••••
Di dalam ruangan UGD."Dok detak jantungnya melamah!!" seru sang suster.
"Pasien kehabisan banyak darah, dia membutuhkan darah bergolongan O!" kata Dokter.
"Kebetulan apa ini, stok darah itu akan sampai nanti sore," sahut suster satunya lagi.
"Tanyakan pada pihak keluarga untuk segera mendonorkan darahnya,"
"Baik dok!" sang suster akhirnya keluar dari ruangan itu untuk menanyakan pihak keluarga Zora.
Sesampainya di luar, ia menatap pemuda yang tengah mondar mandir.
"Maaf dengan keluarga pasien?" Aiden yang tengah mondar-mandir terhenti dan langsung mendekati sang suster.
"Bagaimana keadaan pacar saya sus?" tanya Aiden mencoba untuk tidak terlalu panik.
"Pas–" belum selesai suster bicara, sang Dokter tiba-tiba keluar dari ruangan, "Dok ada apa?"
Dokter itu menghela nafas berat, Aiden yang melihat itu sudah berdebar kencang, hatinya serasa sesak dan tak enak.
Dengan gemetar Aiden bertanya, "D-dok ke-kekasih saya? Kekasih saya baik-baik aja kan? Dia sudah tak kritis lagi kan?"
Tangannya terkepal erat guna memperkuat tubuhnya yang sudah lemas, ia tak ingin mendengar jawaban sang Dokter tapi ia harus mendengarnya.
Ia takut seklaigus penasaran.
Tuhan jika memang dia Cahayaku, tolong jangan renggut dia, aku mohon. Batin Aiden.
"Maaf, Tuhan lebih mencintainya, saya tidak bisa melawan kehendaknya meski saya telah berusaha keras. Segeralah kabarai keluarganya,"
Deg!
Jantungnya serasa berhenti, nafasnya serasa sesak. Apa ini? Pernyataan apa ini Dia bohong kan?
Dia bohong! Jelas Zora hanya kritis! Jelas-jelas nafas dan detak jantung Zora masih ada! Berani sekali dia mengatakan jika calon kekasihnya sudah tiada.
Grep!
"Jangan berbohong Dok!" ucap Aiden penuh penekanan, tangannya mencengkram erat kerah sang dokter.
Pikirnaya kosong, otaknya dipenuhi dengan omongan sang Dokter! Ia bisa gila jika itu nyata.
"Jangan seperti ini, saya tau anda tak bisa menerima, tapi alangkah baiknya anda menerima kenyataan" pungkas sang dokter melepaskan cengkraman itu, "saya permisi" pamitnya seraya pergi dari sana meninggalkan Adien yang terdiam.
Apa ini?
Ini bukan prank kan?!
Sayang, buankah kamu ingin ku panggil sayang? Saya mohon jangan bercanda. Batinya Aiden saat ingatannya flashback di taman tiga hari lalu.
Yang di mana hari pertama ia tertawa lepas karana lelucon Zora, yang di mana hatinya melemah dan hampir mempercayai Zora dan hari di mana Zora mempertanyakan rasanya.
Brak!
Aiden mendorong pintu UGD dengan kasar, ia masuk kedalam dengan jantung yang berdegup kencang.
Ia berharap ini hanya prank yang dijalankan gadis itu, bayangan di otaknya sekarang adalah, Zora yang tengah duduk dengan senyuman manis padanya lalu berkata 'PRANK!'
Namun naasnya itu hanya khayalannya saja saat matanya menangkap sesuatu yang membuatnya terdiam membeku.
Di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M ZORA?
FantasyCerita tentang Giska si buaya cap rawa-rawa yang transmigrasi ke tubuh figuran. ________ Cover by : @snowyEllncy