora tersenyum semakin lebar di balik topeng itu.

Ia tak tau, tadi siang sepulang sekolah ia tiba-tiba diculik lalu dirinya malah terbangun di sini, ia sungguh takut sekarang.

Mengapa di sini ada psikopat? Bukanya kata dia di dalam ceritanya tak ada genre ini?

Sungguh Adora percaya tak percaya dengan kata-kata dia yang mengatakan jika ini dunia novel.

Lalu dia mengatakan jika dia Authornya dan dirinya adalah pemeran utama ceweknya yang akan bahagia dengan Arhan si ketos yang amat tampan dan kaya.

Ia awalnya senang bukan main tapi sekarang ia sungguh meragukan jika ini dunia yang di bilang olehnya.

Bugh!

"ARGHHH!!" erang kesakitan Adora memenuhi ruangan yang senyap, Zora tertawa senang.

Akhh padahal dirinya sudah mau mengubur hobi anehnya ini, tapi melihat ada seseorang yang amat ingin dirinya mati ia jadi tak bisa menguburnya lagi.

Tau prinsip hidup Giska dulu?

Prinsip Giska dulu adalah, semakin di atur semakin gesit ia melanggar.

Setelah memalu jari jemari lentik Adora, ia mengambil golok, lalu berjalan kebelakang Adora.

Ia membuka topengnya seraya tersenyum lebar kearah Kamera dan.

Srat!

Ia menggorok leher Adora hingga Putus, Darah muncrat kemana-mana, bahkan sampai mengenai kamera.

Tawa Zora semakin melengking membuat para penjaga semakin takut dan ngeri.

Lalu ia mengambil kamera dan menyoroti dirinya dari dekat, "Lihat, ini yang lo takutkan selama gue gabung sama mereka 'kan? Haha gue baik kan? Sangking baiknya gue dengan senang hati langsung ngabulin ketakutan yang lo takutkan dari hadirnya gue di antara kalian~" kata Zora menyoroti tubuh Adora yang sudah naas tanpa kepala.

Setelah selesai ia mematikan kameranya lalu tertawa kecil seraya keluar dari ruangan itu.

"Bakar ruangannya," titah Zora lalu pergi dari sana menuju ruangan pribadinya.

Beruntung sekali ia membeli rumah ini, ia jadi mudah untuk melampiaskan hasratnya.

Setelah sampai di atas, ia langsung mandi dan membakar baju yang dipenuhi darah milik Adora.

Tangan rampingnya meraih kamera untuk mengambil memori di dalamnya, rencananya ia akan mengirim video itu pada si Author.

Setelah selesai mengirimnya, senyuman Zora tak dapat lagi ditahan.

"Teruslah menganggap ini dunia yang dapat lo atur," lirih Zora menatap dingin rekaman yang baru saja ia kirim kenomor yang mengirimnya ancaman kemarin malam saat dirinya akan makan bersama keluarga barunya.

Sedangkan di kamar, ada seseorang yang bergetar dengan peluh bening dan wajahnya yang langsung memucat saat menonton video itu.

Tangannya benar-benar gemetar, bahkan kakinya serasa lemas di tempat.

"G-gila!" gagapnya menyentuh jantungnya yang berdegup kencang.

Phobianya kambuh lagi! Sial mengapa ia harus memiliki phobia darah sih?!

"ZORA LO HARUS MATII SIALAN!!" teriaknya membating seluruh barang-barang yang ada di kamarnya.

Ia tak bisa diam saja, atau semua tokoh penting akan mati di tangan sisialan itu. Dia tak bisa menerima ini!

Cerita yang ia rangkai susah payah harus hancur dengan mudah? Haha ia tak akan membiarkan itu terjadi!

Yah tak akan pernah membiarkannya terjadi!

♡🍀♡

Masih ingat dengan gelagat zora di setiap ia tersenyum?

I'M ZORA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang