4.🐊

140K 16K 520
                                    

•••

Akhirnya perdebatan kecil yang menyita perhatian siswa/i itu selesai, dengan Dave ddk yang mengalah dan membiarakan cewek aneh tukang nyolot itu duduk di kursi mereka.

Yaa meskipun tidak rela, tapi sudahlah. Perut mereka sudah lapar. Kini keempat nya tengah makan dengan khidmat, namum tiba-tiba suara lembut menyapa telinga mereka berempat.

"Kak Dave, aku ikut duduk disini yaa?"

Keempatnya serempak mendongak, menatap cewe cantik dengan mata bulat dan pipi gembul serta tinggi badan yang pendek akan tetapi bohay.

Adora? Lebih cakepan gue kali. Batin Zora yang sudah tau dengan deskripsi Protagonis letoy ini.

Yah Adora, Protagonis yang bervisual gemoy, memiliki wajah bulat berkulit putih pucat dengan tinggi 150 dan tahi lalat di dagu serta bahenol.

"Sini duduk, minggir lo!" usir Dave pada Arios yang duduk disisinya.

"Ck!" Arios berdecak sebal seraya pindah kesisi Zora, jadilah kursi panjang yang muat tiga orang itu penuh.

Awalnya Zora duduk di sisi Erlan dan Dave dengan Arios. Tapi sekarang, Zora, Erlan, Arios, lalu Dave dan Adora bersebelahan tepat di depan mereka.

"Makasih yaa Kak," ucap Adora dengan  mata tertuju pada Zora, seolah mempertanyakan kenapa ada dia di sini.

Zora menaikan sebelah alisnya tanda bertanya 'apa?' Tapi memang pada dasarnya Dora itu buta dan budeg jadi gak ngerti maksud dari tatapannya apa.

"Gue sama kayak lo, kursi penuh jadi numpang!" malas Zora menjelaskan, ia risih ditatap tanya terus oleh Dora.

"Gosah sewot juga lo!" tegur Dave tak suka pada Zora karena Adoranya yang lembut dan manis di sewotin gitu.

"Lah? Suara gue emang gini! Gila aja gue harus ngejawab dengan suara di lembut-lembu–

"Makan! Berisik banget lo ngoceh mulu!" potong Erlan menyumpal mulut Zora dengan bakso.

Zora tak bergeming dan malah mengunyah dengan nikmat membuat Erlan nganga.

Ia kira ni cewe bakal ngomel atau apalah gitu, tapi taunya malah keenakan, "Dasar cewek gila!" gumamnya mendelik sinis pada Zora.

"Gue denger ya sat!"

"Yaa baguslah, itu berarti telinga lo masih berfungsi,"

"Kiww cooogaaan~ " goda Zora genit sambil mengedipkan sebelah matanya pada cogan yang akan melewatinya, bahkan Erlan berbicara saja tak ia hiraukan.

Cogan itu malah membalas kedipan Zora membuat Zora ambyar, "Arghh pegangin gue Ar!!" lemasnya dengan sebelah tangan kanan menyentuh dadanya dramatis lalu kepalanya bersandar pada pundak Arios.

Tak!

"Genitnya kebangetan lo!" cibir Arios menjitak kepala Zora yang tengah ambyar dibahunya.

"Awuuuhh ... Sat!! Gue ga minta di jitak ya!" keluhnya melirik sinis Arios.

"Lagian genit sih, masih mending dia ngejitak bukan ngebanting lo ke meja!" sambar Erlan dengan ekspresi datar.

"Kenapa gak lu banting aja sih Ar, kan lumayan ngobatin kegemasan ingin ngebanting dia," usul Dave yang sedari tadi mendengarkan, Zora meroling mata malas dan memilih kembali makan.

Sedangkan Adora yang tak biasanya di acuhkan pun mulai membuka suara, "Kak Zora tumben ke kantin? Biasanya Kakak suka langsung bolos ke kafe,"

"Tobat dek," sahut Zora yang geli dengan suara lembut Adora.

I'M ZORA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang