"Bagaimana?" tanya Zora pada bodyguard yang ia suruh menjaga dan memberi makan Arhan.
"Dia muntah-muntah dan tak ingin makan, lalu dia juga sudah empat kali mencoba bunuh diri dengan menjedotkan kepalanya ke tembok." Zora mengangguk mengerti lalu menatap Arhan yang kini masih membenamkan wajah di kedua lututnya.
"Sisa dagingnya?" tanyanya Lagi.
"M-masih cukup untuk makan satu minggu," gagap Bodyguard, Zora mengangguk ngerti.
"Satu minggu itu jadikan cukup untuk tiga hari, karna saya tak sabar untuk bermain dengannya," pinta Zora menatap Bodyguard yang kini sudah gemetar ngeri.
"B-baik Nona!"
"Oke, jangan memukulnya!" setelah mengatakan itu Zora beranjak pergi untuk pulang.
"Arhan apa kau menyukai dagingnya? Jika ia gue turut seneng, btw kalo dagingnya habis berarti waktu bernafas lo juga ikut habis," ucapnya tersenyum lebar menatap rumah kecil yang menjadi saksi ia membinasakan orang yang telah membunuh kedua orang tuanya.
***
Paginya Zora sudah stay di parkiran sekolah, dengan Via yang senantiasa berceloteh ria.
"Ra katanya ada ketua osis baru ya?" Zora menaikan sebelah alisnya tak tau.
"Serius? Emang Abang lo ngundurin diri gituh?"
"Gak tau, dia gak ada kabar. Gue juga males banget nyarinya, mau minta Bang Al nyari eh dia juga lagi sibuk sama tugasnya,"
"Eumm, lo suka Arios kah?" pertanyaan Zora mampu membuat Via menoleh dengan kaget.
"Eh anjirr!! Kata saha?"
"Nebak doang sih"
"Cih! Mana mau gue sama siipon goblok kaya dia!" cemohnya, jujur ia masih kesal karena kemarin ia ditinggal di taman sendirian.
"Acieee, kalo sukamah jujur aja pren~" goda Zora menaik turunkan alisnya membuat Via mengulum bibirnya menahan kesal.
"IHH GUE GAK SUKA DIA ZORAA!!"
"Eh itu orangnya," Zora menujuk ke gerbang depan, Via dengan cepat menoleh membuat Zora tertawa kencang.
"Apa bangsat!!" umpat Via merasa tertipu.
"Akhhh Via ku udah gede ternyata, udah kenal cinta-cintaan~" goda Zora membuat semburat merah muncul dipipi Via.
"Anjingg!! Gue gak suka diaaa! Dari pada harus suka sama dia gue lebih baik suka sama lo!!" kesalnya membuat Zora terkikik geki.
"Mau ngelesbong lo ma gue? Tapi tapi, tadi apa hayooo? Kata gue nih yaa kalo sukamah bilang nanti keburu diembat orang mampus lo!" goda Zora membuat Via semakin kesal.
"HEY ARIOS KATA SI VIA I LOVE YOU!!" teriak Zora kearah Arios yang baru saja keluar dari mobilnya.
"ZORA BANGSATT!! SETANNN!! SINI GAK LO!!" amuk Via mengejar Zora yang berlari kencang kedalam sekolahan.
"PFTTT BWAHAHAHA VIA UDAH GED–
BRUGHH!
Zora dan orang yang di tabraknya terjengkang, Via yang melihat itu tertawa kencang sampai mukul-mukul lantai. Para siswa/i menahan tawanya.
"Mampus Hahahaha anjing mampus lo bwahaha!!" puas Via terpingkal sampai lesehan di lantai.
"Awshhh, Darling kalo jalan hati-hati yaa!" peringati Zora membantu membereskan buku milik cogan yang tak pernah Zora lihat.
"Makasih," kata cowok itu tersenyum manis hingga dua dimpelnya terlihat.
Zora tertegun menatapnya, "Ganteng gilaa," gumamnya tanpa sadar tangannya sudah menyentuh pipi berdimpel itu.
"E-eh?" kaget si cogan.
Plakk!
"SADAR GOBLOK!!" tegur Via mengeplak tangan Zora membuat gadis itu tersadar.
Zora tersenyum kikuk, "Aduh jadi kebablasan, maaf ya Darling. Kalo gitu gue pergi dulu," pamit Zora menarik tangan Via kearah lift.
Sedangkan si cogan terdiam kaku di tempat.
"Sorry Broo, jangan dimasukin kehati yaa tu anak emang gitu," kata Arios yang menatap pemandangan barusan dengan hati sedikit panas.
"Ah- yaa!" kata si cogan seraya berdiri dari duduknya.
"Lo ketua osis + anak baru ya?" tanyanya, pasalnya ia belum melihat siswa berwajah yang yah lumayan ini.
"Gak, saya anak osis lama!" katanya lalu pergi dari sana meninggalkan Arios yang terdiam.
"Aneh," gumamnya.
♡🍀♡
Hah Endnya ni cerita kalo gak 30 ya 31, btww semangat puasanyaaaa babeee😘🍀
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M ZORA?
FantastikCerita tentang Giska si buaya cap rawa-rawa yang transmigrasi ke tubuh figuran. ________ Cover by : @snowyEllncy